Waspada! Kasus Polio Kembali Ditemukan di Purwakarta

 

pcare vaksin
Kasus penyakit polio di Indonesia saat ini kembali menjadi sorotan. Pasalnya, belum lama ini kembali dikonfirmasi adanya satu kasus pada anak berusia 4 tahun di daerah Purwakarta.

Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika juga mengonfirmasi adanya kasus tersebut. Anne meminta agar masyarakat terus waspada dan menjaga kesehatan serta pentingnya imunisasi untuk anak.

Baca juga: Obat Alami Yang Mudah Didapat Untuk Atasi Asam Lambung Yang Naik

Menanggapi adanya temuan tersebut, Ketua Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Prof Dr dr Hinky Hindra Irawan Satari, Sp.A(K) mengatakan, munculnya kasus polio di Purwakarta ini kemungkinan terjadi karena angka imunisasi yang menurun.

Menurutnya, cakupan imunisasi anak tidak tercapai dengan baik. Hal tersebut yang membuat munculnya kasus penyakit yang sudah lama tidak muncul, ada kembali, seperti polio.

“Jadi kalau kita mengambil sinyal itu kan itu pertanda. Kalau dari imunisasi itu kelihatan dampaknya cakupannya meningkat kasusnya menurun. Kalau kasusnya naik artinya cakupannya tidak tercapai. Kalau cakupannya tidak tercapai dan numpuk terus, itu kita menuainya sekarang,” ucap Porf. Hingky saat diwawancarai dalam temu media Pekan Imunisasi Dunia 2023, Senin (27/3/2023).

Dengan kemunculan polio kembali di Purwakarta setelah sebelumnya di Aceh ini, Prof Hingky mengaku khawatir. Ia mengatakan, bisa saja kasus polio ini sebenarnya sudah menyebar ke berbagai provinsi. Namun, penderita tidak menimbulkan gejala-gejala lumpuh layu.

“Di Aceh sudah ada, di Purwakarta dua dan tiga bulan. Saya ini khawatirnya di beberapa provinsi sebenarnya sudah ada, cuma enggak terdeteksi,” jelas Prof Hingky.

Alasan lain yang memperkuat hal tersebut adalah, untuk kasus polio yang alami lumpuh layu sebenarnya tidak banyak, bahkan kurang dari satu persen. Oleh sebab itu, kemungkinan sebenarnya sudah dialami beberapa provinsi.

Baca juga:  Ketahui 3 Cara Cegah Pneumonia Pada Anak

Di sisi lain yang membuat heboh adalah ketika ada pasien lumpuh layu, baru ditetapkan KLB dan mulai bergerak. Padahal, menurutnya kasus polio ini sudah bisa mulai melakukan pencegahan dari sekarang.

“Sebetulnya (pasien polio) yang jadi lumpuh itu hanya kurang dari satu persen. Nah kita ini intervensi tenang-tenang, pas udah KLB aja baru mulai bergerak. Padahal itu sudah enggak bisa begitu, seharusnya dikerjakan dari sekarang,” jelasnya.

Oleh Karena itu, Penting bagi orang tua untuk lebih memperhatikan anaknya guna menjaga kesehatan dan tumbuh kembang anak kedepannya. Jangan lupa cek artikel dan berita menarik lainnya di portal informasi Pcare Vaksin ini ya. Semoga bermanfaat. 

Share:

Yuk Masak Makanan Serba Kukus, Agar Anak Terhindar Dari Penyakit Diabetes

pcare vaksin

 

Perlu kalian ketahui bahwa mengukus disebut sebagai cara mengolah makanan paling sehat dibanding menggoreng atau menumis.

Dengan mengukus, kandungan gizi dan kalori makanan lebih terjaga ketimbang mengolah makanan dengan cara lain seperti menggoreng. menumis atau merebus.

Baca juga: Apakah Aman Dan Boleh Tidur Setelah Sahur?

Sayangnya mengolah makanan dengan cara dikukus kurang disukai anak-anak.

Bila kita bertanya soal makanan kesukaan pada si kecil, sudah hampir pasti jawaban yang keluar tidak akan jauh dari hidangan cepat saji yang banyak digoreng seperti nugget, ayam goreng, sosis dan sejenisnya.

Padahal, makanan sejenis itu rendah kandungan zat gizi yang berperan penting sebagai penyedia tenaga untuk mengarungi hari.

