Tampilkan postingan dengan label Vaksin. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Vaksin. Tampilkan semua postingan

Daftar Harga Vaksin Imunisasi Lengkap Untuk Anak

 

pcare vaksin

Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan sudah memfasilitasi imunisasi rutin wajib di Indonesia, sehingga masyarakat tak perlu mengeluarkan biaya sepeserpun. Kendati begitu, tak semuanya mendapatkan subsidi dari pemerintah.

Beberapa rumah sakit atau klinik pun mematok harga vaksin jika dilakukan secara mandiri. Lantaran, vaksinasi yang mendapat subsidi hanya diadakan di puskesmas atau posyandu.

Baca juga:  Kata-Kata Dari Orang Tua Yang Diperlukan Anak Untuk Menjadi Sukses

Vaksinasi pada anak yang dilakukan di puskesmas atau posyandu berupa multi dose vial. Artinya, vaksinasi yang dapat dilakukan diberikan kepada banyak anak karena berisi sejumlah dosis.

Maka dari itu, vaksinasi di puskesmas atau posyandu sudah terjadwal. Hal ini bertujuan agar dosis dapat digunakan sampai habis sehingga tidak perlu dibuang.

Apabila jadwal vaksinasi di puskesmas atau posyandu terlewat, orangtua tak perlu khawatir karena tetap bisa melakukan imunisasi di rumah sakit atau klinik.

Berikut ini rincian jenis-jenis vaksinasi yang perlu diberikan pada anak dan diwajibkan oleh pemerintah beserta harganya.

1. Hepatitis B

Vaksin hepatitis B bertujuan untuk membentuk antibodi pada anak agar kebal pada virus yang bisa menyerang hati dan terhindar dari komplikasi yang mengintainya. Pemberian vaksin ini dilakukan sebanyak empat kali.

Terhitung sejak baru lahir kemudian dilanjut pada usia 2, 3, 4 bulan dengan estimasi harga sekitar Rp 325.000 untuk sekali vaksin. Jika ditotal maka vaksin hepatitis B membutuhkan biaya Rp 1,3 juta.

Baca juga: Anna Dzha Fatu Minal Iiman, Kebersihan Penting Tuk Cegah Penularan Penyakit Polio

2. Tuberkulosis (BCG)

Vaksin BCG hanya diberikan sekali ketika bayi berusia 3 bulan dengan estimasi biaya Rp 345.000. Manfaat dari vaksin ini untuk mencegah tuberkulosis yang dapat menyerang saluran pernapasan, saluran cerna, kelenjar getah bening dan ginjal.

3. Polio

Vaksinasi polio di Indonesia umumnya berbentuk tetes dan diberikan sebanyak empat tetes. Dimulai saat bayi baru lahir kemudian disambung ketika memasuki usia 2, 3, dan 4 bulan dengan estimasi biaya Rp 355.000. Jika diakumulasikan maka dana yang perlu dipersiapkan adalah Rp 1.420.000.

4. Campak

Vaksinasi campak diberikan pada usia 9 bulan, 18 bulan, dan 6 tahun dan sudah terintegrasi dengan vaksin MMR yang bisa mencegah terjadinya gondong, campak dan rubella. Campak sendiri adalah penyakit yang ditandai dengan gangguan pernapasan, diare sampai peradangan pada otak.

Apabila anak sudah melakukan vaksin MMR, maka ia cukup melakukan vaksin campak sebanyak dua kali di usia 9 bulan dan 18 bulan. Biaya yang diperlukan untuk vaksin campak sekitar Rp 425.000 dan vaksin MMR diangka Rp 685.000.

Baca juga:  Tips Penting Untuk Menjaga Mental Sang Bunda Yang Sedang Menyusui

5. DTP (Difteri, Tetanus, Pertusis)

Vaksin ini bertujuan untuk mencegah berbagai penyakit meliputi difteri, tetanus, pertusis (batuk rejan), tetanus, pneumonia, hepatitis B dan meningitis. Vaksin DTP wajib diberikan pada bayi sebanyak empat kali mulai usia 2, 3, 4, dan 18 bulan. Biaya yang perlu dipersiapkan untuk sekali vaksin DTP sekitar Rp 445.000.

 Nah, jadi itulah daftar harga vaksin imunisasi lengkap untuk anak. Jangan lupa cek artikel dan berita menarik lainnya di portal informasi Pcare Vaksin ini ya. Semoga bermanfaat. 

Share:

Pcare Vaksin Input Vaksin Zifivax Sebagai Booster Untuk Vaksin Sinovax Dan Sinopharm

pcare vaksin
 

    Puluhan ribu vaksin COVID-19 diterima oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Total ada 49.120 dosis vaksin COVID-19 jenis Zifivax. Vaksin COVID-19 itu akan didistribusikan ke 44 Puskesmas kecamatan di Jakarta.

"49.120 dosis Zivifax diterima oleh Dinkes DKI Jakarta dari Kemenkes RI pada 21 November 2022," tulis keterangan yang disampaikan melalui Instagram @dinkesdki, Selasa (22/11/2022).

Baca juga: Ketahui Vaksin Dengue Ampuh Cegah DBD

Zifivax merupakan vaksin COVID-19 dengan platform protein subunit rekombinan antigen berasal dari spike glikoprotein yang akan merangsang pembentukan antibodi terhadap COVID-19. Dinkes DKI menjamin jenis vaksin ini aman dan berkualitas.

"Untuk mendapatkan Zifivax, silahkan langsung datang ke 44 Puskesmas kecamatan DKI Jakarta," jelasnya.

Selain di 44 Puskesmas, Zifivax juga tersedia di Taman Lapangan Banteng setiap Senin-Minggu pukul 09.00-12.00 WIB sampai dengan 31 Desember 2022.

Meski begitu, Zifivax hanya dapat diberikan untuk vaksinasi dosis pertama, kedua dan ketiga orang yang sudah berusia 18 tahun ke atas. Sedangkan untuk suntikkan ketiga (booster) hanya bisa untuk penerima vaksin primer (vaksin 1 dan 2) Sinovac atau Sinopharm.

"Zifivax sudah dapat diinput di pcare vaksinasi program (bukan vaksinasi gotong royong) sebagai booster bagi Sinovac dan Sinopharm," imbuhnya.

Baca juga: Siapa Saja Yang Boleh Diberikan Vaksin Hepatitis B?

 Nah.. bagi yang belum melakukan vaksinasi booster, yuk segera menuju tempat penyedia vaksin booster untuk mendapatkan vaksin booster. Jangan lupa cek artikel dan berita menarik lainnya di portal informasi Pcare Vaksin ini ya. Semoga bermanfaat.

Share:

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan(DPKP) Kabupaten Tangerang menyiapkan 1.100 vaksin LSD

pcare vaksin

 Dikabarkan puluhan sapi terserang penyakit Lumpy Skin Disease (LSD), kini Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) telah menyiapkan 1.100 Vaksin LSD.

"Untuk pencegahan dan penanggulangan LSD gencar dilakukan pengobatan  dan vaksinasi LSD," ujar Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tangerang Asep Jatnika, Senin 27 Februari 2023. 

Baca juga: Perlu Kalian Tahu, Apa Itu Vaksin HPV

Lumpy Skin Disease (LSD) merupakan penyakit infeksius yang disebabkan oleh capripox virus yang termasuk family poxviridae. Virus itu juga dikenal dengan nama Neethling Virus.  

DPKP Kabupaten Tangerang mencatat sejak Desember 2022 hingga Februari 2023 sebanyak 47 sapi  terserang penyakit LSD. Kasus terus terjadi penambahan di dua wilayah yaitu di kecamatan Tigaraksa dan Solear. 

Asep mengatakan, sekitar 1.100 vaksin LSD telah disiapkan untuk diberikan ke ribuan ternak di Kabupaten Tangerang. Adapun sumber vaksin LSD itu dari Kementerian Pertanian RI melalui Dinas Pertanian Provinsi Banten sebanyak 800 dosis dan dari Corporate Social Responbility (CSR)  PT Tanjung Unggul Mandiri– Teluknaga  sebanyak 300 dosis.

Menurut Asep, proses vaksinasi LSD telah dimulai sejak 13 Februari lalu oleh tim vaksinator dari medik veteriner. 

"Pelaksana dan petugas inseminator pada radius 2km sampai 10 km dari daerah kasus," kata Asep. 

Hasil vaksinasi yang dilakukan pada 13-16 Februari, sebanyak 246 ekor sapi sudah tervaksin LSD. Ratusan sapi yang sudah divaksinasi itu berada di 5 desa di dua kecamatan, yaitu Desa Cileles di Kecamatan Tigaraksa, dan Desa Cikareo, Cireundeu, Cikuya dan Cikasungka di Kecamatan Solear.  

Hingga saat ini, lanjut Asep vaksinasi LSD masih terus berjalan. Hingga Senin, 27 Februari 2023, 401 ekor sapi telah divaksinasi. Ratusan sapi itu berada di beberapa kecamatan, yaitu Tigaraksa 118 ekor, Solear 128 ekor, Curug 6 ekor, Panongan 11, Sindang Jaya 59 ekor dan Legok 79 ekor. 

Selain vaksinasi Lumpy Skin Disease, DPKP Kabupaten Tangerang juga pengetatan pemeriksaan lalu lintas ternak dan produk ternak, menerapkan isolasi per kandang dan melaksanakan pengobatan terhadap ternak yang terpapar. 

"Kami mengimbau agar peternak tetap menjaga kebersihan kandang dengan dilakukan penyemprotan dengan disinfektan dan memberikan pakan ternak yang baik sehingga sapi tetap sehat," kata Asep.

 Maka kami himbau untuk para peternak sapi agar memberikan vaksin LSD ini kepada sapi mereka guna mencegah sapi kalian terserang penyakit LSD. Semoga bermanfaat.

Share:

Awas Demam Tifoid Bisa Menyerang Anak Anda!

pcare vaksin
 

Pcare Vaksin - Perlu para orang tua ketahui bahwa demam tifoid, atau yang lebih sering dikenal dengan sebutan tipes merupakan penyakit yang dapat terkena pada semua umur. Pada dasarnya, penyakit ini disebabkan oleh bakteri yang berkembang dalam usus bernama salmonella typhi yang biasanya bisa ditemukan pada makanan atau minuman yang telah terkontaminasi. Bakteri ini juga dapat ditularkan pada orang lain melalui makanan atau minuman yang telah terkontaminasi oleh urine atau feses penderita. 

Adapun penyakit tipes tidak sama dengan tifus/typhus. Bakteri penyebab penyakit tifus merupakan bakteri berjenis rickettsia typhi atau r. Prowazekii dan orientia yang dibawa oleh ektoparasit seperti kutu, tungau, atau caplak.

Baca juga:  Lahh, Vaksinasi Dan Imunisasi Itu Beda? Ini Penjelasannya

Demam berdarah merupakan penyakit yang tanda dan gejala penyakit ini sukar dikenali dengan segera karena gejalanya hampir sama dengan tifus

Orang dengan tifoid umumnya datang dengan demam non-spesifik yang makin parah setelah beberapa hari dan tidak ada perbaikan gejala dengan pengobatan suportif. Perlu dipastikan juga mengenai riwayat mengonsumsi makanan dan minuman yang kurang higienis serta paparan terhadap lingkungan dengan sanitasi yang buruk.

Gejala dapat bervariasi antar individu satu dengan individu lainnya, dari ringan yang tidak terdiagnosis, sampai gambaran klinis yang khas. Menurut beberapa penelitian, di daerah endemik tifoid, pasien tifoid kebanyakan adalah anak-anak di bawah 5 tahun, mengalami demam yang non-spesifik di mana secara klinis tidak jelas bahwa pasien anak ini terkena infeksi tifoid.

Dalam minggu pertama sakit, keluhan dan gejala yang muncul mirip dengan penyakit infeksi akut pada umumnya namun tifoid memiliki gejala klasik, yaitu:

  1. Demam yang timbul mengikuti pola stepladderfever, yaitu suhu tubuh yang naik kemudian turun pagi harinya tapi tidak mencapai suhu normal, kemudian berulang secara progresif. Akan tetapi, pola demam ini sudah jarang terlihat.
  2. Diaforesis atau berkeringat banyak setelah demam turun.
  3. Malaise
  4. Nyeri abdomen menyeluruh dan konstipasi
  5. Batuk kering dan sakit kepala bagian frontal kepala

Pada minggu kedua, keluhan dan gejala-gejala di atas bertambah intensitasnya dan mulai bermanifestasi dalam pemeriksaan fisik. Pada minggu ketiga, demam bertambah toksik, penderita mengalami anoreksia serta dapat mengalami diare pea soup, yaitu diare cair, kuning kehijauan dan berbau busuk.

Untuk melakukan diagnosis, dokter akan menanyakan gejala dan riwayat kesehatan pasien. Kemudian, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik seperti mengukur suhu tubuh, mengecek ruam pada kulit, dan menekan perut. Lalu, dokter juga akan melaksanakan beberapa pemeriksaan lanjutan seperti:

  • Tes darah, urin, dan feses
  • Aspirasi sumsum tulang
  • Tes widal
  • Tes IgM anti Salmonella

Bagaimana Cara Mengobati Demam Tifoid?

Secara umum, pengobatan demam tifoid akan tergantung dengan tingkat keparahannya. Beberapa kasus dapat dirawat di rumah secara mandiri dengan meminum antibiotik dari Dokter. Namun, ada pula kasus bergejala berat yang perlu dirawat di rumah sakit dan antibiotik diberikan melalui suntikan dan cairan infus. Hal terpenting bagi pasien adalah berobat terlebih dahulu untuk ditentukan derajat keparahan sakitnya.

Baca juga: Imunisasi Dasar Yang Wajib Untuk Anak

Pengobatan dilakukan dengan meminum obat yang disarankan dokter dan melakukan berberapa hal berikut ini:

  • Membatasi aktivitas terutama yang berat
  • Mendapatkan istirahat yang cukup
  • Makan sering namun dengan porsi yang sedikit
  • Mengonsumsi makanan rendah serat
  • Mencukupi kebutuhan minum air putih
  • Mencuci tangan secara rutin dengan air mengalir dan sabun
  • Melakukan imunisasi vaksin tifoid

 Nah jadi penting bagi kalian para orang tua, untuk segera bawa anak anda ke dokter sesegera mungkin jika mendapati anak demam lebih dari 3 hari. Ditakutkan anak anda terkena demam tifoid, sehingga dapat dilakukan pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut disana.

 

Share:

Dinkes Aceh Catat Total 1,1 Juta Anak Imunisasi Vaksin Polio Dosis Kedua

pcare vaksin
 

Pcare Vaksin - Selama pelaksanaan Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) polio, Dinas Kesehatan (Dinkes) Aceh mencatat sebanyak 1,1 juta anak usia 0-12 tahun sudah menerima dosis kedua imunisasi polio. 

“Saat ini sudah 1.118.431 anak usia 0 tahun sampai 12 tahun yang sudah diteteskan polio putaran kedua ini,”kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Aceh, Iman Murahman, Sabtu (25/2/2023).

Dijelaskan, pihaknya menargetkan 1.217.939 anak Aceh mendapat imunisasi polio dosis kedua, sebagai upaya melindungi anak dari penyakit lumpuh layu. Dari target tersebut, realisasi saat ini sudah mencapai, 91,8 persen.

Baca juga: Ketahui Manfaat Imunisasi Dasar Bagi Si Buah Hati

Kini, kata dia, petugas kesehatan di lapangan masih terus melakukan penetesan imunisasi polio dosis kedua kepada anak hingga batas waktu akhir Februari 2023, dengan target bisa mencapai 95 persen. 

“Target awal sampai akhir Februari 2023 bisa mencapai 95 persen,” kata Iman.

