Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan(DPKP) Kabupaten Tangerang menyiapkan 1.100 vaksin LSD

pcare vaksin

 Dikabarkan puluhan sapi terserang penyakit Lumpy Skin Disease (LSD), kini Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) telah menyiapkan 1.100 Vaksin LSD.

"Untuk pencegahan dan penanggulangan LSD gencar dilakukan pengobatan  dan vaksinasi LSD," ujar Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tangerang Asep Jatnika, Senin 27 Februari 2023. 

Baca juga: Perlu Kalian Tahu, Apa Itu Vaksin HPV

Lumpy Skin Disease (LSD) merupakan penyakit infeksius yang disebabkan oleh capripox virus yang termasuk family poxviridae. Virus itu juga dikenal dengan nama Neethling Virus.  

DPKP Kabupaten Tangerang mencatat sejak Desember 2022 hingga Februari 2023 sebanyak 47 sapi  terserang penyakit LSD. Kasus terus terjadi penambahan di dua wilayah yaitu di kecamatan Tigaraksa dan Solear. 

Asep mengatakan, sekitar 1.100 vaksin LSD telah disiapkan untuk diberikan ke ribuan ternak di Kabupaten Tangerang. Adapun sumber vaksin LSD itu dari Kementerian Pertanian RI melalui Dinas Pertanian Provinsi Banten sebanyak 800 dosis dan dari Corporate Social Responbility (CSR)  PT Tanjung Unggul Mandiri– Teluknaga  sebanyak 300 dosis.

Menurut Asep, proses vaksinasi LSD telah dimulai sejak 13 Februari lalu oleh tim vaksinator dari medik veteriner. 

"Pelaksana dan petugas inseminator pada radius 2km sampai 10 km dari daerah kasus," kata Asep. 

Hasil vaksinasi yang dilakukan pada 13-16 Februari, sebanyak 246 ekor sapi sudah tervaksin LSD. Ratusan sapi yang sudah divaksinasi itu berada di 5 desa di dua kecamatan, yaitu Desa Cileles di Kecamatan Tigaraksa, dan Desa Cikareo, Cireundeu, Cikuya dan Cikasungka di Kecamatan Solear.  

Hingga saat ini, lanjut Asep vaksinasi LSD masih terus berjalan. Hingga Senin, 27 Februari 2023, 401 ekor sapi telah divaksinasi. Ratusan sapi itu berada di beberapa kecamatan, yaitu Tigaraksa 118 ekor, Solear 128 ekor, Curug 6 ekor, Panongan 11, Sindang Jaya 59 ekor dan Legok 79 ekor. 

Selain vaksinasi Lumpy Skin Disease, DPKP Kabupaten Tangerang juga pengetatan pemeriksaan lalu lintas ternak dan produk ternak, menerapkan isolasi per kandang dan melaksanakan pengobatan terhadap ternak yang terpapar. 

"Kami mengimbau agar peternak tetap menjaga kebersihan kandang dengan dilakukan penyemprotan dengan disinfektan dan memberikan pakan ternak yang baik sehingga sapi tetap sehat," kata Asep.

 Maka kami himbau untuk para peternak sapi agar memberikan vaksin LSD ini kepada sapi mereka guna mencegah sapi kalian terserang penyakit LSD. Semoga bermanfaat.

Share:

Jelang Perubahan Menjadi SatuSehat, Aplikasi PeduliLindungi Alami Error

pcare vaksin
 

 Terkait menjelang perubahan aplikasi PeduliLindungi menjadi SatuSehat pada 1 Maret, Aplikasi PeduliLindungi mengalami error pada beberapa fiturnya.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan gangguan tersebut dikarenakan aplikasi sejuta umat ini sedang dalam masa transisi ke SatuSehat Mobile.

Proses tersebut yang membuat sejumlah fitur yang ada di dalam aplikasi PeduliLindungi tidak berjalan sesuai semestinya.

Untuk itu, Kemenkes telah menganjurkan yang dapat dilakukan oleh pengguna PeduliLindungi, seperti dikutip dari postingan Instagram @pedulilindungi.id, Selasa (28/2/2023):

  1. Simpan kartu fisik bukti vaksinasi COVID-19 dari fasilitas layanan kesehatan.
  2. Simpan sertifikat vaksin COVID-19 digital yang ada di PeduliLindungi.
  3. Hubungi email: helpdesk@kemkes.go.id atau WA 0811 10 500 567 jika memerlukan sertifikat vaksin internasional (WHO/EU/KSA).

Sejak diluncurkan dua tahun lalu, Kemenkes akan 'mematikan' PeduliLindungi dan mengubahnya menjadi SatuSehat Mobile.

Saat ini proses transisi aplikasi PeduliLindungi menjadi SatuSehat Mobile tengah dilakukan. Ketika perubahan aplikasi tersebut sudah rampung, secara fungsi dan manfaatnya akan lebih berkembang lagi.

Jika di era PeduliLindungi untuk membantu menangani pandemi dengan adanya fitur dan layanan kesehatan digital yang dihadirkan, mulai memantau penyebaran virus, sertifikat vaksin, dokumen perjalanan, hingga fitur check-in saat memasuki suatu area.

Di aplikasi SatuSehat Mobile pengguna memungkinkan sejumlah fitur yang tak hanya soal vaksin saja, tapi juga imunisasi anak, pengingat jadwal minum obat, rekam medis elektronik (RME), hingga mengenai layanan kesehatan terintegrasi.

Mengenai keamanan data SatuSehat Mobile, Kemenkes menjanjikan data pengguna terlindungi. Adapun soal ini, Kemenkes sudah berkoordinasi dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dalam melakukan sertifikasi aplikasi, menentukan bentuk sistem keamanan, tata kelola teknologi, sampai mengenai register manajemen dan sumber daya manusianya.

Nah jadi untuk kalian yang heran dan bingung kenapa aplikasi PeduliLindungi kalian error diharapkan tenang, karena sedang dilakukan perbaikan dan diperkirakan akan selesai secepatnya.


Share:

Awas Demam Tifoid Bisa Menyerang Anak Anda!

pcare vaksin
 

Pcare Vaksin - Perlu para orang tua ketahui bahwa demam tifoid, atau yang lebih sering dikenal dengan sebutan tipes merupakan penyakit yang dapat terkena pada semua umur. Pada dasarnya, penyakit ini disebabkan oleh bakteri yang berkembang dalam usus bernama salmonella typhi yang biasanya bisa ditemukan pada makanan atau minuman yang telah terkontaminasi. Bakteri ini juga dapat ditularkan pada orang lain melalui makanan atau minuman yang telah terkontaminasi oleh urine atau feses penderita. 

Adapun penyakit tipes tidak sama dengan tifus/typhus. Bakteri penyebab penyakit tifus merupakan bakteri berjenis rickettsia typhi atau r. Prowazekii dan orientia yang dibawa oleh ektoparasit seperti kutu, tungau, atau caplak.

Baca juga:  Lahh, Vaksinasi Dan Imunisasi Itu Beda? Ini Penjelasannya

Demam berdarah merupakan penyakit yang tanda dan gejala penyakit ini sukar dikenali dengan segera karena gejalanya hampir sama dengan tifus

Orang dengan tifoid umumnya datang dengan demam non-spesifik yang makin parah setelah beberapa hari dan tidak ada perbaikan gejala dengan pengobatan suportif. Perlu dipastikan juga mengenai riwayat mengonsumsi makanan dan minuman yang kurang higienis serta paparan terhadap lingkungan dengan sanitasi yang buruk.

Gejala dapat bervariasi antar individu satu dengan individu lainnya, dari ringan yang tidak terdiagnosis, sampai gambaran klinis yang khas. Menurut beberapa penelitian, di daerah endemik tifoid, pasien tifoid kebanyakan adalah anak-anak di bawah 5 tahun, mengalami demam yang non-spesifik di mana secara klinis tidak jelas bahwa pasien anak ini terkena infeksi tifoid.

Dalam minggu pertama sakit, keluhan dan gejala yang muncul mirip dengan penyakit infeksi akut pada umumnya namun tifoid memiliki gejala klasik, yaitu:

  1. Demam yang timbul mengikuti pola stepladderfever, yaitu suhu tubuh yang naik kemudian turun pagi harinya tapi tidak mencapai suhu normal, kemudian berulang secara progresif. Akan tetapi, pola demam ini sudah jarang terlihat.
  2. Diaforesis atau berkeringat banyak setelah demam turun.
  3. Malaise
  4. Nyeri abdomen menyeluruh dan konstipasi
  5. Batuk kering dan sakit kepala bagian frontal kepala

Pada minggu kedua, keluhan dan gejala-gejala di atas bertambah intensitasnya dan mulai bermanifestasi dalam pemeriksaan fisik. Pada minggu ketiga, demam bertambah toksik, penderita mengalami anoreksia serta dapat mengalami diare pea soup, yaitu diare cair, kuning kehijauan dan berbau busuk.

Untuk melakukan diagnosis, dokter akan menanyakan gejala dan riwayat kesehatan pasien. Kemudian, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik seperti mengukur suhu tubuh, mengecek ruam pada kulit, dan menekan perut. Lalu, dokter juga akan melaksanakan beberapa pemeriksaan lanjutan seperti:

  • Tes darah, urin, dan feses
  • Aspirasi sumsum tulang
  • Tes widal
  • Tes IgM anti Salmonella

Bagaimana Cara Mengobati Demam Tifoid?

Secara umum, pengobatan demam tifoid akan tergantung dengan tingkat keparahannya. Beberapa kasus dapat dirawat di rumah secara mandiri dengan meminum antibiotik dari Dokter. Namun, ada pula kasus bergejala berat yang perlu dirawat di rumah sakit dan antibiotik diberikan melalui suntikan dan cairan infus. Hal terpenting bagi pasien adalah berobat terlebih dahulu untuk ditentukan derajat keparahan sakitnya.

