Tampilkan postingan dengan label Diabetes. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Diabetes. Tampilkan semua postingan

Awas Nih Yang Punya Diabetes Harus Hindari Makanan-Makanan dan Kebiasaan Ini, Bisa Berakibat Fatal!

Awas Nih Yang Punya Diabetes Harus Hindari Makanan-Makanan dan Kebiasaan Ini, Bisa Berakibat Fatal!

 

 Bagi kalian penderita diabetes pastinya harus apik dalam memilih makanan, karena ada beberapa makanan yang dapat memperburuk penyakit diabetes kalian. Nah diantara berbagai makanan yang dilarang untuk para penderita diabetes, kami akan memberikan beberapa daftar makanan apa saja yang harus penderita diabetes hidari nih. Yuk simak.

Diabetes melitus adalah salah satu penyakit penyebab kematian tertinggi di dunia selain penyakit jantung. Penyebabnya diabetes ada beberapa hal. Pemicunya antara lain makanan dan kebiasaan.

Berikut ini akan kita ulas beberapa kondisi kesehatan yang bisa menyebabkan diabetes dan juga makanan dan kebiasaan tidak sehat yang bisa memicu penyakit ini. Simak sampai selesai ya!

 Baca juga: Obat Alami Yang Mudah Didapat Untuk Atasi Asam Lambung Yang Naik

Penyebab Diabetes

Dilansir dari situs Cleveland Clinic, ada lima penyebab diabetes melitus.

1. Resistensi Insulin

Resistensi insulin adalah ketika sel-sel di otot, lemak, dan hati tidak merespons insulin dengan baik. Hal ini terjadi karena beberapa kondisi, termasuk obesitas, kurangnya aktivitas fisik, pola makan, ketidakseimbangan hormon, genetika, dan obat-obatan tertentu.

2. Hormon Tidak Seimbang

Ketidakseimbangan hormon bisa menyebabkan resistensi insulin. Misalnya ketika hamil, plasenta melepaskan hormon yang menyebabkan resistensi insulin. Saat itu, Anda mungkin mengalami diabetes gestasional jika pankreas Anda tidak dapat menghasilkan cukup insulin untuk mengatasi resistensi insulin.

3. Penyakit Autoimun

Penyakit autoimun bisa menyebabkan diabetes karena sistem kekebalan tubuh akan menyerang sel penghasil insulin di pankreas.

4. Kerusakan Pankreas

Pankreas yang rusak dapat mempengaruhi kemampuannya dalam memproduksi insulin. Penyebab pankreas rusak antara lain karena konsumsi alkohol, obat-obatan, hingga faktor genetik.

5. Mutasi Genetik

Sejumlah jenis mutasi genetik dapat menyebabkan Maturity Onset Diabetes of the Young (MODY) dan diabetes neonatal.

Makanan dan Kebiasaan Penyebab Diabetes yang Harus Dihindari

Berikut ini 10 makanan dan kebiasaan pemicu yang menyebabkan diabetes, dilansir dari situs Everyday Health dan Verywell Health.

1. Daging

Daging merah mengandung zat besi tinggi yang menyebabkan gangguan fungsi sel beta di pankreas. Akibatnya produksi insulin menjadi terganggu sehingga glukosa tidak dapat dikendalikan.

Begitu pula dengan daging olahan yang tinggi nitrit dan nitrat sehingga menyebabkan peningkatan resistensi insulin, kadar gula darah abnormal, dan peningkatan stres oksidatif.

2. Buah Olahan

Buah yang memiliki kandungan baik bisa berubah menjadi jahat ketika diolah menjadi bentuk lain, seperti selai, jeli, camilan manis, atau buah kaleng yang biasanya diberi tambahan pemanis. Kadar gula yang tinggi tentu meningkatkan risiko diabetes.