Hingga Jumat (24/2/2023) malam, hanya 10 daerah dengan capaian di bawah 95 persen, yaitu Banda Aceh 73,9 persen, Simeulue 74,9 persen dan Aceh Besar 75,75 persen, Lhokseumawe 83,6 persen, Aceh Selatan 89,2 persen, Nagan Raya 90,4 persen, Aceh Utara 91,1 persen, Pidie 92,7 persen, Pidie Jaya 93,5 persen dan Sabang 93,5 persen.

Sementara daerah lainnya dengan capaian sudah di atas 95 persen. Bahkan tiga daerah di antaranya sudah di atas 100 persen, seperti Aceh Singkil 100,2 persen, Gayo Lues 100,7 persen dan Kabupaten Bener Meriah 102,7 persen.

Baca juga: Pentingnya Vaksin Polio Untuk Anak

Sebelumnya, Iman menyebut, kendala di lapangan yaitu masih ada orang tua yang tidak langsung menerima anaknya mendapatkan imunisasi polio, sehingga perlu sosialisasi dan edukasi dari petugas agar masyarakat mengetahui pentingnya imunisasi untuk mencegah anak dari penyakit lumpuh layu.

Oleh karena itu kami himbau kembali kepada para orang tua agar tidak takut atau ragu untuk memberikan vaksin polio demi kesehatan dan tumbung kembang anak.  

Share:

Lahh, Vaksinasi Dan Imunisasi Itu Beda? Ini Penjelasannya

pcare vaksin
 

Pcare Vaksin - Pada dasarnya vaksinasi dan imunisasi itu serupa namun tak sama. Walaupun memiliki tujuan yang sama yaitu meningkatkan imun tubuh, nyatanya vaksinasi dan imunisasi itu berbeda loh.

Vaksinasi adalah proses pemberian vaksin dengan cara disuntikkan atau diteteskan ke dalam mulut untuk meningkatkan produksi antibodi guna menangkal penyakit tertentu. Sedangkan, imunisasi merupakan proses dalam tubuh agar seseorang memiliki kekebalan terhadap suatu penyakit.

Baca juga : Imunisasi Dasar Yang Wajib Untuk Anak

Imunisasi terbagi menjadi imunisasi aktif dan pasif. Vaksinasi termasuk dalam imunisasi aktif sebagai upaya memicu tubuh mengeluarkan antibodi terhadap penyakit tertentu.

Berbeda dengan imunisasi aktif, imunisasi pasif berarti tubuh diberikan antibodi dan bukan dipancing untuk menghasilkan ketahanan tubuh, misalnya dengan suntikan imunoglobulin.

Imunisasi aktif dapat bertahan lebih lama untuk jangka panjang hingga seumur hidup, sedangkan imunisasi pasif hanya bertahan dalam hitungan minggu hingga bulan.

Cara Kerja Vaksin di Dalam Tubuh

Selain memahami perbedaan vaksinasi dan imunisasi, penting memahami cara kerjanya. Vaksin yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui vaksinasi, umumnya mengandung virus atau bakteri yang telah dilemahkan, serta protein mirip bakteri yang diperoleh dari pengembangan di laboratorium.

Kandungan vaksin menimbulkan reaksi imunitas tubuh, yang dapat mempersiapkan tubuh untuk melawan serangan infeksi di kemudian hari. Proses ini merupakan proses imunisasi dalam tubuh.

Metode pemberian vaksin dalam imunisasi berbeda-beda. Sejumlah vaksin ada yang hanya diberikan sekali untuk seumur hidup dan ada juga yang perlu diberikan secara berkala agar kekebalan tubuh terbentuk dengan sempurna.

Meski lebih sering diberikan kepada anak-anak melalui imunisasi di puskesmas, sebetulnya vaksin bisa diberikan kepada orang dewasa sebagai bentuk imunisasi lanjutan, atau dengan jenis yang berbeda.

Setiap negara memiliki aturan masing-masing mengenai kewajiban melakukan imunisasi. Di Indonesia, setidaknya ada lima vaksinasi wajib yang harus diberikan melalui imunisasi, yaitu vaksin hepatitis B, polio, BCG, DTP dan campak. Di samping vaksin wajib tersebut, ada sejumlah vaksin yang direkomendasikan pemerintah, seperti:

  • Vaksin Hepatitis A
  • HPV
  • Varisela
  • MMR
  • Rotavirus
  • Influenza
  • Tifoid, dan lainnya.

Baca juga : Anak Takut disuntik? Ini Dia 10 Tips Agar Anak Tidak Takut Disuntik

Manfaat Imunisasi pada Anak

Perlu diketahui bahwa anak- anak yang mendapat imunisasi dasar lengkap memiliki risiko lebih besar terhindar dari penyakit berbahaya. Sebab, sistem kekebalan tubuhnya akan meningkat setelah mendapat imunisasi. Di samping itu, imunisasi juga berfungsi mencegah penularan suatu penyakit dari seseorang ke orang-orang di sekitarnya.

Untuk memaksimalkan efek imunisasi pada anak, usahakan untuk selalu memenuhi kebutuhan nutrisinya, baik melalui pemberian air susu ibu (ASI) dan makanan pendamping yang sehat. Selain itu, menjaga kebersihan diri dan lingkungan juga merupakan hal penting untuk dilakukan agar terhindar dari penyakit.

Nah untuk kalian para orang tua yang mempunyai anak yang belum mendapatkan imunisasi menyeluruh atau yang belum mendapatkannya sama sekali, kami sarankan untuk segera melengkapi imunisasi wajib untuk sang buah hati anda. Demi kesehatan dan tumbuh kembangnya ke depan ya. Semoga bermanfaat.

 

Share:

Kenali 2 Jenis Vaksin Influenza Yang Ada Di Indonesia

pcare vaksin

Pcare Vaksin - Kalian mungkin sudah tidak asing dengan vaksin influenza ini, namun apakah kalian tau ada dua jenis vaksin influenza di Indonesia saat ini yang diberikan melalui suntikan. Kedua jenis vaksin influenza tersebut, antara lain:

Vaksin Kuadrivalen

Vaksin influenza jenis Kuadrivalen mengandung 2 tipe virus influenza A dan 2 tipe virus influenza B. Vaksin ini dibuat untuk melengkapi perlindungan terhadap tipe virus influenza B yang lebih sedikit dalam vaksin Trivalen.

Vaksin flu Kuadrivalen bisa menjadi pilihan, karena vaksin ini memberi perlindungan terhadap virus yang lebih lengkap dan luas.

Baca juga : Mengetahui Pentingnya Vaksin Influenza Di Tengah Pandemi Covid-19 - Tujuan Dan Manfaat

Vaksin Trivalen

Vaksin ini hanya terdiri dari 3 jenis virus influenza tidak aktif, yaitu 2 tipe virus influenza A dan 1 tipe virus influenza B. Vaksin influenza Trivalen dibuat setiap tahun berdasarkan tipe virus influenza yang beredar di musim tertentu.

Vaksin influenza sudah bisa diberikan kepada anak, mulai dari usia 6 bulan. Bedanya dengan dosis dewasa, anak berusia 6 bulan sampai 8 tahun akan mendapatkan dosis pertama sebanyak 2 kali vaksinasi, dengan jarak pemberian 1 bulan. Setelah itu vaksinasi dilanjutkan satu tahun sekali.

Vaksin influenza bekerja dengan cara membangun antibodi dalam tubuh seseorang untuk melawan virus influenza. Vaksin influenza butuh sekitar 2 minggu untuk bekerja menciptakan antibodi dalam tubuh seseorang.

Di negara beriklim tropis seperti Indonesia, wabah flu bisa terjadi kapan pun. Oleh karena itu, tidak ada waktu tertentu untuk mendapatkan vaksin influenza. Bila dalam 1 tahun terakhir Anda belum mendapatkan vaksin ini, Anda bisa segera minta vaksin ini ke dokter.

Selain itu, vaksinasi COVID-19 juga dapat diberikan secara bersamaan dengan vaksin influenza tanpa interval waktu tertentu.