Baca juga: Imunisasi Dasar Yang Wajib Untuk Anak

Pengobatan dilakukan dengan meminum obat yang disarankan dokter dan melakukan berberapa hal berikut ini:

  • Membatasi aktivitas terutama yang berat
  • Mendapatkan istirahat yang cukup
  • Makan sering namun dengan porsi yang sedikit
  • Mengonsumsi makanan rendah serat
  • Mencukupi kebutuhan minum air putih
  • Mencuci tangan secara rutin dengan air mengalir dan sabun
  • Melakukan imunisasi vaksin tifoid

 Nah jadi penting bagi kalian para orang tua, untuk segera bawa anak anda ke dokter sesegera mungkin jika mendapati anak demam lebih dari 3 hari. Ditakutkan anak anda terkena demam tifoid, sehingga dapat dilakukan pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut disana.

 

Share:

Dinkes Aceh Catat Total 1,1 Juta Anak Imunisasi Vaksin Polio Dosis Kedua

pcare vaksin
 

Pcare Vaksin - Selama pelaksanaan Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) polio, Dinas Kesehatan (Dinkes) Aceh mencatat sebanyak 1,1 juta anak usia 0-12 tahun sudah menerima dosis kedua imunisasi polio. 

“Saat ini sudah 1.118.431 anak usia 0 tahun sampai 12 tahun yang sudah diteteskan polio putaran kedua ini,”kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Aceh, Iman Murahman, Sabtu (25/2/2023).

Dijelaskan, pihaknya menargetkan 1.217.939 anak Aceh mendapat imunisasi polio dosis kedua, sebagai upaya melindungi anak dari penyakit lumpuh layu. Dari target tersebut, realisasi saat ini sudah mencapai, 91,8 persen.

Baca juga: Ketahui Manfaat Imunisasi Dasar Bagi Si Buah Hati

Kini, kata dia, petugas kesehatan di lapangan masih terus melakukan penetesan imunisasi polio dosis kedua kepada anak hingga batas waktu akhir Februari 2023, dengan target bisa mencapai 95 persen. 

“Target awal sampai akhir Februari 2023 bisa mencapai 95 persen,” kata Iman.

Hingga Jumat (24/2/2023) malam, hanya 10 daerah dengan capaian di bawah 95 persen, yaitu Banda Aceh 73,9 persen, Simeulue 74,9 persen dan Aceh Besar 75,75 persen, Lhokseumawe 83,6 persen, Aceh Selatan 89,2 persen, Nagan Raya 90,4 persen, Aceh Utara 91,1 persen, Pidie 92,7 persen, Pidie Jaya 93,5 persen dan Sabang 93,5 persen.

Sementara daerah lainnya dengan capaian sudah di atas 95 persen. Bahkan tiga daerah di antaranya sudah di atas 100 persen, seperti Aceh Singkil 100,2 persen, Gayo Lues 100,7 persen dan Kabupaten Bener Meriah 102,7 persen.

Baca juga: Pentingnya Vaksin Polio Untuk Anak

Sebelumnya, Iman menyebut, kendala di lapangan yaitu masih ada orang tua yang tidak langsung menerima anaknya mendapatkan imunisasi polio, sehingga perlu sosialisasi dan edukasi dari petugas agar masyarakat mengetahui pentingnya imunisasi untuk mencegah anak dari penyakit lumpuh layu.

Oleh karena itu kami himbau kembali kepada para orang tua agar tidak takut atau ragu untuk memberikan vaksin polio demi kesehatan dan tumbung kembang anak.  

Share:

Waspada Varian Baru Penyakit Flu Burung Klad Atau Clade 2.3.4.4b Yang Potensial Menular Ke Manusia

pcare vaksin
 

Akhir-akhir ini banyak kasus flu burung yang ditemukan diberbagai dunia dan mewabah hingga ke indonesia, oleh karena itu Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta masyarakat mewaspadai penyakit flu burung klad atau clade 2.3.4.4b yang potensial menular ke manusia.

Baca juga : Imunisasi Dasar Yang Wajib Untuk Anak

Anjuran peningkatan kewaspadaan kejadian luar biasa ini dilakukan mengingat mutasi virus flu burung baru ini cenderung cepat dan konsisten pada mamalia. 

Dengan begitu, virus influenza A H5N1 klad 2.3.4.4b penyebab flu burung memiliki kecenderungan zoonosis, atau potensial menular dari hewan ke manusia.

“Saat ini memang belum ada laporan penularan ke manusia, tapi kita tetap harus waspada,” kata Maxi Rein Rondonuwu, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, dilansir dari SehatNegeriku, Sabtu (25/2/2023).

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menilai, risiko infeksi flu burung pada manusia saat ini masih rendah dan belum ada laporan penularan dari manusia ke manusia. 

Namun, terpantau ada peningkatan penularan virus H5N1 clade 2.3.4.4b dari burung liar ke beberapa spesies mamalia di beberapa wilayah.

Berkaca dari kasus tersebut, Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) menyebut, perpindahan dan mutasi virus yang cepat dan terus-menerus pada mamalia ini porensial berkembang menjadi infeksi zoonosis.

Baca juga : Anna Dzha Fatu Minal Iiman, Kebersihan Penting Tuk Cegah Penularan Penyakit Polio

Temuan kasus flu burung clade 2.3.4.4b di Indonesia
Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) menyatakan, kasus flu burung subtipe H5N1 clade 2.3.4.4b kini tengah mewabah di beberapa wilayah Amerika, Eropa, dan Asia, terutama China dan Jepang. 