3. Nasi Putih

Nasi putih merupakan makanan pokok di berbagai negara, termasuk Indonesia. Nasi putih memiliki indeks glikemik yang lebih tinggi, artinya dapat menyebabkan kadar glukosa darah tinggi setelah dikonsumsi. Jika Anda berpotensi mengalami diabetes, lebih baik ganti nasi putih dengan nasi merah.

4. Soda dan Minuman Tinggi Gula

Minuman soda dan minuman berperisa lainnya biasanya memiliki kadar gula yang tinggi. Sudah banyak penelitian yang menyebut minuman ini merupakan pemicu dari diabetes.

5. Bumbu dan Saus

Bumbu dan saus seperti seperti mayones, saus tomat, saus barbeku, dan saus salad sering kali mengandung gula tambahan, natrium, dan lemak jenuh. Mengonsumsi makanan ini akan meningkatkan risiko diabetes.

6. Tidak Sarapan

Penelitian menyebut bahwa tidak sarapan justru meningkatkan risiko diabetes. Orang tidak sarapan mungkin akan makan lebih banyak porsi pada sesi selanjutnya. Atau mereka akan banyak makan camilan hingga sesi makan selanjutnya. Hal ini akan mengganggu produksi insulin dari pankreas.

7. Menghindari Ikan

Ikan adalah sumber protein terbaik untuk menghindari diabetes. Salmon, tuna, mackerel, dan ikan sarden segar kaya akan asam lemak omega-3 yang mengurangi risiko penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan diabetes. Maka jangan menghindari ikan ya.

8. Makan Camilan Tengah Malam

Makan camilan di tengah malam akan membuat gula darah meningkat dan mengganggu sekresi insulin, apalagi jika itu adalah camilan tinggi gula dan garam. Jika memang harus makan camilan, makanlah camilan dari sayuran.

Baca juga: Viral! Madsaz Aplikasi Penerjemah Tangisan Bayi Dengan Akurasi Tinggi Buatan Indonesia Menjadi Sorotan Dunia

9. Begadang

Tidur kurang dari 6 jam sehari bisa mengganggu hormon yang mengontrol gula darah. Hal ini bisa menambah berat badan dan risiko mengalami diabetes.

10. Duduk Lebih dari 30 Menit dan Jarang Olahraga

Kebiasaan yang mungkin tidak disadari adalah duduk terlalu lama. Duduk lebih dari 30 menit bisa membuat lemak menumpuk. Aktivitas fisik diperlukan untuk membakar lemak dan gula. Jangan lupa juga untuk berolahraga rutin untuk membakar lemak.

Nah jadi itulah beberapa makanan yang harus dihindari bagi para penderita diabetes. Sudah tahu kan sekarang apa yang tidak boleh dimakan dan apa yang tidak boleh dilakukan jika kalian mengidap penyakit diabetes? Jadi jangan coba-coba atau ngeyel untuk memakan dan mengkonsumsi makanan serta melakukan aktivitas atau kebiasaan diatas ya. Jangan lupa cek artikel dan berita menarik lainnya di portal informasi Pcare Vaksin ini ya. Semoga bermanfaat. 

Share:

Yuk Masak Makanan Serba Kukus, Agar Anak Terhindar Dari Penyakit Diabetes

pcare vaksin

 

Perlu kalian ketahui bahwa mengukus disebut sebagai cara mengolah makanan paling sehat dibanding menggoreng atau menumis.

Dengan mengukus, kandungan gizi dan kalori makanan lebih terjaga ketimbang mengolah makanan dengan cara lain seperti menggoreng. menumis atau merebus.

Baca juga: Apakah Aman Dan Boleh Tidur Setelah Sahur?

Sayangnya mengolah makanan dengan cara dikukus kurang disukai anak-anak.

Bila kita bertanya soal makanan kesukaan pada si kecil, sudah hampir pasti jawaban yang keluar tidak akan jauh dari hidangan cepat saji yang banyak digoreng seperti nugget, ayam goreng, sosis dan sejenisnya.

Padahal, makanan sejenis itu rendah kandungan zat gizi yang berperan penting sebagai penyedia tenaga untuk mengarungi hari.

Berbahayanya lagi, makanan cepat saji juga dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan akibat kandungan kalori yang tinggi.

Andai dibiarkan dalam waktu yang lama, bukan tidak mungkin buah hati dapat mengidap obesitas, darah tinggi atau bahkan diabetes.

“Junkfood sangat tinggi gula dan inflamatif. Anak-anak sekarang itu sudah banyak yang kena hipertensi, diabetes melitus tipe II karena ini,” jelas Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K) dalam sebuah talkshow di Jakarta.

Kabar baiknya, risiko tersebut dapat dicegah dengan membiasakan anak untuk menyukai hidangan non-goreng sejak dini.

Baca juga: Tips Penting Untuk Menjaga Mental Sang Bunda Yang Sedang Menyusui

Pasalnya, sajian alternatif tersebut cenderung memiliki indeks gula yang jauh lebih rendah dibandingkan jajanan pada umumnya.

“Jadi, pesan saya solusinya kembali ke makanan alami, real food, seperti banyak sayuran, rebus-rebusan. Kentang rebus, kentang goreng dan keripik saja misalnya,” lanjut dr. Piprim.

Pernyataan dr. Piprim itu didukung juga oleh nutrisionis PT Sehat Secara Alami (SESA), Reni Rahmawati.

Menurutnya, konsumsi hidangan non-goreng bahkan juga dapat membuat tubuh bekerja secara lebih optimal.

“Selain memiliki cita rasa yang lebih enak, makanan yang diolah dengan cara rebus, kukus, bakar atau panggang juga memiliki nilai kandungan gizi yang lebih baik dibandingkan makanan yang yang digoreng,” papar Reni.

Sadar akan isu kesehatan yang mengintai para anak penggemar hidangan serba goreng, SESA sebagai distributor perusahaan yang fokus mendistribusikan produk sehat, memperkenalkan GreenPan Steamy.

Produk kukusan premium ini dapat mendukung niat para ibu dalam mendorong keluarganya bertransisi menjadi penikmat hidangan kukusan.

“Kami berkomitmen penuh mendukung para ibu untuk mengaplikasikan gaya hidup sehat terhadap anggota keluarganya melalui produk pengukus yang memungkinkan para ibu menyajikan hidangan kukus secara rutin, praktis dan menyenangkan,” ujar Chief Marketing Officer SESA, Renny Hasibuan.

Selain membantu bahan masakan untuk tetap memiliki kandungan zat gizi yang tinggi pasca dimasak, pengukus makanannya juga dirancang agar dapat menghasilkan hidangan yang lezat.

Hal itu dimungkinkan oleh desain produknya yang membuat makanan terasa lebih lezat saat ditumpuk di dalam kukusan.

Baca juga: Tips Menjaga Kesehatan Agar Produktivitas Tetap Lancar Di Cuaca Pancaroba

Tak lupa, sebagai pengukusnya juga sudah terbebas dari risiko mengeluarkan racun yang umum terjadi pada alat masak tradisional.

Dan alhasil, selain lepas dari ancaman penyakit yang dapat muncul dari makanan cepat saji, anak pun dipastikan bebas dari kemungkinan disusupi zat berbahaya yang dilepas alat saat proses memasak. Jangan lupa cek artikel dan berita menarik lainnya di portal informasi Pcare Vaksin ini ya. Semoga bermanfaat. 

Share:

Orang Yang Punya Penyakit Diabetes Dilarang Berpuasa, Jika...

 Meski bisa ikut berpuasa Ramadhan, pasien diabetes harus tetap rutin mengontrol kadar gula darahnya. Bahkan sebelum berpuasa pun, pasien diabetes perlu lakukan persiapan fisik agar tidak terjadi komplikasi penyakit.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam dr. M. Ikhsan Mokoagow, M.Med.Sci, Sp.PD., mengatakan bila kadar gula darah terlalu rendah (hipoglikemia) maupun terlalu tinggi saat masih berpuasa, maka pasien diabetes harus segera mengonsumsi sesuatu.