Berbahayanya lagi, makanan cepat saji juga dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan akibat kandungan kalori yang tinggi.

Andai dibiarkan dalam waktu yang lama, bukan tidak mungkin buah hati dapat mengidap obesitas, darah tinggi atau bahkan diabetes.

“Junkfood sangat tinggi gula dan inflamatif. Anak-anak sekarang itu sudah banyak yang kena hipertensi, diabetes melitus tipe II karena ini,” jelas Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K) dalam sebuah talkshow di Jakarta.

Kabar baiknya, risiko tersebut dapat dicegah dengan membiasakan anak untuk menyukai hidangan non-goreng sejak dini.

Baca juga: Tips Penting Untuk Menjaga Mental Sang Bunda Yang Sedang Menyusui

Pasalnya, sajian alternatif tersebut cenderung memiliki indeks gula yang jauh lebih rendah dibandingkan jajanan pada umumnya.

“Jadi, pesan saya solusinya kembali ke makanan alami, real food, seperti banyak sayuran, rebus-rebusan. Kentang rebus, kentang goreng dan keripik saja misalnya,” lanjut dr. Piprim.

Pernyataan dr. Piprim itu didukung juga oleh nutrisionis PT Sehat Secara Alami (SESA), Reni Rahmawati.

Menurutnya, konsumsi hidangan non-goreng bahkan juga dapat membuat tubuh bekerja secara lebih optimal.

“Selain memiliki cita rasa yang lebih enak, makanan yang diolah dengan cara rebus, kukus, bakar atau panggang juga memiliki nilai kandungan gizi yang lebih baik dibandingkan makanan yang yang digoreng,” papar Reni.

Sadar akan isu kesehatan yang mengintai para anak penggemar hidangan serba goreng, SESA sebagai distributor perusahaan yang fokus mendistribusikan produk sehat, memperkenalkan GreenPan Steamy.

Produk kukusan premium ini dapat mendukung niat para ibu dalam mendorong keluarganya bertransisi menjadi penikmat hidangan kukusan.

“Kami berkomitmen penuh mendukung para ibu untuk mengaplikasikan gaya hidup sehat terhadap anggota keluarganya melalui produk pengukus yang memungkinkan para ibu menyajikan hidangan kukus secara rutin, praktis dan menyenangkan,” ujar Chief Marketing Officer SESA, Renny Hasibuan.

Selain membantu bahan masakan untuk tetap memiliki kandungan zat gizi yang tinggi pasca dimasak, pengukus makanannya juga dirancang agar dapat menghasilkan hidangan yang lezat.

Hal itu dimungkinkan oleh desain produknya yang membuat makanan terasa lebih lezat saat ditumpuk di dalam kukusan.

Baca juga: Tips Menjaga Kesehatan Agar Produktivitas Tetap Lancar Di Cuaca Pancaroba

Tak lupa, sebagai pengukusnya juga sudah terbebas dari risiko mengeluarkan racun yang umum terjadi pada alat masak tradisional.

Dan alhasil, selain lepas dari ancaman penyakit yang dapat muncul dari makanan cepat saji, anak pun dipastikan bebas dari kemungkinan disusupi zat berbahaya yang dilepas alat saat proses memasak. Jangan lupa cek artikel dan berita menarik lainnya di portal informasi Pcare Vaksin ini ya. Semoga bermanfaat. 

Share:

Orang Yang Punya Penyakit Diabetes Dilarang Berpuasa, Jika...

 Meski bisa ikut berpuasa Ramadhan, pasien diabetes harus tetap rutin mengontrol kadar gula darahnya. Bahkan sebelum berpuasa pun, pasien diabetes perlu lakukan persiapan fisik agar tidak terjadi komplikasi penyakit.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam dr. M. Ikhsan Mokoagow, M.Med.Sci, Sp.PD., mengatakan bila kadar gula darah terlalu rendah (hipoglikemia) maupun terlalu tinggi saat masih berpuasa, maka pasien diabetes harus segera mengonsumsi sesuatu.