Di Indonesia, flu burung subtipe H5N1 clade 2.3.4.4b yang mewabah di dunia telah terdeteksi di peternakan komersial bebek peking yang tidak divaksin di Provinsi Kalimantan Selatan. 

Untuk itu, pemerintah meminta dinas kesehatan dan masyarakat untuk mewaspadai penyebaran penyakit ini. Dikarenakan varian penyakit flu burung yang satu ini potensial menular ke manusia. Selalu terapkan hidup sehat dengan mencuci tangan dan mendi setelah beraktivitas, jangan lupa juga untuk makan makanan yang sehat agar kita terhindar dari berbagai penyakit.



Share:

Dinas Lingkungan Hidup Bangkalan Dibuat Heboh Karena Kantung Darah HIV Yang Berserakan DI TPS

pcare vaksin
 

Beberapa hari yang lalu diketahui Dinas Lingkungan Hidup Bangkalan menemukan limbah B3 yang dibuang di TPS Junok Bangkalan. Limbah B3 yang ditemukan di antaranya merupakan kantong darah yang tertulis HIV (human immunodeficiency virus)

Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 DLH Bangkalan Yudistiro membenarkan penemuan tersebut. Yudistiro mengatakan ditemukan limbah B3 sebanyak dua plastik besar.

"Iya betul ada dua kresek limbah B3, berisi barang-barang medis," tutur Yudistiro kepada wartawan, Selasa (21/2).

Yudistiro menyebut di dalam plastik terdapat puluhan kantong darah yang salah satunya tertulis HIV. Tak hanya itu, terdapat selang dan alat bekas pakai lainnya.

Kepala Biro Komunikasi Kementerian Kesehatan RI dr Siti Nadia Tarmizi sangat menyayangkan adanya temuan tersebut. Sebab pembuangan limbah untuk cairan, baik itu darah atau cairan tubuh manusia lainnya harus menggunakan prosedur yang benar. Bahkan pemusnahan kantong darahnya pun juga memiliki prosedur sendiri, sehingga tidak asal main buang di TPS biasa.

"Ini kan berarti pengelolaan limbah yang salah. Kembali lagi kita mesti koordinasi. Selama ini kan PMI suatu institusi yang sudah lama mengelola darah kan dan sudah menerapkan skrining penyakit-penyakit terhadap darah," ucapnya saat ditemui di Jakarta Pusat, Kamis (24/2/2023).

"Semua lah ya cairan yang dikeluarkan tubuh manusia dianggap berbahaya," imbuhnya lagi.

Menurut Nadia, peristiwa tersebut bisa berbahaya lantaran darah merupakan limbah medis yang sifatnya bisa menjadi transmisi beberapa penyakit menular. Meskipun darah tersebut belum tahu infeksius atau tidak, namun kata Nadia, seseorang yang mengambilnya perlu menerapkan universal precaution atau ekstrak kehati-hatian.

"Petugas medis kalau mau ambil darah pakai sarung tangan. Kalau bersihin luka, pakai sarung tangan. Karena kan kecenderungan penularan melalui jalur darah kan bisa pada tangan kita yang luka, kemudian menyentuh permukaan, itu bisa terjadi. Nah apalagi di awam. Awam gak tahu," tutur Nadia.

"Jadi ada risiko penularan. Walaupun virus, bakteri dalam darah itu ada masa waktu untuk bertahan dan kemud bisa menularkan. Tapi limbah medis, dan itu selalu dikategorikan sebagai limbah B3," imbuhnya lagi.

Lebih lanjut, Nadia mengungkapkan pihaknya nanti akan berkoordinasi kepada Palang Merah Indonesia (PMI) pusat dan Dinas Kesehatan Setempat untuk membicarakan terkait kejadian tersebut. 


Share:

Benarkah PeduliLindungi Lenyap Dan Berganti Menjadi SatuSehat? Ini Penjelasannya

pcare vaksin

Pcare Vaksin - Kalian pernah dengar tentang PeduliLindungi yang katanya akan segera hilang seiring dengan kondisi pandemi covid-19 yang membaik? Lalu, apakah benar demikian?

Terkait kabar ini Kepala Biro Komunikasi Kementerian Kesehatan RI dr Siti Nadia membantahnya. Menurutnya, PeduliLindungi bukan lenyap, melainkan hanya bertransformasi menjadi SatuSehat dengan tambahan fungsi.

"Sama fungsinya, namanya saja ganti menjadi SatuSehat karena ke depan fungsinya akan bertambah," ucapnya saat dihubungi, Jumat (24/2/2023).

Di samping itu, Wakil Menteri Kesehatan RI (Wamenkes) dr Dante Saksono harbuwono juga menjelaskan bahwa aplikasi SatuSehat ini nantinya akan memangkas pekerjaan tenaga kesehatan menjadi lebih ringkas.

Ia mengatakan, platform SatuSehat ini memiliki spesifikasi khusus dalam pelaporan sistem informasi kesehatan. Sehingga laporan yang semula dilaporkan ke dalam 400 aplikasi, nantinya hanya cukup ke 8 aplikasi.

