Perbedaan vaksin MR dan MMR
Vaksin MMR berfungsi untuk mencegah penyakit mumps (gondongan), measles (campak), dan rubella (campak jerman).
Sementara itu, imunisasi MR untuk mencegah penyakit measles (campak) dan rubella (campak jerman).
Mengutip dari situs resmi Biofarma, kedua vaksin tersebut sama baiknya dan pemberiannya menyesuaikan dengan kondisi negara.
Saat ini, masalah yang besar di Indonesia adalah campak dan rubella sehingga kampanye yang dilaksanakan adalah imunisasi MR.
Siapa saja yang perlu mendapatkan vaksin MR?
Mengingat penyakit campak dan rubella sangat menular dan membahayakan kesehatan, anak-anak perlu mendapatkan vaksin MR sesuai dengan jadwalnya.
Berikut kelompok orang yang memerlukan imunisasi measles and rubella (MR) yang perlu Anda ketahui.
Balita dan anak-anak
Berdasarkan jadwal imunisasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) 2020, imunisasi MR bisa bayi dapatkan saat usia 9 bulan sampai kurang dari 15 bulan.
Setelah itu, lakukan imunisasi lanjutan saat anak usia 18 bulan dan SD kelas 1 (sekitar usia 6-7 tahun). Imunisasi MR juga bertindak sebagai pengganti imunisasi campak.
Bila sudah pernah mendapatkan imunisasi campak, anak perlu menerima vaksin MR agar kekebalan penuh pada penyakit campak dan rubella.
IDAI menjelaskan bahwa imunisasi campak dan rubella aman untuk anak yang sudah pernah menerima vaksin MMR.
Orang dewasa
Mengutip dari Center for Disease Control and Prevention (CDC), orang dewasa berusia 18 tahun harus mendapatkan vaksin MR bila tidak pernah menerima sebelumnya.
Untuk wanita, sebaiknya melakukan vaksin MR sebelum kehamilan untuk mencegah janin terkena rubella.
Kondisi yang membuat anak perlu menunda vaksin MR
Penundaan pemberian imunisasi MR bisa perlu orangtua lakukan bila mengalami beberapa kondisi, seperti:
- demam tinggi,
- flu berat,
- diare berat,
- sedang hamil,
- sudah menerima vaksin untuk penyakit lain dalam 4 minggu terakhir.
Anda dan anak bisa langsung mendapatkan vaksin MR ketika kondisi sudah membaik dan tidak dalam situasi di atas.
Meski sangat jarang, ada kondisi yang membuat seseorang tidak bisa mendapatkan imunisasi MR.
- Reaksi alergi dari komponen vaksin.
- Sedang melakukan perawatan kanker yang melemahkan kekebalan tubuh.
- Penderita HIV/AIDS
- Mengonsumsi obat yang memengaruhi kekebalan tubuh, seperti steroid.
Mereka termasuk orang yang tidak dapat perlindungan langsung dari vaksin.
Namun, anak-anak dengan kondisi di atas masih bisa merasakan perlindungan dari orang lain yang sudah menerima vaksin.
Kondisi tersebut adalah herd immunity atau kekebalan kelompok, ketika seseorang mendapat perlindungan dari yang sudah menerima vaksin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar