Tampilkan postingan dengan label Pneumonia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pneumonia. Tampilkan semua postingan

Awas Anak Terkena Penyakit Kronis, Jika Terus Batuk Tanpa Henti

 Orangtua harus waspada dengan batuk yang dialami anak. Terlebih jika batuk tersebut tak kunjung sembuh meski sudah diberikan obat bebas resep dan menghindari makanan atau minuman pemicu batuk.

Bisa jadi batuk yang dialami anak merupakan gejala awal dari beberapa penyakit kronis. Sebagaimana melansir dari laman Halodoc pada Jumat (10/3/2023), berikut lima penyakit kronis mengintai pada anak akibat batuk.

Baca juga: Kasus Diabetes Pada Anak Meningkat 70 Kali Lipat, Ini Yang Orang Tua Harus Lakukan

 
pcare vaksin

1. Pneumonia

Kondisi ini disebut juga sebagai radang paru yang terisi oleh cairan atau nanah dan disebabkan oleh adanya bakteri streptococcus pneumoniae yang berakibat pada infeksi pada kantong-kantong udara.

2. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)

Penyakit paru obstruktif kronis juga bisa ditandai dengan batuk yang tak kunjung sembuh. Gejala dari PPOK yakni batuk terus-menerus dengan adanya lendir dahak berwarna kuning atau hijau.

Baca juga: Obat Alami Yang Mudah Didapat Untuk Atasi Asam Lambung Yang Naik

3. Tuberkulosis (TBC)

Kita musti berhati-hati dengan penyakit kronis yang satu ini, pasalnya bila kurang tepat penanganannya dapat berujung kematian. Gejala penyakit yang menyerang paru-paru ini bisa ditandai dengan batuk terus-menerus selama tiga minggu atau lebih.

4. Batuk Rejan

Penyakit ini merupakan kondisi adanya infeksi bakteri di paru-paru dan saluran pernapasan serta sangat menular. Batuk rejan akan berlangsung hingga tiga bulan lamanya serta bisa mengancam nyawa bisa terjadi pada anak dan lansia.

5. Penyakit lainnya

Lebih dari penyakit-penyakit yang sudah disebutkan sebelumnya, batuk yang terjadi pada anak dalam durasi cukup lama bisa menjadi pertanda adanya penyakit lain. Seperti GERD, ISPA, asma, bronkitis akut, alergi hingga virus flu.

Baca juga: Kurang PD Karena Bau Mulut Saat Puasa? Coba Nih Tips dan Cara Atasi Bau Mulut Saat Berpuasa

Penting bagi orang tua untuk lebih memperhatikan anaknya guna menjaga kesehatan dan tumbuh kembang anak kedepannya. Jangan lupa cek artikel dan berita menarik lainnya di portal informasi Pcare Vaksin ini ya. Semoga bermanfaat.  

Share:

Ketahui 3 Cara Cegah Pneumonia Pada Anak

 

Vaksin Sehat - Pneumonia dapat menular melalui percikan ludah ketika batuk atau bersin, serta melalui penggunaan peralatan makan dan minum bersama dengan penderitanya.

Oleh karena itu, agar Si Kecil terhindar dari penyakit ini, ada beberapa langkah pencegahan yang bisa Anda lakukan, yaitu:

Cukupi kebutuhan gizi anak

Berikan ASI pada bayi setidaknya selama 6 bulan pertama. Ini penting untuk menguatkan daya tahan tubuh anak secara alami dalam melawan penyakit. Ketika sudah berusia 6 bulan ke atas, cukupi juga kebutuhan nutrisi anak dengan memberikannya buah, sayuran, dan makanan bergizi lainnya.

Lengkapi imunisasi anak

Penuhi imunisasi anak dengan memberikannya vaksin pneumonia yang efektif untuk menurunkan risiko terkena penyakit ini. Anda juga bisa memberinya imunisasi tambahan dengan vaksin influenza, vaksin Hib, vaksin campak, dan vaksin DPT.

Terapkan perilaku hidup bersih dan sehat

Biasakan Si Kecil dan orang rumah untuk menerapkan hidup bersih, seperti mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Pastikan juga Anda menjaga kebersihan rumah dan mengolah makanan secara bersih.

Jangan biarkan pneumonia pada anak berkembang menjadi kondisi yang lebih serius. Oleh karena itu, bila anak Anda mengalami gejala yang mengarah ke pneumonia, disarankan untuk segera membawanya ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan dari dokter. Semoga Bermanfaat.

 

Share:

Kenali Gejala dan Penanganan Pneumonia Pada Anak

 

Vaksin Sehat - Pneumonia pada anak merupakan kondisi yang perlu diwaspadai. Penyakit ini bisa menimbulkan gejala berupa batuk, demam, dan sesak napas. Bila tidak cepat ditangani, pneumonia pada anak bisa menyebabkan gangguan yang lebih serius atau bahkan kematian.

Penyebab pneumonia cukup beragam, mulai dari infeksi bakteri, virus, hingga jamur. Beberapa jenis mikroorganisme yang dapat menyebabkan pneumonia pada anak adalah virus influenza, virus Corona, serta bakteri Streptococcus pneumoniae dan Mycoplasma pneumoniae.

Faktor Risiko Pneumonia pada Anak

Anak-anak umumnya lebih berisiko terkena pneumonia karena sistem imunitas tubuh mereka yang masih lemah dan belum terbentuk sempurna. Selain itu, ada beberapa hal yang juga bisa membuat daya tahan tubuh anak menjadi lebih lemah, yaitu:

  • Tidak mendapatkan air susu ibu (ASI)
  • Malnutrisi atau kurang gizi
  • Infeksi tertentu, seperti HIV dan campak
  • Imunisasi kurang lengkap atau tidak memperoleh vaksin pneumonia
  • Terlahir prematur

Sejumlah faktor lingkungan juga dapat meningkatkan risiko anak terkena pneumonia, misalnya paparan debu atau asap rokok, tinggal di pemukiman padat penduduk, dan polusi udara.

Waspadai Gejala Pneumonia pada Anak

Saat mengalami pneumonia, anak bisa mengalami beberapa gejala berikut ini:

  • Batuk dan pilek
  • Demam
  • Sakit tenggorokan
  • Napas berbunyi atau mengi
  • Mual atau muntah
  • Diare
  • Nafsu makan menurun
  • Lebih sering menangis dan rewel dibandingkan biasanya
  • Lemas dan sulit konsentrasi

Pada kasus yang parah, pneumonia juga bisa menyebabkan anak mengalami kondisi bibir dan kuku yang tampak kebiuran atau sianosis dan kulit pucat akibat kekurangan oksigen.

Langkah Penanganan Pneumonia pada Anak

Pneumonia pada anak perlu dikenali sejak dini dan diperiksakan ke dokter secepatnya. Jika Si Kecil menunjukkan gejala-gejala pneumonia, Anda perlu segera memeriksakan kondisinya ke dokter.

Untuk memastikan diagnosis pneumonia pada anak dan mengevaluasi kondisinya, dokter dapat melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, seperti tes darah, tes pcr, tes urine, dan foto Rontgen dada. Namun, pada kasus tertentu, dokter juga akan melakukan bronkoskopi.

Pengobatan pneumonia pada anak disesuaikan dengan penyebabnya. Umumnya, dokter akan meresepkan obat antibiotik untuk menangani pneumonia akibat infeksi bakteri, obat antivirus untuk pneumonia akibat infeksi virus, dan obat antijamur untuk pneumonia yang disebabkan oleh infeksi jamur.

Selain itu, untuk menurunkan gejala demam, dokter juga bisa memberikan obat pereda demam, seperti ibuprofen atau paracetamol.

Jika kondisi anak sudah lemah atau pneumonia yang dialaminya cukup parah, dokter akan memberikan anak terapi oksigen dan cairan infus, serta obat-obatan melalui suntikan.

Saat sedang sakit, anak-anak juga perlu mendapatkan asupan makanan dan minuman yang cukup agar kondisinya bisa pulih. Jika anak masih diberikan ASI, jangan lupa untuk tetap memberikannya ASI agar kondisi ia bisa cepat pulih. Hal ini juga bisa mencegahnya mengalami dehidrasi. Semoga Bermanfaat

 

Share:

Popular Posts

Recent Posts