"Jadi ini bisa digunakan sebagai basis teknologi yang kita kenal nanti akan di-launching Minggu depan sebagai SatuSehat. Ini akan menjadi suatu individual head account untuk sistem transformasi teknologi kesehatan informasi di Indonesia," kata Dante dalam konferensi pers Rapat Kerja Kesehatan Nasional 2023, di Jakarta Pusat, Kamis (23/2).

"Nanti yang yang kekinian itu aplikasi SatuSehat. SatuSehat terdiri dari 8 aplikasi yang mulai dari seluruh layanan yang harus dikumpulkan, mulai dari surveillance, baik itu identifikasi number, diagnosis dan itu cuman ada aplikasi SatuSehat. Dengan begitu, maka akan keluar data yang seragam," ujarnya.

Baca juga: Apa Benar Vaksin Polio Bisa Untuk Kanker Otak?

Nah jadi kesimpulannya adalah, aplikasi peduli lindungi akan berubah atau di update menjadi aplikasi satusehat dikarenakan pendemi sudah usai. Namun aplikasi satusehat sendiri juga memiliki berbagai fitur kesehatan dari peduli lindungi dan beberapa fitur tambahan.

Share:

Waspada, Balita Juga Bisa Terkena Obesitas!

pcare vaksin
 

Pcare Vaksin - Perlu para orang tua ketahui bahwa obesitas tidak hanya terjadi pada orang dewasa saja, namun balita juga memiliki potensi akan terjangkitnya obesitas loh.

Obesitas pada balita merupakan salah satu gangguan nutrisi yang paling sering terjadi pada anak. Obesitas adalah kondisi penumpukan lemak yang kemudian bisa mengganggu kinerja tubuh. Gangguan ini adalah kondisi yang serius karena dapat memberikan dampak jangka panjang untuk kesehatan.

Obesitas yang terjadi semasa balita dapat membentuk komplikasi fisik maupun psikis. Nah, berikut bahaya obesitas pada balita yang harus ibu dan ayah waspadai.

 Baca juga: Bingung Karena Anak Sering Sakit-Sakitan? Ini Tips Agar Anak Kalian Sehat

Bahaya Obesitas Pada Balita

1. Diabetes melitus

Konsumsi berlebihan yang menyebabkan obesitas dapat membentuk kondisi diabetes melitus. Diabetes melitus atau diabetes tipe 2 termasuk sebagai kondisi kronis jangka panjang. Kondisi ini terjadi ketika kadar gula darah dalam tubuh melampaui batas normal. Sel-sel di dalam tubuh akan membentuk resistensi terhadap insulin, sehingga insulin tidak dapat digunakan secara efektif.

Jika terus berlanjut, diabetes melitus dapat mengganggu kerja jantung, saraf, dan juga mata. Oleh karena itu, pencegahan obesitas melalui penurunan berat badan dan pemantauan kadar gula darah sangat penting agar tidak menjadi pemicu kondisi ini.

2. Kolesterol dan tekanan darah tinggi

Pola makan dengan penekanan pada konsumsi lemak yang berlebih dapat mendorong peningkatan kolesterol ataupun tekanan darah. Meskipun kondisi kesehatan ini lebih sering terjadi pada fase dewasa, ayah dan ibu tetap harus mengetahui bahayanya bagi kesehatan anak.

Sebab, jika kolestrol dan tekanan darah seseorang sudah sangat tinggi, arteri dapat mengeras dan menyebabkan serangan jantung atau struk di kemudian hari. 

3. Masalah pernafasan

Obesitas pada balita juga dapat meningkatkan potensi masalah pernapasan. Kelebihan berat badan salah satunya tersimpan pada area dada dan perut, sehingga dapat menghambat kerja paru-paru. 

Kondisi kesehatan seperti asma atau apnea tidur adalah masalah penapasan yang paling sering dialami oleh balita dengan obesitas. Meskipun keduanya berisiko tinggi, apnea tidur lebih berbahaya bagi kesehatan anak karena dapat menyebabkan pernafasan anak berhenti berulang-ulang dalam kurun waktu tidur.  

4. Nyeri sendi

Obesitas pada balita juga dapat berpengaruh kepada sendi. Jika berat yang ditekankan tidak proporsional dengan besar tulang dan sendi, akan terjadi tekanan di area tertentu. Beberapa area yang sering anak keluhkan nyeri adalah pinggul, lutut, dan punggung. 

Apabila nyeri sendi berlanjut selama kurun waktu yang lama, mobilitas anak dapat terhambat dan menyebabkan tubuh semakin tidak aktif. Pereda nyeri dapat digunakan untuk menyelesaikan keluhan ini dalam jangka pendek. 

5. Depresi dan kecemasan

Komplikasi yang terakhir tidak berdampak kepada fisik, namun terhadap kesehatan balita secara emosional. Obesitas pada anak menjadi salah satu penyebab masalah kepercayaan diri. Selain itu, mereka juga lebih rentan mengalami bullying dari lingkungan sekitar. Komplikasi emosional ini dapat meningkatkan potensi depresi dan kecemasan pada anak.

 Baca juga: Awas Anak Mengidap Stunting - Ciri-Ciri dan Pencegahannya

Memberi gizi berlebih bisa membuat anak terkena obesitas, sedangkan kurang memberi gizi kepada anak kalian bisa berakibat pada terlambatnya tumbuh kembang anak. Maka dari itu sangat penting bagi kalian para orang tua untuk menjaga pola makan sang buah hati agar tetap memiliki gizi yang seimbang.