Baca juga: Produktivitas Terhambat Karena Kantuk Saat Berpuasa? Nih Cara Atasinya

"Penyandang diabetes disarankan untuk membatalkan puasanya jika kadar gula darah kurang dari 70 mg/dL atau lebih dari 300 mg/dL," jelas dokter Ikhsan pada rilis tertulisnya, Senin (27/3/2023).

pcare vaksin

Bila kadar gula darah tidak normal itu tidak segera diatasi, pasien diabetes rentan alami komplikasi kondisi penyakit. Berikut komplikasi yang bisa terjadi:

1. Hipoglikemia dan hiperglikemia

Hipoglikemia adalah penurunan kadar gula darah di bawah kadar normal (kurang dari 70 mg/dl-3,9 mmol/l). Hiperglikemia adalah kenaikan gula darah di atas kadar normal (di atas 300 mg/dl-16,6 mmol/l) yang dapat menyebabkan ketoasidosis diabetik. Kedua hal tersebut dapat terjadi pada penyandang diabetes yang berpuasa.

2. Ketoasidosis diabetikum

Gangguan tersebut terjadi ketika sel-sel tubuh tidak mendapatkan cukup glukosa, tubuh mulai membakar lemak untuk energi. Ketika tubuh membakar lemak, bukan glukosa, hal tersebut memproduksi limbah yang disebut keton. Keton dapat membuat kondisi darah menjadi asam dan ini bisa menjadi hal yang berbahaya. 

Risiko ketoasidosis diabetik dapat meningkat lebih lanjut karena pengurangan insulin yang berlebihan dan berdasarkan asumsi bahwa asupan makanan berkurang selama sebulan.

3. Dehidrasi dan trombosis

Puasa selama bulan Ramadhan dapat menyebabkan dehidrasi karena kurangnya asupan cairan serta cuaca panas dan lembap. Dehidrasi kemudian dapat menghasilkan viskositas atau kekentalan pada darah yang lebih tinggi, yang meningkatkan kemungkinan trombosis atau terjadinya bekuan darah. 

Baca juga: Kurang PD Karena Bau Mulut Saat Puasa? Coba Nih Tips dan Cara Atasi Bau Mulut Saat Berpuasa

Bagi penyandang diabetes yang memilih untuk berpuasa selama bulan Ramadhan, penting untuk minum banyak air selama jam-jam non-puasa. Tetap terhidrasi dapat membantu mencegah dehidrasi dan komplikasi terkait.

"Komplikasi yang mungkin terjadi cukup mengkhawatirkan. Karenanya, sebelum memutuskan untuk ikut berpuasa selama bulan Ramadhan, penyandang diabetes sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Kondisi tubuh setiap penyandang diabetes berbeda-beda dan memerlukan penanganan atau terapi yang berbeda-beda pula," pesan dokter Ikhsan. 

Jadi perlu diperhatikan jika kalian penderita diabetes mengalami gejala diatas, diharapkan tidak memaksakan untuk berpuasa. Ditakutkan akan berakibat fatal pada kesehatan kalian. Jangan lupa cek artikel dan berita menarik lainnya di portal informasi Pcare Vaksin ini ya. Semoga bermanfaat. 

Share:

Apakah Boleh Ibu Hamil Konsumsi Kopi? Ini Penjelasannya

 

pcare vaksin

 Menjaga kesehatan janin menjadi perkara yang tidak mudah selama proses kehamilan. Ada banyak pantangan termasuk dalam mengkonsumsi makanan dan minuman tertentu, salah satunya kopi. Sebenarnya bolehkah ibu hamil minum kopi? Lalu apakah minum kopi berpengaruh terhadap kesehatan janin? 

Baca juga:  Apa Benar Vaksin Polio Bisa Untuk Kanker Otak?

Mengutip situs resmi RSUD Nyi Ageng Serang Kulon Progo, zat yang perlu diwaspadai di dalam kopi oleh ibu hamil adalah kafein. Zat ini juga terakandung di dalam coklat dan suplemen energi. Bahkan kafein dalam satu botol suplemen energi sama dengan yang terdapat dalam 1 – 2 cangkir kopi.

Konsumsi kafein yang tidak terkontrol akan menyebabkan peningkatan buang air kecil (BAK). Peningkatan secara berkepanjangan akan berakibat pada dehidrasi, tekanan darah meningkat dan peningkatan detak jantung.

Di samping mengandung kafein, kopi juga mengandung inhibitor yakni zat yang mengganggu penyerapan zat besi. Konsumsi kafein pada ibu hamil juga akan berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan janin, karena metabolisme janin belum sempurna. The National Institute of Health USA (1993) merekomendasikan konsumsi kafein bagi ibu hamil yang aman adalah 150-250 mg/hari atau 2 (dua) cangkir kopi/hari. 