Baca juga: Produktivitas Terhambat Karena Kantuk Saat Berpuasa? Nih Cara Atasinya

"Penyandang diabetes disarankan untuk membatalkan puasanya jika kadar gula darah kurang dari 70 mg/dL atau lebih dari 300 mg/dL," jelas dokter Ikhsan pada rilis tertulisnya, Senin (27/3/2023).

pcare vaksin

Bila kadar gula darah tidak normal itu tidak segera diatasi, pasien diabetes rentan alami komplikasi kondisi penyakit. Berikut komplikasi yang bisa terjadi:

1. Hipoglikemia dan hiperglikemia

Hipoglikemia adalah penurunan kadar gula darah di bawah kadar normal (kurang dari 70 mg/dl-3,9 mmol/l). Hiperglikemia adalah kenaikan gula darah di atas kadar normal (di atas 300 mg/dl-16,6 mmol/l) yang dapat menyebabkan ketoasidosis diabetik. Kedua hal tersebut dapat terjadi pada penyandang diabetes yang berpuasa.

2. Ketoasidosis diabetikum

Gangguan tersebut terjadi ketika sel-sel tubuh tidak mendapatkan cukup glukosa, tubuh mulai membakar lemak untuk energi. Ketika tubuh membakar lemak, bukan glukosa, hal tersebut memproduksi limbah yang disebut keton. Keton dapat membuat kondisi darah menjadi asam dan ini bisa menjadi hal yang berbahaya. 

Risiko ketoasidosis diabetik dapat meningkat lebih lanjut karena pengurangan insulin yang berlebihan dan berdasarkan asumsi bahwa asupan makanan berkurang selama sebulan.

3. Dehidrasi dan trombosis

Puasa selama bulan Ramadhan dapat menyebabkan dehidrasi karena kurangnya asupan cairan serta cuaca panas dan lembap. Dehidrasi kemudian dapat menghasilkan viskositas atau kekentalan pada darah yang lebih tinggi, yang meningkatkan kemungkinan trombosis atau terjadinya bekuan darah. 

Baca juga: Kurang PD Karena Bau Mulut Saat Puasa? Coba Nih Tips dan Cara Atasi Bau Mulut Saat Berpuasa

Bagi penyandang diabetes yang memilih untuk berpuasa selama bulan Ramadhan, penting untuk minum banyak air selama jam-jam non-puasa. Tetap terhidrasi dapat membantu mencegah dehidrasi dan komplikasi terkait.

"Komplikasi yang mungkin terjadi cukup mengkhawatirkan. Karenanya, sebelum memutuskan untuk ikut berpuasa selama bulan Ramadhan, penyandang diabetes sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Kondisi tubuh setiap penyandang diabetes berbeda-beda dan memerlukan penanganan atau terapi yang berbeda-beda pula," pesan dokter Ikhsan. 

Jadi perlu diperhatikan jika kalian penderita diabetes mengalami gejala diatas, diharapkan tidak memaksakan untuk berpuasa. Ditakutkan akan berakibat fatal pada kesehatan kalian. Jangan lupa cek artikel dan berita menarik lainnya di portal informasi Pcare Vaksin ini ya. Semoga bermanfaat. 

Share:

Kasus Diabetes Pada Anak Meningkat 70 Kali Lipat, Ini Yang Orang Tua Harus Lakukan

pcare vaksin

 Lonjakan kasus diabetes pada anak saat ini cukup memprihatinkan. Belum lama ini, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebut kasus diabetes pada anak di tahun 2023 meningkat 70 kali lipat sejak tahun 2010 lalu, di mana pasien diabetes anak umumnya berusia 10-14 tahun dengan jumlah sekitar 46 persen dari total angka yang dilaporkan. 

Dokter spesialis anak dr. Dana Nur Prihadi Sp.A(K), M.Kes., MH, menjelaskan, diabetes tipe 1 terjadi karena kadar insulin yang rendah akibat kerusakan sel beta pankreas, yang disebabkan oleh infeksi virus atau penyakit autoimun yang terjadi pada saat bayi masih dalam kandungan.