Agar penggunaan vaksin influenza efektif dan aman, Anda dianjurkan untuk berkonsultasi ke dokter sebelum melakukan vaksinasi. Beberapa vaksin influenza mengandung telur di dalamnya, sehingga tidak boleh diberikan kepada orang yang memiliki riwayat alergi berat atau anafilaktik terhadap telur.

Selain itu, vaksin ini juga tidak dianjurkan untuk diberikan pada orang yang sedang sakit berat, pernah mengalami reaksi alergi terhadap vaksin influenza sebelumnya, atau pernah mengalami sindrom Guillain-Barre setelah menerima vaksin influenza.

 

Share:

Mengetahui Pentingnya Vaksin Influenza Di Tengah Pandemi Covid-19 - Tujuan Dan Manfaat

pcare vaksin

Pcare Vaksin - Vaksin influenza penting untuk diberikan karena flu sangat mudah menyebar. Virus ini dapat menyebar melalui percikan air liur atau kontak dengan barang yang telah terkontaminasi virus. Meski merupakan penyakit ringan, flu nyatanya juga bisa menimbulkan masalah besar bagi sebagian orang.

Vaksin influenza merupakan vaksin yang mampu melindungi Anda dari penyakit flu. Vaksin ini sebaiknya diberikan setiap satu tahun sekali. 

Jika penyakit ini menyerang saluran pernapasan, gejala yang muncul bisa berupa batuk kering, demam, sakit kepala, pilek, nyeri otot, dan lemas. Gejala batuk bisa sangat parah dan bertahan hingga 2 minggu, bahkan menyebabkan kematian.

Tujuan Vaksin Influenza

Pemberian vaksin influenza bertujuan untuk mencegah flu, dan komplikasinya yang berpotensi serius  bagi orang yang berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi. Beberapa kelompok yang perlu mendapatkan vaksinasi tersebut, karena berisiko tinggi mengalami komplikasi, antara lain:

  • Orang yang berusia 65 tahun ke atas.
  • Orang yang memiliki kondisi kesehatan tertentu.
  • Wanita hamil.
  • Orang yang tinggal dengan seseorang yang berisiko tinggi mengalami infeksi parah  karena memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah. Contohnya seperti pengidap HIV, orang yang menjalani transplantasi, atau sedang menjalani pengobatan kanker, lupus, dan rheumatoid. 
  • Petugas kesehatan di garda terdepan.

Manfaat Vaksin Influenza 

Berikut manfaat mendapatkan vaksin influenza:

  • Mencegah terkena flu. Selama musim flu, vaksin influenza terbukti mengurangi risiko pergi ke dokter akibat flu sebesar 40-60 persen.
  • Mengurangi keparahan penyakit bila terpapar flu. Sebuah studi tahun 2021 menunjukkan bahwa di antara orang dewasa yang dirawat di rumah sakit karena flu, pasien yang sudah divaksinasi memiliki risiko 26 persen lebih rendah untuk masuk ke unit perawatan intensif (ICU), dan risiko kematian akibat flu 31% lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang tidak divaksinasi.
  • Mengurangi risiko rawat inap terkait flu. Vaksin influenza mencegah puluhan ribu rawat inap setiap tahun. 
  • Membantu orang-orang dengan kondisi kesehatan kronis tertentu, agar terhindar dari flu dan komplikasinya yang berbahaya.
  • Membantu melindungi ibu hamil dari flu, selama dan setelah kehamilan, serta membantu melindungi bayi mereka dari flu dalam beberapa bulan pertama kehidupan mereka.
  • Menyelamatkan nyawa anak-anak. Sebuah studi tahun 2022 menunjukkan bahwa vaksinasi flu mengurangi risiko anak-anak terkena influenza parah yang mengancam jiwa hingga 75 persen.
  • Turut menjaga kesehatan orang-orang di sekitar. Mendapatkan vaksinasi influenza tidak hanya melindungi diri sendiri, tapi juga orang lain di sekitar, terutama mereka yang lebih rentan terhadap penyakit flu serius.

Pentingnya Pemberian Vaksin Influenza

Meski biasanya hanya menimbulkan gejala ringan, flu juga bisa menyebabkan komplikasi serius. Menurut WHO, angka kejadian influenza yang berkomplikasi mencapai 5 juta kasus per tahun dan angka kematian mencapai 650.000 kasus di seluruh dunia.

Komplikasi akibat penyakit flu lebih berisiko terjadi pada kelompok berikut:

  • Anak berusia di bawah 5 tahun
  • Orang lanjut usia (lebih dari 65 tahun)
  • Wanita hamil
  • Penderita penyakit tertentu, seperti HIV/AIDS, penyakit jantung, paru kronis, dan asma

Oleh karena itu, WHO, IDAI, dan PAPDI merekomendasikan vaksin influenza untuk diberikan setahun sekali, terutama di masa pandemi COVID-19, kepada daftar kelompok orang yang berisiko di atas.

Beberapa komplikasi yang dapat terjadi meliputi pneumonia, gangguan sistem saraf pusat, dan gangguan jantung seperti miokarditis dan serangan jantung. Selain itu, flu juga bisa memperparah kondisi penyakit kronis, seperti asma, diabetes, dan gagal jantung kongestif.

Mengingat flu berpotensi menyebabkan komplikasi serius dan bahkan kematian, alangkah baiknya untuk melakukan langkah pencegahan terhadap penyakit ini.

Salah satu langkah yang tepat adalah pemberian vaksin influenza. Dengan pemberian vaksin ini, risiko Anda untuk terkena flu akan berkurang atau gejala penyakit flu yang Anda alami cenderung lebih ringan dibandingkan jika tidak mendapatkan vaksin.

Di tengah pandemi COVID-19 ini, pastinya pemberian vaksin influenza dianggap mampu mengurangi risiko terjadinya gejala infeksi virus Corona. Namun, Tetap saja bukan berarti pemberian vaksin ini bisa mencegah Anda terinfeksi virus Corona. Karena vaksin ini hanya bisa mencegah flu bukan corona. Semoga bermanfaat.

 

Share:

Jenis-Jenis Vaksin Polio Dan Berbedaannya

 

Vaksin Sehat - Polio tidak bisa kita sepelekan. Pasalnya, penyakit ini dapat menyebabkan kelumpuhan dengan kerusakan motor neuron pada cornu anterior dari sumsum tulang belakang akibat infeksi virus.

Selain menyerang sistem saraf, penyakit ini juga mudah menular. Itu sebabnya, sangat penting pemberian vaksin polio adalah hal krusial, khususnya untuk balita. Berikut ini Jenis-jenis Vaksin polio.

Jenis-jenis vaksin polio

Menurut DR. Dr. Eddy Fadlyana dari Fakultas Kedokteran UNPAD RS Hasan Sadikin Bandung, vaksinasi merupakan tindakan yang paling efektif dalam mencegah penyakit
polio.

"WHO Strategic Advisory Group of Experts pun merekomendasikan semua negara untuk memasukkan setidaknya satu dosis vaksinasi IPV ke dalam program vaksinasi rutin," ucapnya, dalam acara eduaksi virtual untuk menyambut hari polio sedunia, Sabtu (24/10/2020).

Data Litbang Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) juga melaporkan, pencegahan dan pemberantasan virus polio sebenarnya sangat mudah.

Hal itu dikarenakan adanya vaksin yang sangat bagus dan efektif, yaitu vaksin polio oral (OPV) dan vaksin polio inaktif (IPV).

Perbedaan OPV dan IPV

OPV terbuat dari virus polio yang dilemahkan dan diberikan secara oral. Sebaliknya, IPV terbuat dari virus polio yang dimatikan dan diberikan melalui suntikan atau injeksi.

Baik OPV atau IPV masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. 

- Kelebihan OPV:

  • harga terjangkau
  • mudah cara pemberiannya
  • dapat mengimunisasi secara alami kepada anak yang kontak dengan penerima vaksin
  • memberikan kekebalan humoral seumur hidup.