Baca juga: Beberapa Tips Ini Bikin Anak Gak Susah Makan

Sementara itu, National Institutes of Health (NIH) Amerika Serikat menyatakan paparan kafein di dalam rahim, bahkan dalam jumlah kecil, dapat menyebabkan tinggi badan bayi menjadi lebih pendek di masa kanak-kanak. 

Bayi yang lahir dari wanita dengan asupan kafein rendah selama kehamilan sedikit lebih pendek daripada bayi lain yang lahir dari wanita tanpa konsumsi kafein saat hamil. Kesenjangan ketinggian melebar antara usia 4 dan 8 tahun.

“Temuan kami menunjukkan bahwa asupan kafein yang rendah selama kehamilan dapat memiliki efek jangka panjang pada pertumbuhan anak," kata anggota tim peneliti Dr. Katherine Grantz. Untuk itu, konsumsi kafein bagi ibu hamil harus dengan sepengetahuan dokter. 

Dari 788 anak-anak dalam studi Environmental Influences on Child Health Outcomes (ECHO), mereka yang lahir dari wanita yang mengonsumsi kafein dalam jumlah besar rata-rata 1,5 sentimeter (cm) lebih pendek daripada mereka yang ibunya memiliki asupan kafein terendah. 

ECHO mendaftarkan anak-anak perempuan yang berpartisipasi dalam Studi Pertumbuhan Janin yang didanai NICHD antara 2009 dan 2013. Rata-rata, wanita hamil dalam penelitian ini mengkonsumsi kurang dari 50 mg/hari kafein. Pertumbuhan anak diukur sekali, pada usia rata-rata 7 tahun.

Temuan ini menunjukkan bahwa mengonsumsi kafein dalam jumlah kecil setiap hari selama kehamilan dikaitkan dengan tubuh anak yang lebih pendek yang bertahan setidaknya hingga usia 8 tahun.

Baca juga: Lahh, Vaksinasi Dan Imunisasi Itu Beda? Ini Penjelasannya

Penelitian masa depan tentang konsumsi kafein selama kehamilan harus mengikuti pertumbuhan anak dari waktu ke waktu untuk menentukan apakah kesenjangan tinggi badan ini berlanjut hingga dewasa dan apakah mereka terkait dengan risiko yang lebih besar untuk penyakit kardiometabolik atau yang berhubungan dengan jantung. 

Nah, jadi itulah penjelasan tentang apakah ibu hamil boleh konsumsi kopi atau tidak. Jangan lupa cek artikel dan berita menarik lainnya di portal informasi Pcare Vaksin ini ya. Semoga bermanfaat. 

Share:

Pentingnya Pap Smear Untuk Cegah Kanker Serviks

 

pcare vaksin

Di Indonesia, terdapat 36.633 kasus kanker serviks dengan angka kematian yang terus meningkat . Tidak hanya membebani keluarga, penyakit ini juga membebani negara, pasalnya penyakit kritis memakan 25 persen total biaya klaim kesehatan JKN-KIS dan kanker menempati urutan kedua dari biaya terbesar dari penyakit yang terhitung sebagai katastropik.

Baca juga: Wajib Bunda Ketahui! Nih Tips Penting Untuk Jaga Kesehatan Anak Saat Puasa

 Kanker serviks atau kanker leher rahim menempati urutan kedua setelah kanker payudara, dari total kasus kanker tertinggi pada perempuan di Indonesia dan termasuk penyakit yang mengakibatkan pengeluaran besar karena tingginya biaya pengobatan .

Dalam keterangannya, dokter spesialis kebidanan dan kandungan, Rumah Sakit Siloam Hospitals Lippo Village, dr.Julita D.L. Nainggolan, SpOG, mengatakan bahwa Kanker serviks sering juga disebut sebagai silent killer dimana penyakit ini umumnya tidak menimbulkan gejala di stadium awal. Oleh karena itu, pemeriksanaan Pap smear berperan sangat penting untuk deteksi dini agar dapat dilakukan penanganan secara optimal.

Oleh sebab itu, dalam rangka Hari Perempuan Internasional, PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) bekerja sama dengan Siloam Hospitals Lippo Village mengajak keluarga pra-sejahtera di Desa Maju Prudential di Kampung Buaran, Kecamatan Mauk, Tangerang, Banten, untuk mendeteksi dini penyakit kritis melalui kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan Pap smear tanpa biaya.