Share:

Bingung Karena Anak Sering Sakit-Sakitan? Ini Tips Agar Anak Kalian Sehat

pcare vaksin
 

Pcare Vaksin - Bagi kalian para orang tua, kesehatan anak pastinya menjadi prioritas utama bukan? Tidak jarang kalau anak sakit, orang tua merasa sedih karena melihat anaknya tidak bisa bermain dan mengeksplore dunia luar seperti biasanya. Maka dari itu, Penting bagi orang tuan untuk menjaga dan memantau kesehatan anaknya.

Salah satu cara menjaga kesehatan tubuh anak adalah dengan membiasakan rutinitas hidup bersih dan teratur. Kalian bisa membiasakan rutinitas hidup yang teratur agar bisa dicontoh oleh anak-anak. Oleh karena itu, Berikut cara menjaga kesehatan tubuh anak agar tidak mudah sakit.

1. Berikan Imunisasi secara Lengkap untuk Anak

Imunisasi adalah cara terbaik untuk mencegah penularan berbagai penyakit yang bisa berbahaya pada anak. Karena itu, temui dokter anak dan pastikan Si Kecil mendapatkan semua imunisasi yang ia butuhkan, termasuk vaksin flu. 

2. Ajari Anak Kebiasaan Sehat

Mengajari anak melakukan kebiasaan sehat sangat penting agar ia bisa terlindungi dari infeksi penyakit. Kebiasaan sehat yang perlu diajarkan pada anak, antara lain:

  • Tidak menyentuh mata sebelum mencuci tangan.
  • Tidak berbagi peralatan makan dengan teman.
  • Menggunakan tisu untuk menutup mulut dan hidung saat bersin.
  • Memberitahu orang tua saat ia merasa tidak enak badan.

Tindakan pencegahan tersebut sangat efektif untuk mencegah penyebaran sebagian besar penyakit menular, termasuk penyakit perut.

Baca juga: Anna Dzha Fatu Minal Iiman, Kebersihan Penting Tuk Cegah Penularan Penyakit Polio

3. Ajarkan Cara Mencuci Tangan yang Benar

Mencuci tangan juga merupakan cara terpenting untuk mencegah penyebaran penyakit yang bisa diperoleh anak dari sekolah atau tempat umum lainnya. Si Kecil bisa terserang bakteri atau virus penyebab penyakit bila ia menggosok mata atau hidungnya dengan tangan yang sudah terkontaminasi oleh kuman tersebut. Oleh karena itu, sering mencuci tangan bisa membantu mencegahnya dari paparan kuman penyakit.

Mengajarkan anak cara mencuci tangan yang benar dengan menggunakan air dan sabun adalah bagian dari menerapkan kebersihan umum. Ingatkan juga anak untuk mencuci tangan setelah membuang ingus, setelah menggunakan kamar mandi, dan sebelum makan. 

4. Berikan Sarapan yang Sehat

Sarapan adalah waktu makan paling penting bagi anak-anak usia sekolah. Sarapan yang seimbang dengan protein dan karbohidrat kompleks terbukti penting untuk fungsi otak serta untuk menjaga tingkat energi yang stabil sepanjang hari.

Anak-anak yang rutin sarapan lebih cenderung mengonsumsi nutrisi dalam jumlah yang sesuai serta mengonsumsi lebih sedikit lemak dan kolesterol total. Begitu juga dengan asupan zat besi, vitamin B, dan vitamin D yang bisa didapatlan lebih tinggi 20-60 persen pada anak yang tidak melewatkan sarapan.

5. Bantu Anak Memiliki Sistem Kekebalan Tubuh yang Kuat

Orang tua juga perlu menjaga kesehatan tubuh anak agar sistem kekebalan mereka bisa bekerja dengan baik. Dorong anak untuk melakukan hal yang bisa meningkatkan imunnya, seperti:

  • Tidur yang cukup.
  • Menerapkan pola makan yang sehat.
  • Dorong untuk aktif bergerak dan berolahraga
  • Luangkan waktu untuk bermain.
  • Ajarkan pentingnya mencuci tangan sebelum dan sesudah beraktivitas. 

Beberapa cara di atas adalah langkah yang bisa dilakukan orang tua untuk membantu mengurangi risiko anak terkena pilek, flu, dan infeksi lainnya.

Banyak orang tua yang tertarik untuk memberikan suplemen atau vitamin ekstra, seperti vitamin C pada anak. Namun, ibu dianjurkan untuk selalu membicarakannya pada dokter anak sebelum memberi anak suplemen apa pun.

6. Dorong Anak untuk Cukup Tidur

Memastikan anak tidur yang cukup adalah bagian penting dalam menjaga kesehatan mereka. Faktanya, penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur dapat memengaruhi anak-anak dalam berbagai cara.

Kurang tidur bisa menyebabkan konsentrasi yang buruk, obesitas, depresi, keinginan bunuh diri, dan cedera. Pastikan ibu membuat jadwal tidur untuk anak dan biasakan anak untuk tidur sesuai jadwal. 

Baca juga: Beberapa Tips Ini Bikin Anak Gak Susah Makan

7. Dorong Anak untuk Aktif Bergerak

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), obesitas pada masa kanak-kanak meningkat lebih dari dua kali lipat pada anak-anak dan empat kali lipat pada remaja dalam 30 tahun terakhir. Oleh karena itu, aktivitas fisik adalah bagian penting dalam menjaga kesehatan anak. Pakar kesehatan masyarakat merekomendasikan 60 menit aktivitas fisik setiap hari untuk anak-anak.

 

Peran orang tua sangatlah penting untuk kesehatan dan perkembangan anak, kami menghimbau untuk para orang tua agar lebuh memperhatikan anaknya. Jangan sampai anak tidak punya tempat atau seseorang saat dia dalam kesusahan. Kalau bukan kepada orang tua mereka kemana lagi mereka akan bercerita tentang keluh kesahny?

Share:

Kata-Kata Dari Orang Tua Yang Diperlukan Anak Untuk Menjadi Sukses

 

pcare vaksin
 

Pcare Vaksin - Penting Bagi Orang tua untuk mengajarkan anak mereka hal-hal positif yang akan mereka tanamkan dalam pikirannya. Bukan hanya dengan memberi makian, melainkan dengan kata-kata lembut yang menenangkan sekaligus dapat memberikan support kepada anak. Dengan begitu, anak akan terus merasa didukung oleh orang terdekat mereka.

Margot Bisnow, penulis buku "Raising an Entrepreneur: How to Help Your Children Achieve Their Dream", telah melakukan wawancara dengan 70 orang tua yang berhasil mendidik anaknya menjadi orang dewasa sukses. Dari wawancara itu, Bisnow menemukan bahwa mereka mengatakan 5 ungkapan berikut pada anaknya.

1. "Ayah dan ibu tidak bisa melakukan segalanya untuk kamu"

Jangan menjadi orang tua yang terlalu protektif dan selalu terlibat. Sebaliknya, orang tua harus mempercayai anak-anak dan memberikan mereka bertanggung jawab. Jika anak tidak belajar dan mendapat nilai jelek, misalnya, orang tua menggunakan kegagalan tersebut sebagai kesempatan untuk refleksi dan belajar.

Baca juga : Anak Takut disuntik? Ini Dia 10 Tips Agar Anak Tidak Takut Disuntik

Ketika Robert Stephens, mantan eksekutif di Best Buy, berusia tiga tahun, dia melepas semua kenop pintu di rumahnya. "Orang tua saya tidak marah, mereka hanya mengatakan kepada saya bahwa saya harus mengembalikan semuanya," katanya.

Kini, Stephens menjadi sosok yang sukses di keluarganya. Kemudian, pada usia 24, dia memulai Geek Squad, sebuah perusahaan perbaikan yang kemudian dia jual seharga US$ 3 juta.

2. "Bersikap baiklah dan lakukan yang terbaik"

Pada tahun 2006, Blake Mycoskie mendirikan TOMS, yang telah memproduksi lebih dari 95 juta pasang sepatu. Perusahaan itu memperkenalkan bisnis model bisnis one-for-one, di mana setiap pembelian satu barang akan didonasikan satu barang bagi yang membutuhkan.

Ternyata, sejak kecil, orang tua Mycoskie sudah menanamkan pentingnya berbagi kepada sesama. Setiap Natal, keluarganya punya tradisi berdonasi melalui gereja.

"Kami membelikan pakaian dan mainan kepada anak-anak. Ini selalu menjadi kebijakan keluarga untuk membantu mereka yang kurang beruntung," katanya.

Contoh baik ini ternyata sangat membekas di benak Mycoskie, bahkan misi berbagi kepada sesama ia lanjutkan lewat bisnis TOMS.

3. "Jika sesuatu tidak berhasil, jangan bersedih. Kegagalan ini mungkin menjadi hal yang baik di kemudian hari."

Tidak selamanya hidup berjalan sesuai harapan. Karena itu, anak juga perly belajar untuk menang dan kalah, dan untuk tidak terobsesi dengan kesalahan. Jonathan Neman mencoba memulai sejumlah bisnis sejak ia di perguruan tinggi. Tak satu pun dari bisnis itu berhasil. Tapi dia belajar tentang apa yang berhasil dan apa yang tidak.

Setelah kuliah, ia dan teman-temannya mendirikan Sweetgreen, yang sekarang memiliki lebih dari 900 lokasi di seluruh negeri.

"Bahkan meski ayah saya berpendapat bahwa ide saya tidak bagus, dia tetap mendukung saya," kata Neman.

"Perjalanan bisnis saya adalah tentang kegigihan. Kami terus berjalan. Kami pernah gagal, namun kami mencoba dan mencoba lagi," papar dia.

4. "Apa hal terbaik dan terburuk yang kamu alami hari ini?

Apa Anda pernah menanyakan bagaimana hari yang dilalui anak di sekolah? Ternyata, orang tua dari anak-anak yang menjadi pengusaha sukses kerap mengajak anak berbicara dan bercerita soal hari mereka.