- Kekurangan OPV :

  • dapat menyebabkan kelumpuhan pada penerima vaksin (VAPP)
  • virus hidup dapat diekskresi lewat feces dan menularkan pada anak yang kontak dengan
  • penerima vaksin (kontak VAPP).
  • bisa kembali bermutasi menjadi ganas
  • tidak dapat digabung/dikombinasi dengan antigen/vaksin lain.
  • tidak dapat diberikan kepada anak yang immunodeficiency/immunocompromise.

Baca juga: Pentingnya Vaksin Polio Untuk Anak

- Kelebihan IPV:

  • memberikan serokonversi yang sangat tinggi.
  • pemberiannya dapat dikombinasi dengan antigen atau vaksin lain
  • virus yang digunakan sudah mati sehingga tidak memicu penularan
  • tidak menyebabkan kelumpuhan pada penerima vaksin
  • tidak akan menyebabkan virus bermutasi kembali.

- Kekurangan IPV:

  • harga mahal
  • pemberiannya lebih sulit karena harus disuntikkan
  • tidak dapat memberikan kekebalan alami kepada anak yang kontak dengan penerima
  • vaksin.

 

Share:

Pentingnya Vaksin Polio Untuk Anak

 

Vaksin Sehat -  Perlu Kalian para orang tua ketahui bahwa Polio atau poliomyelitis adalah salah satu penyakit yang mudah menular. Penyakit ini dapat menyerang pada usia berapa pun. Namun, penyakit ini paling sering menyerang anak-anak di bawah usia lima tahun.

Polio tidak bisa kita sepelekan. Pasalnya, penyakit ini dapat menyebabkan kelumpuhan dengan kerusakan motor neuron pada cornu anterior dari sumsum tulang belakang akibat infeksi virus.

Selain menyerang sistem saraf, penyakit ini juga mudah menular. Itu sebabnya, sangat penting pemberian vaksin polio adalah hal krusial, khususnya untuk balita.

Baca juga :Dinkes Aceh Catat Total 1,1 Juta Anak Imunisasi Vaksin Polio Dosis Kedua

Baru-baru ini kasus polio yang terjadi di Aceh menjadi pembelajaran berharga bagi Indonesia.

Padahal, Indonesia sudah bebas polio sejak 2014. Namun pada 2022 kembali ditemukan kasus polio.

Untuk itu, upaya vaksinasi untuk eradikasi semua virus polio perlu terus dilakukan secara berkelanjutan.

Sebab, kita masih berisiko terkena polio yang salah satunya dapat disebabkan transmisi orang ke orang dalam lingkungan.

Untuk itu, semua pemangku kepentingan harus bekerja sama untuk memastikan eradikasi semua virus polio secara global.

Share:

Ketahui Vaksin Dengue Ampuh Cegah DBD

 

Vaksin Sehat - Vaksin Dengue adalah vaksin untuk mencegah infeksi Dengue atau mengurangi resiko seorang anak terkena infeksi Dengue yang berat. Vaksin Dengue yang beredar saat ini adalah vaksin buatan Sanofi Pasteur yang telah menyelesaikan penelitian uji klinis fase III. Dr.Ari Prayitno,Sp.A(K) selaku tim anggota uji klinis vaksin Dengue di Indonesia menjelaskan, “Terdapat empat fase dalam tahapan uji klinis sebuah obat/vaksin. Fase III dilakukan utamanya untuk mengetahui efikasi (manfaat) dan keamanan vaksin Dengue. Fase IV adalah post-marketing surveillance yang merupakan pengamatan terhadap obat yang telah dipasarkan.”

Penelitian vaksin Dengue fase III sebenarnya sudah dilaksanakan sejak tahun 2011 di 2 tempat yaitu Amerika Latin dan Asia Tenggara termasuk Indonesia. Pada fase ini uji klinis dilakukan pada anak-anak dengan populasi besar. Di Asia Tenggara penelitian fase III akan berakhir tahun 2017, namun efikasi dan keamanan sudah dapat dilihat sejak tahun 2015. Berdasarkan penelitian terakhir tersebut didapatkan bahwa secara umum vaksin ini mempunyai efikasi 56,5 % dan vaksin Dengue ini dapat menurunkan resiko perawatan rumah sakit sebanyak 80% serta mengurangi resiko menderita Dengue yang berat sebesar  93% bila diberikan pada anak diatas usia 9 tahun. Selain itu, vaksin ini juga memiliki keamanan yang baik terbukti dengan tidak ditemukannya efek samping yang berat.

Pada bulan September tahun 2016 lalu, vaksin Dengue pertama di dunia tersebut mendapat persetujuan dari BPOM. Sejak saat itu, vaksin Dengue tetravalen sudah resmi beredar di Indonesia. Indonesia merupakan negara kedua di Asia yang BPOMnya telah memberi ijin edar vaksin dengue. Saat ini terdapat 10 negara di dunia yang telah menyetujui penggunaan vaksin Dengue di antaranya Indonesia, Filipina, Vietnam, Thailand, Malaysia, Brazil, Puerto Rico, Meksiko, Honduras, dan Kolombia.

Usia berapa vaksin Dengue diberikan?

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan vaksin ini memiliki hasil efikasi terbaik pada anak usia 9-16 tahun, sedangkan apabila diberikan di bawah usia 9 tahun akan meningkatkan resiko untuk dirawat karena infeksi dengue dan meningkatkan resiko mendapatkan dengue yang berat, khususnya pada anak dengan kelompok usia 2-5 tahun.

Jadi, vaksin Dengue dapat diberikan pada anak usia 9-16 tahun sebanyak 3 kali dengan jarak pemberian 6 bulan. Pemberian vaksin juga dapat dimulai kapan saja sejak anak berusia 9 hingga 16 tahun.

Jika anak sudah pernah terkena infeksi Dengue, perlukah vaksin Dengue?

Vaksin Dengue tetap dapat diberikan walaupun anak sudah pernah mengalami infeksi Dengue. Mengapa? Hal ini dikarenakan pada saat anak terinfeksi Dengue, hampir tidak mungkin anak tersebut terinfeksi 4 serotipe virus sekaligus. Biasanya anak hanya terkena satu serotipe virus saja pada satu kali infeksi. Dengan pemberian vaksin Dengue yang mengandung 4 serotipe, anak yang sudah terinfeksi akan tetap membentuk kekebalan terhadap serotipe lain yang belum menginfeksi anak tersebut.

Di mana mendapatkan vaksin dengue?

Karena vaksin Dengue belum masuk ke dalam program imunisasi nasional maka saat ini vaksin tersebut belum terdapat di Puskesmas. Saat ini, vaksin hanya terdapat pada klinik/rumah sakit terdekat atau pada praktek dokter anak swasta. Harga vaksin masih cukup mahal yaitu sekitar 1 juta rupiah per 1 kali pemberian vaksin. Namun, harga tersebut relatif lebih murah bila dibanding dengan biaya perawatan anak di RS jika terkena demam berdarah apalagi jika harus dirawat intensif di ICU.

Share:

Pentingkah Vaksin Demam Berdarah?

 

Vaksin Sehat - Penyakit DBD memiliki beberapa gejala, seperti demam tinggi, ruam di kulit, nyeri tulang atau otot, dan sakit kepala di bagian belakang mata. Pada kasus yang parah, penyakit ini bisa memicu perdarahan yang dapat mengancam nyawa.

Fakta Vaksin Demam Berdarah

Vaksin demam berdarah yang telah tersedia adalah vaksin CYD-TDV (dengvaxia). Vaksin ini berisi virus dengue tetravalen yang telah dilemahkan. Tetravalen artinya vaksin tersebut dapat membentuk kekebalan tubuh terhadap 4 tipe virus dengue yang beredar, yaitu virus dengue serotipe 1–4.

Vaksin ini telah mendapatkan izin edar di beberapa negara endemik demam berdarah dan biasanya diberikan 3 kali dengan jarak waktu penyuntikan 4–6 bulan.