Baca juga: Apakah Aman Dan Boleh Tidur Setelah Sahur?

Pengidap penyakit ini harus mendapatkan suntik insulin secara rutin untuk mencegah komplikasi. Sedangkan diabetes tipe 2 disebabkan oleh kelenjar pankreas yang tidak dapat mencukupi kebutuhan insulin pada tubuh, sehingga insulin tidak berfungsi dengan optimal.

"Orangtua mesti curiga jika anak mengalami penurunan berat badan padahal disaat yang sama si anak lebih banyak minum dan lebih banyak makan. Tiba-tiba mengompol di malam hari padahal sebelumnya tidak. Umumnya inilah gejala diabetes tipe 1 pada anak-anak. Segera cek gula darah dan konsultasikan ke dokter,” ujar dr. Dana dalam diskusi media belum lama ini.

Konsultan endokrin ini menegaskan, walaupun diabetes bukan penyakit menular, tetapi penyakit ini dapat menimbulkan berbagai komplikasi, seperti pada saraf, mata, dan juga gangguan pada tumbuh kembang anak.

Namun, kata dia, jika anak mendapat terapi sedini mungkin akan bisa mencegah komplikasi yang terjadi. Untuk mengatasi persoalan tersebut, pemerintah telah melakukan upaya pencegahan, salah satunya dengan menekankan pentingnya skrining secara berkala sehingga jika ditemukan gejala penyakit tertentu dapat segera ditangani.

“Perhatikan kesehatan anak kita dimulai dari pola asuh orangtua yang sehat. Jadi orangtua memiliki peran sentral dalam membentuk anak-anak yang tumbuh sehat sehingga bisa terhindari dari risiko penyakit, termasuk diabetes ini,” ujar dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kementrian Kesehatan RI.

Baca juga: Produktivitas Terhambat Karena Kantuk Saat Berpuasa? Nih Cara Atasinya

Berbeda dengan DM tipe-1 yang tidak bisa dicegah, kejadian DM tipe -2 pada anak dapat dicegah atau ditunda dengan pola makan seimbang dan olahraga yang teratur. Kegemukan, kurang aktivitas fisik, pola makan yang tidak sehat, konsumsi minuman manis yang berlebihan, menjadi pemicu tidak terkontrolnya kadar gula darah.

Prof.Dr.Ir.Ujang Sumarwan, M.Sc, Guru Besar Perilaku Konsumen, Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor menegaskan bahwa saat ini konsumsi gula harian masyarakat, baik yang didapat dari makanan atau minuman, sudah tergolong berlebihan.

Tingginya konsumsi makanan dan minuman manis di Indonesia tergambar pada hasil Riset Kesehatan Dasar 2018. Terungkap, 47,8 persen responden mengonsumsi makanan manis 1-6 kali per minggu. Sementara itu, pada anak-anak, 59,6 persen anak usia 3-4 tahun mengonsumsi makanan manis lebih dari satu kali sehari dan 68,5 persen mengonsumsi minuman manis lebih dari satu kali sehari.

“Konsumsi gula yang berlebihan ini tentu saja menambah besar risiko penyakit diabetes. Karena itu perlu tindakan preventif yang sangat serius dan tegas dalam membatasi kandungan gula dalam produk makanan dan minuman yang dijual di pasaran,” tegas Prof Ujang.

Baca juga:  Kurang PD Karena Bau Mulut Saat Puasa? Coba Nih Tips dan Cara Atasi Bau Mulut Saat Berpuasa

Oleh Karena itu, Penting bagi orang tua untuk lebih memperhatikan anaknya guna menjaga kesehatan dan tumbuh kembang anak kedepannya. Jangan lupa cek artikel dan berita menarik lainnya di portal informasi Pcare Vaksin ini ya. Semoga bermanfaat. 

Share:

Popular Posts

Recent Posts