Pcare Vaksin - Perlu para orang tua ketahui bahwa demam tifoid, atau yang lebih sering dikenal dengan sebutan tipes merupakan penyakit yang dapat terkena pada semua umur. Pada dasarnya, penyakit ini disebabkan oleh bakteri yang berkembang dalam usus bernama salmonella typhi yang biasanya bisa ditemukan pada makanan atau minuman yang telah terkontaminasi. Bakteri ini juga dapat ditularkan pada orang lain melalui makanan atau minuman yang telah terkontaminasi oleh urine atau feses penderita.
Adapun penyakit tipes tidak sama dengan tifus/typhus. Bakteri penyebab penyakit tifus merupakan bakteri berjenis rickettsia typhi atau r. Prowazekii dan orientia yang dibawa oleh ektoparasit seperti kutu, tungau, atau caplak.
Baca juga: Lahh, Vaksinasi Dan Imunisasi Itu Beda? Ini Penjelasannya
Demam berdarah merupakan penyakit yang tanda dan gejala penyakit ini sukar dikenali dengan segera karena gejalanya hampir sama dengan tifus
Orang dengan tifoid umumnya datang dengan demam non-spesifik yang makin parah setelah beberapa hari dan tidak ada perbaikan gejala dengan pengobatan suportif. Perlu dipastikan juga mengenai riwayat mengonsumsi makanan dan minuman yang kurang higienis serta paparan terhadap lingkungan dengan sanitasi yang buruk.
Gejala dapat bervariasi antar individu satu dengan individu lainnya, dari ringan yang tidak terdiagnosis, sampai gambaran klinis yang khas. Menurut beberapa penelitian, di daerah endemik tifoid, pasien tifoid kebanyakan adalah anak-anak di bawah 5 tahun, mengalami demam yang non-spesifik di mana secara klinis tidak jelas bahwa pasien anak ini terkena infeksi tifoid.
Dalam minggu pertama sakit, keluhan dan gejala yang muncul mirip dengan penyakit infeksi akut pada umumnya namun tifoid memiliki gejala klasik, yaitu:
- Demam yang timbul mengikuti pola stepladderfever, yaitu suhu tubuh yang naik kemudian turun pagi harinya tapi tidak mencapai suhu normal, kemudian berulang secara progresif. Akan tetapi, pola demam ini sudah jarang terlihat.
- Diaforesis atau berkeringat banyak setelah demam turun.
- Malaise
- Nyeri abdomen menyeluruh dan konstipasi
- Batuk kering dan sakit kepala bagian frontal kepala
Pada minggu kedua, keluhan dan gejala-gejala di atas bertambah intensitasnya dan mulai bermanifestasi dalam pemeriksaan fisik. Pada minggu ketiga, demam bertambah toksik, penderita mengalami anoreksia serta dapat mengalami diare pea soup, yaitu diare cair, kuning kehijauan dan berbau busuk.
Untuk melakukan diagnosis, dokter akan menanyakan gejala dan riwayat kesehatan pasien. Kemudian, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik seperti mengukur suhu tubuh, mengecek ruam pada kulit, dan menekan perut. Lalu, dokter juga akan melaksanakan beberapa pemeriksaan lanjutan seperti:
- Tes darah, urin, dan feses
- Aspirasi sumsum tulang
- Tes widal
- Tes IgM anti Salmonella
Bagaimana Cara Mengobati Demam Tifoid?
Secara umum, pengobatan demam tifoid akan tergantung dengan tingkat keparahannya. Beberapa kasus dapat dirawat di rumah secara mandiri dengan meminum antibiotik dari Dokter. Namun, ada pula kasus bergejala berat yang perlu dirawat di rumah sakit dan antibiotik diberikan melalui suntikan dan cairan infus. Hal terpenting bagi pasien adalah berobat terlebih dahulu untuk ditentukan derajat keparahan sakitnya.
Baca juga: Imunisasi Dasar Yang Wajib Untuk Anak
Pengobatan dilakukan dengan meminum obat yang disarankan dokter dan melakukan berberapa hal berikut ini:
- Membatasi aktivitas terutama yang berat
- Mendapatkan istirahat yang cukup
- Makan sering namun dengan porsi yang sedikit
- Mengonsumsi makanan rendah serat
- Mencukupi kebutuhan minum air putih
- Mencuci tangan secara rutin dengan air mengalir dan sabun
- Melakukan imunisasi vaksin tifoid
Nah jadi penting bagi kalian para orang tua, untuk segera bawa anak anda ke dokter sesegera mungkin jika mendapati anak demam lebih dari 3 hari. Ditakutkan anak anda terkena demam tifoid, sehingga dapat dilakukan pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut disana.