Efektivitas dan Syarat Pemberian Vaksin Demam Berdarah

Sebelum memutuskan untuk mendapatkan vaksin demam berdarah guna mencegah penyakit DBD, ada beberapa hal terkait vaksin demam berdarah yang perlu Anda ketahui, yaitu:

1. Lebih aman untuk anak usia 9 tahun ke atas dan orang dewasa

Data dari beberapa penelitian klinis memperlihatkan adanya penurunan risiko terjadinya demam berdarah yang parah dan perawatan di rumah sakit pada anak usia di atas 9 tahun yang diberi vaksin.

Namun, jika vaksin demam berdarah diberikan pada anak usia di bawah 9 tahun, justru dapat meningkatkan risiko terkena demam berdarah berat. Oleh karena itu, jenis vaksin ini hanya dianjurkan pada orang yang berusia antara 9–45 tahun.

2. Hanya efektif pada kelompok tertentu

Vaksin demam berdarah terbukti aman dan cukup efektif bagi orang yang sudah pernah mengalami infeksi virus dengue sebelumnya. Namun, justru meningkatkan risiko terkena penyakit demam berdarah pada orang yang belum pernah terinfeksi virus dengue.

Oleh karena itu, WHO menyarankan agar negara-negara yang ingin menggunakan vaksin ini harus mempunyai sistem screening atau deteksi dini infeksi dengue yang akurat. Hal ini untuk menghindari orang yang belum pernah terinfeksi virus demam berdarah ikut tervaksin.

Namun, kenyataannya, tidak mudah untuk memastikan apakah seseorang sebelumnya sudah pernah terkena demam berdarah atau belum. Hal ini karena demam berdarah terkadang tidak menunjukkan gejala khas atau bahkan tidak bergejala sama sekali.

3. Tidak mampu mencegah sepenuhnya

Vaksin demam berdarah memang memberikan perlindungan yang cukup baik bagi mereka yang sudah pernah terkena demam berdarah sebelumnya. Namun, perlindungan ini tidak bersifat total.

Pada beberapa kasus, orang yang sudah pernah terkena demam berdarah masih bisa mengalaminya lagi, meski sudah mendapatkan vaksin.

4. Harganya mahal

Di Indonesia, vaksin demam berdarah termasuk vaksin yang masih baru. Kisaran harga vaksin ini cukup mahal, yaitu sekitar 1 juta untuk setiap dosis penyuntikan. Sedangkan,  dosis rekomendasi vaksin demam berdarah adalah 3 kali penyuntikan.

Oleh karena itu, Anda perlu mempersiapkan biaya yang cukup tinggi untuk mendapatkan vaksin ini. Lagi pula, ketersediaan vaksin demam berdarah masih terbatas dan hanya dapat diperoleh di rumah sakit atau praktik dokter anak pribadi.

Hal lain yang perlu Anda ingat adalah upaya pemberantasan sarang nyamuk dan pencegahan gigitan nyamuk tetap menjadi langkah utama. Vaksinasi tanpa disertai berbagai upaya tersebut tidak akan efektif dalam mencegah penyakit demam berdarah.

Gunakan pakaian tertutup saat berada di area yang banyak nyamuk atau gunakan losion pengusir nyamuk. Pastikan juga untuk rutin menguras wadah berisi air dan mengeringkan genangan air di lingkungan rumah agar nyamuk tidak bersarang.

Vaksin demam berdarah yang ada saat ini memang dapat menurunkan risiko infeksi virus dengue di negara-negara dengan angka kasus demam berdarah tinggi. Namun, hal ini hanya dapat tercapai jika vaksin digunakan dengan benar.

Namun perlu kalian ketahui bahwa pemberian vaksin demam berdarah hanya disarankan ketika manfaatnya lebih besar dari risikonya. Oleh karena itu, Anda perlu konsultasi ke dokter lebih dulu jika ingin mendapatkan vaksinasi demam berdarah untuk memastikan bahwa Anda cocok dan boleh menerima vaksin tersebut. Semoga Bermanfaat.

 

Share:

Siapa Saja Yang Boleh Diberikan Vaksin Hepatitis B?

 


Pada Kesempatan kali ini Vaksin Sehat akan memberikan info siapa saja yang boleh diberikan vaksin hepatitis B. Hepatitis B sendiri adalah penyakit hati yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B (HBV). Hepatitis B akut (jangka pendek) dapat menimbulkan berbagai gejala yang tidak nyaman pada tubuh, seperti demam, kelelahan, kehilangan nafsu makan, mual, muntah, dan penyakit kuning. Sedangkan, hepatitis B kronis (jangka panjang) dapat mengembangkan gejala yang lebih serius dan memicu timbulnya sirosis hati, kanker hati, hingga kematian. Maka dari itu cara mengurangi atau mencegah resiko penularan virus hepatitis B, maka diberikan vaksinasi. Apa itu vaksin hepatitis B dan siapa yang dapat menerimanya? Simaklah penjelasan di bawah ini.

Vaksin Hepatitis B

Vaksin hepatitis ini biasanya akan diberikan sebanyak 2, 3, atau 4 kali dosis atau suntikan. Vaksin ini merupakan vaksin yang aman dan efektif bahkan untuk seseorang dengan usia di atas 40 tahun, penderita obesitas, perokok, dan beberapa masalah kesehatan lainnya. Vaksin ini direkomendasikan oleh World Health Organization (WHO) dan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) untuk diberikan kepada semua bayi yang baru lahir dan anak-anak dengan usia di bawah 18 tahun.

Vaksin juga direkomendasikan untuk orang dewasa yang mengidap diabetes serta orang-orang dengan risiko tinggi penularan virus hepatitis B. Vaksin ini dipercaya mampu untuk memberikan perlindungan pada seseorang seumur hidupnya, termasuk timbulnya penyakit hati kronis lainnya. Vaksin ini juga dikenal sebagai vaksin “anti-kanker” karena virus hepatitis B merupakan penyumbang utama penyakit kanker hati di seluruh dunia.

Vaksin Hepatitis B Bayi

Vaksin hepatitis pada bayi perlu diberikan 24 jam setelah kelahirannya dan akan dilanjutkan dengan dosis-dosis berikutnya. Dosis pada bayi dapat diberikan pada usia 8, 12, dan 16 minggu setelah lahir dengan total 3 dosis. Ada juga yang diberikan pada usia 4, 8, 12, dan 16 minggu dengan total 4 dosis. Hal ini perlu dilakukan karena virus hepatitis B pada bayi akan sangat berbahaya jika tidak segera ditangani, terutama pada ibu hamil yang telah terinfeksi lebih dulu.

Ibu hamil perlu untuk melakukan tes darah hepatitis B secara rutin sebagai bentuk perawatan antenatal mereka. Bayi dengan ibu yang memiliki hepatitis B akan diberikan suntikan HBIG saat lahir (dosis di atas vaksinasi hepatitis B) untuk memberikan perlindungan terhadap infeksi virus. Semua bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi hepatitis B harus mengikuti tes atau pengecekan pada usia 1 tahun guna mengetahui apakah mereka telah terinfeksi atau tidak. Jika iya, bayi akan lebih rentan untuk mengembangkan penyakit hepatitis B kronis.