”Ibu merupakan salah satu pilar utama yang menopang keluarga termasuk mengatur pengeluaran rumah tangga, sehingga layanan Pap smear tanpa biaya ini menjadi hadiah spesial dalam rangka Hari Wanita Internasional bagi ibu-ibu di Desa Maju Prudential," Chief Customer and Marketing Officer Prudential Indonesia, Karin Zulkarnaen dalam keterangannya baru-baru ini. 

Ia menjelaskan bahwa layanan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kewaspadaan dalam mencegah penyebaran kanker serviks. Menurutnya ini juga untuk membantu keluarga merangkai masa depan yang lebih cerah, mengobati sejak dini sebelum penyakit semakin buruk, sekaligus membantu pemerintah menekan angka kanker serviks di Indonesia.

Baca juga: Bingung Karena Anak Sering Sakit-Sakitan? Ini Tips Agar Anak Kalian Sehat

”Kegiatan ini merupakan wujud komitmen Prudential Indonesia dalam bidang Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (LST), untuk mendukung keberlanjutan dan pemberdayaan masyarakat sejalan dengan visi perusahaan untuk mewujudkan masyarakat lebih sehat, lebih sejahtera, sehingga mereka bisa yakin melangkah ke masa depan dan mendapatkan yang terbaik dalam kehidupan.," kata dia. 

Nah jadi itulah pentingnya pap smear untuk cegah kanker serviks. Jangan lupa cek artikel dan berita menarik lainnya di portal informasi Pcare Vaksin ini ya. Semoga bermanfaat. 

 

Share:

Tips Aman Berpuasa Untuk Ibu Hamil

 

pcare vaksin

Apabila ibu hamil tetap ingin mencoba untuk berpuasa, sebaiknya melakukan konsultasi terlebih dulu dengan dokter kandungan atau bidan. Pasalnya ibu hamil harus menjaga asupan nutrisi dan gizi untuk menunjang kesehatan ibu dan janin yang ada di dalam kandungan. Lalu, ada gak sih tips puasa aman untuk ibu hamil?

Bila ibu diperbolehkan berpuasa, perhatikan 5 hal penting berikut ini yang aman untuk ibu hamil ketika akan berpuasa, seperti dikutip dari berbagai sumber pada Selasa, (14/3/2023).

1. Minum Air Putih yang Banyak

 Memenuhi cairan kebutuhan tubuh agar terhindar dari dehidrasi. Setidaknya minum 2-3 liter perhari guna mencukupi kebutuhan cairan ibu dan janin.

 Baca juga: Cegah Penyakit Ginjal Dan Hati Dengan Makanan Yang Bisa Membersihkan Darah

2. Hindari Makanan Manis

Ketika di waktu sahur sebaiknya ibu hamil menghindari makanan yang manis karena akan merangsang hormon insulin, sehingga ibu bisa cepat lemas dan mudah lapar.

3. Menjaga Kebutuhan Serat

Kebutuhan serat bagi ibu hamil pun harus terpenuhi dan terjaga dengan baik agar terhindar dari masalah kesehatan pencernaan. Selain itu, serat yang terdapat pada sayuran dan buah juga mampu menjaga vitalitas ibu hamil selama berpuasa.

4. Konsumsi Protein dan Karbohidrat Kompleks

Agar ibu hamil terhindar dari lemas dan cepat lapar, ibu bisa mengonsumsi protein, karbohidrat kompleks dan lemak dalam jumlah yang cukup. Jenis zat gizi tersebut bisa bertahan lebih lama sehingga dapat membuat ibu kenyang lebih lama.

5. Hindari Air Dingin

Saat waktu berbuka alangkah baiknya untuk menghindari air dingin. Hal ini dapat memicu terjadinya asam lambung. Ibu bisa mengonsumsi air putih atau minuman manis hangat serta buah-buahan segar seperti semangka atau melon.

 Baca juga: Awas Anak Menderita Sindrom Tourette. Yuk Kenali Gejala Dan Penyebabnya

Perlu diingat, apabila ibu hamil sudah merasa tidak sanggup berpuasa dan mengalami dehidrasi, sebaiknya segera batalkan puasa demi keselamatan dan kesehatan. Itulah tips puasa aman untuk ibu hamil. Jangan lupa cek artikel dan berita menarik lainnya di portal informasi Pcare Vaksin ini ya. Selamat mencoba dan Semoga bermanfaat. 
Share:

Daftar Harga Vaksin Imunisasi Lengkap Untuk Anak

 

pcare vaksin

Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan sudah memfasilitasi imunisasi rutin wajib di Indonesia, sehingga masyarakat tak perlu mengeluarkan biaya sepeserpun. Kendati begitu, tak semuanya mendapatkan subsidi dari pemerintah.

Beberapa rumah sakit atau klinik pun mematok harga vaksin jika dilakukan secara mandiri. Lantaran, vaksinasi yang mendapat subsidi hanya diadakan di puskesmas atau posyandu.

Baca juga:  Kata-Kata Dari Orang Tua Yang Diperlukan Anak Untuk Menjadi Sukses

Vaksinasi pada anak yang dilakukan di puskesmas atau posyandu berupa multi dose vial. Artinya, vaksinasi yang dapat dilakukan diberikan kepada banyak anak karena berisi sejumlah dosis.

Maka dari itu, vaksinasi di puskesmas atau posyandu sudah terjadwal. Hal ini bertujuan agar dosis dapat digunakan sampai habis sehingga tidak perlu dibuang.

Apabila jadwal vaksinasi di puskesmas atau posyandu terlewat, orangtua tak perlu khawatir karena tetap bisa melakukan imunisasi di rumah sakit atau klinik.

Berikut ini rincian jenis-jenis vaksinasi yang perlu diberikan pada anak dan diwajibkan oleh pemerintah beserta harganya.

1. Hepatitis B

Vaksin hepatitis B bertujuan untuk membentuk antibodi pada anak agar kebal pada virus yang bisa menyerang hati dan terhindar dari komplikasi yang mengintainya. Pemberian vaksin ini dilakukan sebanyak empat kali.

Terhitung sejak baru lahir kemudian dilanjut pada usia 2, 3, 4 bulan dengan estimasi harga sekitar Rp 325.000 untuk sekali vaksin. Jika ditotal maka vaksin hepatitis B membutuhkan biaya Rp 1,3 juta.

Baca juga: Anna Dzha Fatu Minal Iiman, Kebersihan Penting Tuk Cegah Penularan Penyakit Polio

2. Tuberkulosis (BCG)

Vaksin BCG hanya diberikan sekali ketika bayi berusia 3 bulan dengan estimasi biaya Rp 345.000. Manfaat dari vaksin ini untuk mencegah tuberkulosis yang dapat menyerang saluran pernapasan, saluran cerna, kelenjar getah bening dan ginjal.

3. Polio

Vaksinasi polio di Indonesia umumnya berbentuk tetes dan diberikan sebanyak empat tetes. Dimulai saat bayi baru lahir kemudian disambung ketika memasuki usia 2, 3, dan 4 bulan dengan estimasi biaya Rp 355.000. Jika diakumulasikan maka dana yang perlu dipersiapkan adalah Rp 1.420.000.

4. Campak

Vaksinasi campak diberikan pada usia 9 bulan, 18 bulan, dan 6 tahun dan sudah terintegrasi dengan vaksin MMR yang bisa mencegah terjadinya gondong, campak dan rubella. Campak sendiri adalah penyakit yang ditandai dengan gangguan pernapasan, diare sampai peradangan pada otak.

Apabila anak sudah melakukan vaksin MMR, maka ia cukup melakukan vaksin campak sebanyak dua kali di usia 9 bulan dan 18 bulan. Biaya yang diperlukan untuk vaksin campak sekitar Rp 425.000 dan vaksin MMR diangka Rp 685.000.

Baca juga:  Tips Penting Untuk Menjaga Mental Sang Bunda Yang Sedang Menyusui

5. DTP (Difteri, Tetanus, Pertusis)

Vaksin ini bertujuan untuk mencegah berbagai penyakit meliputi difteri, tetanus, pertusis (batuk rejan), tetanus, pneumonia, hepatitis B dan meningitis. Vaksin DTP wajib diberikan pada bayi sebanyak empat kali mulai usia 2, 3, 4, dan 18 bulan. Biaya yang perlu dipersiapkan untuk sekali vaksin DTP sekitar Rp 445.000.

 Nah, jadi itulah daftar harga vaksin imunisasi lengkap untuk anak. Jangan lupa cek artikel dan berita menarik lainnya di portal informasi Pcare Vaksin ini ya. Semoga bermanfaat. 

Share:

Popular Posts

Arsip Blog

Recent Posts