Tampilkan postingan dengan label DBD. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label DBD. Tampilkan semua postingan

Kecil Mematikan, Nyamuk Jadi Penyebab Kematian Terbanyak Di Dunia

Kecil Mematikan, Nyamuk Jadi Penyebab Kematian Terbanyak Di Dunia

 

 Kalian pasti sudah tidak asing dengan hewan yang satu ini, kalian juga pasti tahu kenapa nyamuk bisa menjadi penyebab kematian terbanyak di dunia. Ya, jawabannya ialah karena Demam berdarah dan malaria. Apalagi saat musim penghujan, potensi kematian akibat nyamuk demam berdarah dan malaria menjadi sangat tinggi.

Dikutip dari Live Science, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengungkap bahwa nyamuk diperkirakan membunuh 500 ribu hingga lebih dari satu juta jiwa per tahun. Alasan utamanya karena nyamuk menjadi sumber dari penyakit, seperti malaria.

"Malaria telah begitu lama menghancurkan populasi manusia," kata Shannon LaDeau, ahli ekologi penyakit di Cary Institute of Ecosystem Studies di Millbrook, New York, yang dikutip dari Live Science, Selasa (9/5/2023).

Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh organisme parasit bersel tunggal dalam genus Plasmodium yang dibawa dari orang ke orang oleh nyamuk Anopheles. Menurut Our World in Data, penyakit ini lebih umum terjadi di Afrika, Asia Selatan, dan Amerika Selatan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut bahwa penyakit ini menyebabkan sekitar 619 kematian pada tahun 2021 di seluruh dunia. Meski begitu, penyakit ini masih bisa diobati dengan perawatan kesehatan.

Baca juga: Wajib Ibu Hamil Ketahui! Cegah Potensi Bayi Prematur dengan Cara Ini

Namun, pada kelompok tertentu, penyakit ini bisa sangat serius dan berdampak parah. Kelompok yang berisiko tinggi seperti balita, wanita hamil, dan orang dengan defisiensi imun seperti HIV-AIDS. Bahkan, berdasarkan data WHO sekitar 80 persen dari kematian yang terjadi di Afrika akibat malaria terjadi pada anak di bawah 5 tahun.

Selain malaria, nyamuk juga bisa menyebarkan penyakit lain seperti demam berdarah, virus Zika, chikungunya, virus West Nile, dan filariasis limfatik infeksi parasit.

Mengapa nyamuk bisa menyebarkan penyakit dengan sangat efektif?

"Pertama, nyamuk betina memakan darah, yang berarti mereka dengan mudah memindahkan patogen dari aliran darah satu orang ke orang lain. Mereka juga kecil dan bersayap, yang berarti mereka dapat menyebar dengan mudah dan menggigit orang tanpa diketahui," catat LaDeau.

"Lalu, ada fakta bahwa kita berbagi ekosistem dan sumber daya. Nyamuk mengandalkan air untuk bereproduksi, sama seperti manusia yang mengandalkan air untuk hidup, artinya kita cenderung hidup di tempat yang sama. Kita tidak dapat sepenuhnya memisahkan diri dari habitat yang mereka butuhkan," jelas dia.

Bukan satu-satunya hewan mematikan di dunia

Namun, serangga ini bukan menjadi satu-satunya hewan paling mematikan di dunia. WHO menyebut hewan lain yang juga sangat berbahaya bagi manusia adalah ular dan mamalia yang rabies.

Ular dapat membunuh 81 ribu hingga 138 ribu orang setiap tahunnya. Sementara rabies bisa disebarkan oleh gigitan mamalia yang terinfeksi, biasanya anjing, yang bisa membunuh 59 ribu orang setiap tahun.

Selain itu, ada juga hewan lain yang bisa mematikan bagi manusia yaitu siput air tawar dan serangga pembunuh. Itu bisa menyebarkan penyakit yang berpotensi mematikan, seperti schistosomiasis dan penyakit Chagas.

Baca juga: Magic Mushroom Bisa Atasi Depresi Karena Pinjol Maupun Kalah Slot Dan Lainnya?

Nah jadi itulah beberapa penyebab nyamuk bisa sangat mematikan untuk ukuran mamalia yang kecil seperti itu. Kami himbau kepada masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan hidup kalian, jangan sampai ada air yang tergenang, karena itu bisa menjadi sarang berkembang biaknya nyamuk.  Jangan lupa cek artikel dan berita menarik lainnya di portal informasi Pcare Vaksin ini ya. Semoga

Share:

Ketahui Vaksin Dengue Ampuh Cegah DBD

 

Vaksin Sehat - Vaksin Dengue adalah vaksin untuk mencegah infeksi Dengue atau mengurangi resiko seorang anak terkena infeksi Dengue yang berat. Vaksin Dengue yang beredar saat ini adalah vaksin buatan Sanofi Pasteur yang telah menyelesaikan penelitian uji klinis fase III. Dr.Ari Prayitno,Sp.A(K) selaku tim anggota uji klinis vaksin Dengue di Indonesia menjelaskan, “Terdapat empat fase dalam tahapan uji klinis sebuah obat/vaksin. Fase III dilakukan utamanya untuk mengetahui efikasi (manfaat) dan keamanan vaksin Dengue. Fase IV adalah post-marketing surveillance yang merupakan pengamatan terhadap obat yang telah dipasarkan.”

Penelitian vaksin Dengue fase III sebenarnya sudah dilaksanakan sejak tahun 2011 di 2 tempat yaitu Amerika Latin dan Asia Tenggara termasuk Indonesia. Pada fase ini uji klinis dilakukan pada anak-anak dengan populasi besar. Di Asia Tenggara penelitian fase III akan berakhir tahun 2017, namun efikasi dan keamanan sudah dapat dilihat sejak tahun 2015. Berdasarkan penelitian terakhir tersebut didapatkan bahwa secara umum vaksin ini mempunyai efikasi 56,5 % dan vaksin Dengue ini dapat menurunkan resiko perawatan rumah sakit sebanyak 80% serta mengurangi resiko menderita Dengue yang berat sebesar  93% bila diberikan pada anak diatas usia 9 tahun. Selain itu, vaksin ini juga memiliki keamanan yang baik terbukti dengan tidak ditemukannya efek samping yang berat.

Pada bulan September tahun 2016 lalu, vaksin Dengue pertama di dunia tersebut mendapat persetujuan dari BPOM. Sejak saat itu, vaksin Dengue tetravalen sudah resmi beredar di Indonesia. Indonesia merupakan negara kedua di Asia yang BPOMnya telah memberi ijin edar vaksin dengue. Saat ini terdapat 10 negara di dunia yang telah menyetujui penggunaan vaksin Dengue di antaranya Indonesia, Filipina, Vietnam, Thailand, Malaysia, Brazil, Puerto Rico, Meksiko, Honduras, dan Kolombia.

Usia berapa vaksin Dengue diberikan?

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan vaksin ini memiliki hasil efikasi terbaik pada anak usia 9-16 tahun, sedangkan apabila diberikan di bawah usia 9 tahun akan meningkatkan resiko untuk dirawat karena infeksi dengue dan meningkatkan resiko mendapatkan dengue yang berat, khususnya pada anak dengan kelompok usia 2-5 tahun.

Jadi, vaksin Dengue dapat diberikan pada anak usia 9-16 tahun sebanyak 3 kali dengan jarak pemberian 6 bulan. Pemberian vaksin juga dapat dimulai kapan saja sejak anak berusia 9 hingga 16 tahun.

Jika anak sudah pernah terkena infeksi Dengue, perlukah vaksin Dengue?

Vaksin Dengue tetap dapat diberikan walaupun anak sudah pernah mengalami infeksi Dengue. Mengapa? Hal ini dikarenakan pada saat anak terinfeksi Dengue, hampir tidak mungkin anak tersebut terinfeksi 4 serotipe virus sekaligus. Biasanya anak hanya terkena satu serotipe virus saja pada satu kali infeksi. Dengan pemberian vaksin Dengue yang mengandung 4 serotipe, anak yang sudah terinfeksi akan tetap membentuk kekebalan terhadap serotipe lain yang belum menginfeksi anak tersebut.

Di mana mendapatkan vaksin dengue?

Karena vaksin Dengue belum masuk ke dalam program imunisasi nasional maka saat ini vaksin tersebut belum terdapat di Puskesmas. Saat ini, vaksin hanya terdapat pada klinik/rumah sakit terdekat atau pada praktek dokter anak swasta. Harga vaksin masih cukup mahal yaitu sekitar 1 juta rupiah per 1 kali pemberian vaksin. Namun, harga tersebut relatif lebih murah bila dibanding dengan biaya perawatan anak di RS jika terkena demam berdarah apalagi jika harus dirawat intensif di ICU.

Share:

Pentingkah Vaksin Demam Berdarah?

 

Vaksin Sehat - Penyakit DBD memiliki beberapa gejala, seperti demam tinggi, ruam di kulit, nyeri tulang atau otot, dan sakit kepala di bagian belakang mata. Pada kasus yang parah, penyakit ini bisa memicu perdarahan yang dapat mengancam nyawa.

Fakta Vaksin Demam Berdarah

Vaksin demam berdarah yang telah tersedia adalah vaksin CYD-TDV (dengvaxia). Vaksin ini berisi virus dengue tetravalen yang telah dilemahkan. Tetravalen artinya vaksin tersebut dapat membentuk kekebalan tubuh terhadap 4 tipe virus dengue yang beredar, yaitu virus dengue serotipe 1–4.

Vaksin ini telah mendapatkan izin edar di beberapa negara endemik demam berdarah dan biasanya diberikan 3 kali dengan jarak waktu penyuntikan 4–6 bulan.

Efektivitas dan Syarat Pemberian Vaksin Demam Berdarah

Sebelum memutuskan untuk mendapatkan vaksin demam berdarah guna mencegah penyakit DBD, ada beberapa hal terkait vaksin demam berdarah yang perlu Anda ketahui, yaitu:

1. Lebih aman untuk anak usia 9 tahun ke atas dan orang dewasa

Data dari beberapa penelitian klinis memperlihatkan adanya penurunan risiko terjadinya demam berdarah yang parah dan perawatan di rumah sakit pada anak usia di atas 9 tahun yang diberi vaksin.

Namun, jika vaksin demam berdarah diberikan pada anak usia di bawah 9 tahun, justru dapat meningkatkan risiko terkena demam berdarah berat. Oleh karena itu, jenis vaksin ini hanya dianjurkan pada orang yang berusia antara 9–45 tahun.

2. Hanya efektif pada kelompok tertentu

Vaksin demam berdarah terbukti aman dan cukup efektif bagi orang yang sudah pernah mengalami infeksi virus dengue sebelumnya. Namun, justru meningkatkan risiko terkena penyakit demam berdarah pada orang yang belum pernah terinfeksi virus dengue.

Oleh karena itu, WHO menyarankan agar negara-negara yang ingin menggunakan vaksin ini harus mempunyai sistem screening atau deteksi dini infeksi dengue yang akurat. Hal ini untuk menghindari orang yang belum pernah terinfeksi virus demam berdarah ikut tervaksin.

Namun, kenyataannya, tidak mudah untuk memastikan apakah seseorang sebelumnya sudah pernah terkena demam berdarah atau belum. Hal ini karena demam berdarah terkadang tidak menunjukkan gejala khas atau bahkan tidak bergejala sama sekali.

3. Tidak mampu mencegah sepenuhnya

Vaksin demam berdarah memang memberikan perlindungan yang cukup baik bagi mereka yang sudah pernah terkena demam berdarah sebelumnya. Namun, perlindungan ini tidak bersifat total.

Pada beberapa kasus, orang yang sudah pernah terkena demam berdarah masih bisa mengalaminya lagi, meski sudah mendapatkan vaksin.

4. Harganya mahal

Di Indonesia, vaksin demam berdarah termasuk vaksin yang masih baru. Kisaran harga vaksin ini cukup mahal, yaitu sekitar 1 juta untuk setiap dosis penyuntikan. Sedangkan,  dosis rekomendasi vaksin demam berdarah adalah 3 kali penyuntikan.

Oleh karena itu, Anda perlu mempersiapkan biaya yang cukup tinggi untuk mendapatkan vaksin ini. Lagi pula, ketersediaan vaksin demam berdarah masih terbatas dan hanya dapat diperoleh di rumah sakit atau praktik dokter anak pribadi.

Hal lain yang perlu Anda ingat adalah upaya pemberantasan sarang nyamuk dan pencegahan gigitan nyamuk tetap menjadi langkah utama. Vaksinasi tanpa disertai berbagai upaya tersebut tidak akan efektif dalam mencegah penyakit demam berdarah.

Gunakan pakaian tertutup saat berada di area yang banyak nyamuk atau gunakan losion pengusir nyamuk. Pastikan juga untuk rutin menguras wadah berisi air dan mengeringkan genangan air di lingkungan rumah agar nyamuk tidak bersarang.

Vaksin demam berdarah yang ada saat ini memang dapat menurunkan risiko infeksi virus dengue di negara-negara dengan angka kasus demam berdarah tinggi. Namun, hal ini hanya dapat tercapai jika vaksin digunakan dengan benar.

Namun perlu kalian ketahui bahwa pemberian vaksin demam berdarah hanya disarankan ketika manfaatnya lebih besar dari risikonya. Oleh karena itu, Anda perlu konsultasi ke dokter lebih dulu jika ingin mendapatkan vaksinasi demam berdarah untuk memastikan bahwa Anda cocok dan boleh menerima vaksin tersebut. Semoga Bermanfaat.

 

Share:

Popular Posts

Recent Posts