Penerima Vaksin Hepatitis B

Penerima vaksin hepatitis B merupakan orang-orang yang memiliki risiko tinggi terinfeksi virus hepatitis B. Ada beberapa kelompok pasti yang direkomendasikan oleh CDC untuk diberikan dosis vaksinasi, yaitu:

  • Seluruh bayi yang baru saja dilahirkan
  • Semua anak-anak dengan usia di bawah 19 tahun dan belum pernah divaksinasi
  • Pasangan atau orang-orang yang aktif secara seksual dan memiliki lebih dari 1 pasangan (monogami), baik wanita dan pria atau sesama jenis
  • Para pengguna narkoba dengan cara disuntikan
  • Seluruh pekerja kesehatan dan keselamatan public yang berisiko terpapar oleh darah
  • Penderita penyakit ginjal stadium akhir, pasien pra-dialisis, hemodialisis, dialisis peritoneal, dan dialisis di rumah
  • Penghuni dan staf fasilitas untuk penyandang disabilitas perkembangan
  • Para pelancong dan keluarga yang berasal dari negara-negara, seperti Asia, Afrika, Amerika Selatan, Kepulauan Pasifik, Eropa Timur, dan Timur Tengah
  • Orang dengan hepatitis C, infeksi HIV, dan penderita diabetes pada rentan usia 19-59 tahun

Semua orang memiliki kemungkinan untuk tertular dan menularkan virus hepatitis B. Maka dari itu, penting untuk setiap orang yang sadar akan kesehatan menjadwalkan vaksinasi hepatitis B. Jumlah pemberian dosis pada setiap orang kemungkinan juga akan berbeda, bisa 2, 3, atau 4 kali. Hal ini perlu untuk dikonsultasikan kepada dokter yang berkaitan.

 

 

Share:

Pentingnya Vaksin Hepatitis B Untuk anak


 Vaksin Sehat - Vaksin hepatitis B adalah vaksin untuk mencegah infeksi virus hepatitis B (HBV). Vaksin hepatitis B merupakan salah satu jenis vaksinasi yang wajib pada anak.

Vaksin hepatitis B mengandung antigen permukaan virus hepatitis B (HBsAg) yang sudah dinonaktifkan. Vaksin ini bekerja dengan cara merangsang sistem kekebalan tubuh agar menghasilkan antibodi untuk melawan virus.

Virus hepatitis B dapat ditularkan melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh dari penderita hepatitis B. Virus hepatitis B yang menetap dan bertahan dalam tubuh seseorang dapat menjadi berlanjut menjadi penyakit kronis dan menimbulkan komplikasi yang berbahaya, seperti sirosis dan kanker hati

Vaksin hepatitis B disuntikkan ke otot (intramuskular/IM). Penyuntikan vaksin ini dilakukan oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter di fasilitas kesehatan.

Vaksinasi akan ditunda jika saat pemeriksaan Anda demam atau diketahui sedang menderita penyakit infeksi akut. Pemberian vaksin hepatitis B akan dilakukan sebanyak 3 kali. Ikuti jadwal penyuntikan vaksin yang diberikan oleh dokter. Pemeriksaan titer antibodi pascavaksinasi bisa dilakukan pada 1–3 bulan setelah vaksinasi terakhir.

Jangan sampai anak anda melewatkan vaksin hepatitis B, dikarenakan sangat penting untuk kesehatan dan perkembangan anak anda. Jika anak anda belum melakukan imunisasi hepatitis B, anda sebagai orang tua bisa membawa anak anda ke tempat penyedia layanan kesehdatan untuk melakukan imunisasi disana. .

 

Share:

Imunisasi Dasar Yang Wajib Untuk Anak

 


 Vaksin Sehat kali ini akan membagikan informasi terkait apa saja imunisasi dasar yang wajib untuk si buah hati. Memiliki keluarga sehat adalah impian semua keluarga, terutama kesehatan bagi Sang buah hati. Dan imunisasi adalah cara yang terbukti ampuh dalam mencegah penyakit menular. Dengan melakukan imunisasi pada anak, kita dapat melindungi Sang buah hati karena bayi dan balita sangat rentan terhadap penyakit tertentu.

Di Indonesia, Kementerian Kesehatan telah menerapkan imunisasi rutin lengkap untuk anak usia 0-18 tahun. Oleh karena itu, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menerbitkan rekomendasi jadwal imunisasi berdasarkan hasil perkembangan penelitian imunisasi secara global.

Pengertian Vaksin dan Jenis Imunisasi Anak

Vaksin berisikan kuman yang dimatikan atau dilemahkan hingga tidak dapat membuat tubuh sakit. Vaksin merangsang sistem kekebalan pada tubuh untuk menghasilkan antibodi. Sehingga tubuh akan kebal terhadap suatu penyakit tanpa harus tertular penyakit tersebut terlebih dahulu. Tidak seperti obat yang berfungsi untuk menyembuh, vaksin adalah cara untuk mencegahnya.

Indonesia memiliki konsep imunisasi rutin lengkap yang dibagi menjadi imunisasi dasar dan imunisasi lanjutan. Pelaksanaan imunisasi ini dibagi berdasarkan usia anak. Imunisasi dasar pada anak adalah langkah pencegahan utama dan imunisasi lanjutan berfungsi untuk menjaga imunitas agar tetap optimal seiring bertambahnya usia.

Tujuan Imunisasi

Ketika anak sudah mendapatkan imunisasi, tubuh akan lebih mampu menghadapi dan mengalahkan infeksi penyakit. Dan saat sejumlah orang dalam suatu kelompok telah kebal terhadap penyakit, akan semakin sulit bagi penyakit itu untuk menyebar dan menular kepada orang yang belum diimunisasi. Hal ini yang disebut sebagai herd immunity atau kekebalan kelompok.

Jadwal Imunisasi Anak

Mengutip dari situs resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), berikut jadwal imunisasi dasar lengkap untuk anak usia 0-18 tahun:

Jadwal Imunisasi IDAI 2020

Sumber: https://www.idai.or.id/tentang-idai/pernyataan-idai/jadwal-imunisasi-idai-2020

Keterangan:

  • Vaksin Hepatitis B (HB) monovalen : sebaiknya diberikan kepada bayi segera setelah lahir sebelum berumur 24 jam, didahului penyuntikan vitamin K1 minimal 30 menit sebelumnya. Bayi dengan berat lahir kurang dari 2000g, imunisasi hepatitis B sebaiknya ditunda sampai berumur 1 bulan atau lebih, kecuali ibu HBsAg positif dan bayi bugar berikan imunisasi HB segera setelah lahir tetapi tidak dihitung sebagai dosis promer. Bayi lahir dari ibu HBsAg positif, segera berikan vaksin HB dan immunoglobulin hepatitis B(HBlg) pada ekstremitas yang berbeda, maksimal dalam 7 hari terakhir setelah lahir. Imunisasi HB selanjutnya diberikan bersama DTwP atau DTaP.
  • Vaksin polio 0 (nol) : sebaiknya diberikan segera setelah lahir. Apabila lahir di fasilitas kesehatan berikan bOPV-0 saat bayi pulang atau pada kunjungan pertama. Selanjutnya berikan bOPV atau IPV bersama DTwP atau DTaP. Vaksin IPV minimal diberikan 2 kali sebelum berumur 1 tahun bersama DTwP atau DTaP.
  • Vaksin BCG : sebaiknya diberikan segera setelah lahir atau segera mungkin sebelum bayi berumur 1 bulan. Bila berumur 3 bulan atau lebih,BCG diberikan bila uji tuberculin negative. Bila uji tuberculin tidak tersedia, BCG dapat diberikan. Bila timbul reaksi local cepat pada minggu pertama dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk diagnosis tuberculosis.
  • Vaksin DPT : dapat diberikan mulai umur 6 minggu berupa vaksin DTwP atau DTaP. Vaksin DTaP diberikan pada umur 2,3,4 bulan atau 2,4,6 bulan. Booster pertama diberikan pada umur 18 bulan. Booster berikutnya diberikan pada umur 5-7 tahun atau pada program BIAS kelas 1. Umur 7 tahun atau lebih menggunakan vaksin Td atau Tdap. Booster selanjutnya pada umur 10-18 tahun atau pada program BIAS kelas5. Booster Td diberikan setiap 10 tahun.
  • Vaksin pneumokokus (PCV) : diberikan pada umur 2,4 dan 6 bulan dengan booster pada umur 12 – 15 bulan. Jika belum diberikan pada umur 7-12 bulan, berikan PCV 2 kali dengan jarak 1 bulan dan booster setelah umur 12 bulan dengan jarak 2 bulan dari dosis sebelumnya. Jika belum diberikan pada umur 1-2 tahun, berikan PCV 2 kali dengan jarak minimal 2 bulan. Jika belum diberikan pada umur 2-5 tahun, PCV10 diberikan 2 kali dengan jarak 2 bulan, PCV13 diberikan 1 kali.
  • Vaksin rotavirus monovalen : diberikan 2 kali, dosis pertama mulai umur 6 minggu, dosis kedua dengan interval minimal 4 minggu harus selesai pada umur 24 minggu.
  • Vaksin rotavirus pentavalen : diberikan 3 kali, dosis pertama 6-12 minggu, dosis kedua dan ketiga dengan interval 4 sampai 10 minggu, harus selesai pada umur 32 minggu.
  • Vaksin influenza : diberikan mulai umur 6 bulan, diulang setiap tahun. Pada umur 6 bulan sampai 8 tahun imunisasi pertama 2 dosis dengan interval minimal 4 minggu. Umur > 9 tahun, imunisasi pertama 1 dosis.
  • Vaksin MR/MMR : pada umur 9 bulan berikan vaksin MR. Bisa sampai umur 12 bulan belum mendapat vaksin MR, dapat diberikan MMR. Umur 18 bulan berikan MR atau MMR. Umur 5-7 tahun berikan MR (dalam program BIAS kelas 1) atau MMR.
  • Vaksin Japanese encephalitis (JE) : diberikan mulai umur 9 bulan di daerah endemis atau yang akan bepergian ke daerah endemis. Untuk perlindungan jangka panjang dapat diberikan booster 1-2 tahun kemudian.
  • Vaksin varisela : diberikan mulai umur 12-18 bulan. Pada umur 1-12 tahun diberikan 2 dosis dengan interval 6 minggu sampai 3 bulan. Umur 13 tahun atau lebih dengan interval 4 sampai 6 minggu.
  • Vaksin hepatitis A : diberikan 2 dosis mulai umur 1 tahun, dosis ke-2 diberikan 6 bulan sampai 12 bulan kemudian.
  • Vaksin tifoid polisakarida : diberikan mulai umur 2 tahun dan diulang setiap 3 tahun.
  • Vaksin human papilloma virus (HPV) : diberikan pada anak perempuan umur 9-14 tahun 2 kali dengan jarak 6-15 bulan (atau pada program BIAS kelas 5 dan 6). Umur 15 tahun atau lebih diberikan 3 kali dengan jadwal 0,16 bulan (vaksin bivalen) atau 0,2,6 bulan (vaksin quadrivalent).
  • Vaksin dengue : diberikan pada anak umur 9-16 tahun dengan seropositive dengue yang dibuktikan adanya riwayat pernah dirawat dengan diagnosis dengue (pemeriksaan antigen NS-1 dan atau uji serologis IgM/IgG antidengue positif) atau dibuktikan dengan pemeriksaan serologi IgG anti dengue positif.

  Jika buah hati anda belum melakukan imunisasi rutin, kami sarankan untuk segera membawa buah hati anda ke tempat penyedia layanan kesehatan terdekat agar segera mendapatkan imunisasi disana.

 

Share:

Kemenkes Resmi Tambah 3 Jenis Vaksin Imunisasi Rutin Untuk Anak

 


Vaksin Sehat - Pada tahun 2022 lalu Kementerian Kesehatan melakukan penambahan jumlah imunisasi rutin wajib di Indonesia, dari 11 vaksin menjadi 14 vaksin. Imunisasi rutin merupakan program pemerintah yang berarti masyarakat tidak perlu mengeluarkan biaya untuk mendapatkan vaksin tersebut, termasuk vaksin Human Papilloma Virus (HPV).

11 jenis vaksin yang sebelumnya digunakan antara lain :

1. Imunisasi dasar lengkap pada bayi usia 0-11 bulan

    1 Bulan : BCG Polio 1, mencegah penularan tuberculosis dan polio
    2 Bulan : DPT-HB-Hib 1 Polio 2, mencegah polio, difteri, batuk rejan, retanus, hepatitis B,                                    meningitis,       & pneumonia
    3 Bulan : DPT-HB-Hib 2 Polio 3
    4 Bulan : DPT-HB-Hib 3 Polio 4
    9 Bulan : Campak, mencegah campak

2. Imunisasi lanjutan bayi usia 18-24 bulan

Imunisasi DPT-HB-Hib 1 dosis, berfungsi untuk mencegah penyakit difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, pneumonia, dan meningitis

Imunisasi campak rubella 1 dosis

3. Imunisasi lanjutan anak sekolah dasar pada program tahunan Bulan Imunisasi Nasional

Imunisasi campak rubella dan DT pada anak kelas 1
Imunisasi tethanus diphteria td pada anak kelas 2 dan kelas 5

Adapun penambahan 3 imunisasi adalah; vaksin Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV), vaksin Rotavirus, dan vaksin Human Papilloma Virus (HPV).

Vaksin PCV bertujuan untuk mencegah penyakit radang paru, radang selaput otak, radang telinga yang disebabkan oleh bakteri Pneumokokus.Vaksin Rotavirus untuk mencegah diare berat dan komplikasinya yang disebabkan oleh virus Rota. Sementara vaksin HPV untuk mencegah kanker leher rahim (kanker serviks) pada wanita.

Vaksin PCV mulai tahun 2022 lalu diberikan secara nasional. Vaksin HPV pada tahun ini juga diberikan di 131 kabupaten/kota di 8 provinsi, terdiri dari 4 provinsi di pulau Jawa dan 4 provinsi di luar pulau Jawa (Provinsi DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, dan Bali).

Direncanakan pada tahun 2023 sudah dilaksanakan di seluruh provinsi dan kabupaten/kota.

Sementara itu, imunisasi dengan vaksin Rotavirus akan dimulai pada tahun 2022 di 21 kabupaten/kota yang mewakili tiap pulau, dan akan diberikan secara nasional di tahun 2024.

Semua program imunisasi yang menjadi bagian dari program imunisasi rutin wajib akan dibebaskan dari tanggungan biaya, dalam kondisi dan persyaratan tertentu.

Misalnya untuk vaksin HPV diwajibkan kepada anak perempuan kelas 5 dan 6 SD. Hal ini dilaksanakan dalam program kegiatan Bulan Imunisasi Anak sekolah (BIAS) yang dilaksanakan pada bulan Agustus setiap tahunnya.

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan imunisasi merupakan cara yang paling tepat dan murah untuk mencegah kematian ibu dan anak.

 Jika buah hati anda belum mendapatkan 3 jenis vaksin imunisasi rutin di atas, kami sarankan untuk segera membawa buah hati anda ke tempat penyedia layanan kesehatan terdekat agar segera mendapatkan imunisasi disana.

Share:

Ketahui Usia Yang Tepat Untuk Melakukan Vaksin HPV


Vaksin Sehat - Perlu Kalian tahu waktu atau usia yang paling tepat untuk vaksin HPV agar terhindar dari penyakit kanker serviks. Selain itu metode pencegahan kanker serviks yang paling penting yaitu dengan melakukan vaksinasi HPV ini merupakan strategi yang paling mungkin untuk mencegah infeksi HPV.

Share:

Ketahui Dulu Dampak, Resiko dan Efek Samping Dari Vaksin HPV


Vaksin Sehat - Agar aman, ada baiknya sebelum kalian melalukan Vaksin HPV ketahui dulu dampak, resiko dan efek samping dari vaksin HPV ini.

Share:

Yang Harus Dilakukan Sebelum Dan Sesudah Vaksin HPV


Tidak perlu bingung harus apa sebelum dan sesudah vaksin HPV. Pada kesempatan kali ini Vaksin Sehat akan memberikan Penjelasan terkait yang harus dilakukan sebelum dan sesudah Vaksin HPV.

Share:

Perlu Kalian Tahu, Apa Itu Vaksin HPV


Vaksin Sehat - Tahukah kalian? Bahwa Vaksin HPV adalah vaksin yang digunakan untuk melindungi tubuh agat tidak terjangkit oleh infeksi human papillomavirus (HPV). 

Share:

Popular Posts

Recent Posts