Anda bisa bertanya soal hal terbaik atau terburuk yang mereka alami sepanjang hari. Pertanyaan seperti itu bisa membuka percakapan yang penting antara orang tua dan anak.

Selain itu, orang tua juga bisa lebih memahami kondisi anak-anaknya, termasuk jika mereka menghadapi masalah di sekolah. Namun, perlu diingat, jangan mengintervensi dan berikan kepercayaan kepada anak untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. 

Baca juga : Imunisasi Dasar Yang Wajib Untuk Anak

5. "Ayah dan ibu sayang kamu"

Orang tua di Asia umumnya tidak terlalu ekspresif menyampaikan rasa kasih sayang dan cinta mereka pada anak. Padahal, hal itu penting untuk mendorong rasa percaya diri mereka.

Orang tua yang mengucapkan rasa sayang kepada anaknya secara langsung dan mendukung anaknya apapun yang terjadi akan menumbuhkan rasa percaya diri pada anak. Hal ini sangat baik untuk perkembangan anak dan bisa menjadi faktor keberhasilannya kelak.

Jadi berhenti mendidik anak kalian dengan kekerasan! Sekarang cobalah berlemah lembut dan pahami karakter dari anak anda. Agar anak anda tidak merasa tertekan dengan didikan kalian dan mencari pelampiaasan ke hal-hal yang kurang baik. 

Share:

Anna Dzha Fatu Minal Iiman, Kebersihan Penting Tuk Cegah Penularan Penyakit Polio

 

pcare vaksin
 

Pcare Vaksin - Dikarenakan banyaknya orang tua yang masih ragu akan imunisasi untuk anak, membuat penularan polio kembali menjadi momok. Virus polio dapat menular melalui kontak langsung dengan seseorang yang terinfeksi virus atau, melalui makanan dan air yang terkontaminasi. 

Orang yang membawa virus polio dapat menyebarkan virus selama berminggu-minggu melalui kotorannya. Selain itu, orang yang memiliki virus tetapi tidak memiliki gejala, tetap dapat menularkan virus kepada orang lain.

Baca juga : Anak Takut disuntik? Ini Dia 10 Tips Agar Anak Tidak Takut Disuntik

Kebersihan yang buruk bisa meningkatkan risiko penularan polio, terutama jika belum divaksinasi. Penularan bisa terjadi ketika:

  • Tangan terkena kotoran atau tinja yang terkontaminasi, dan kamu menyentuh mulut.
  • Memasukkan benda-benda seperti mainan yang terkontaminasi tinja ke dalam mulut.

Setelah penularan terjadi, virus penyebab polio dapat hidup di usus orang yang terinfeksi selama berminggu-minggu. Ini dapat mencemari makanan dan air, dan menulari orang di sekitar.

Apa Saja Gejalanya?

Kebanyakan orang yang tertular virus polio tidak memiliki gejala yang terlihat. Namun beberapa di antaranya memiliki gejala seperti flu yang dapat meliputi:

  • Sakit tenggorokan.
  • Demam.
  • Kelelahan.
  • Mual.
  • Sakit kepala.
  • Sakit perut.

Gejala tersebut biasanya berlangsung 2 sampai 5 hari, kemudian hilang dengan sendirinya. Pada beberapa kasus, orang yang mengalami penularan infeksi virus polio  akan mengembangkan gejala lain yang lebih serius  yang memengaruhi otak dan sumsum tulang belakang, seperti:

  • Meningitis, atau infeksi pada selaput sumsum tulang belakang dan/atau otak. 
  • Kelumpuhan (tidak dapat menggerakkan bagian tubuh) atau kelemahan pada lengan, kaki, atau keduanya.

Kelumpuhan adalah gejala paling parah yang terkait dengan virus polio karena dapat menyebabkan kecacatan permanen dan kematian. Pada beberapa kasus, orang yang mengalami kelumpuhan akibat infeksi virus polio meninggal karena virus memengaruhi otot yang membantu mereka bernapas.

Bahkan, anak-anak yang tampaknya pulih sepenuhnya dapat mengalami nyeri otot, kelemahan, atau kelumpuhan saat dewasa, atau 15 hingga 40 tahun kemudian. Nama dari kondisi ini adalah sindrom pasca polio.

Baca juga : Imunisasi Dasar Yang Wajib Untuk Anak

Tips Pencegahan

Untuk cara paling efektif untuk mencegah penularan polio adalah vaksinasi. Anak-anak perlu mendapatkan vaksin polio pada usia:

  • 2 bulan.
  • 4 bulan.
  • Antara 6 dan 18 bulan.
  • Antara usia 4 dan 6 tahun ketika anak-anak baru masuk sekolah.

Vaksin polio dapat melindungi anak-anak dengan menyiapkan tubuh mereka untuk melawan virus polio. Hampir semua anak yang mendapatkan semua dosis vaksin polio inaktif akan terlindungi dari polio.

Selain itu, sangat penting untuk mempraktikkan kebersihan tangan yang baik dan sering mencuci tangan dengan sabun dan air. Sebab, kebersihan yang buruk juga dapat meningkatkan risiko penularan polio.

Jadi jangan malas bersih-bersih dirumah ya, karena kita tidak tahu ada kuman atau virus dan penyakit apa di sekitar. Pada para Orang tua, yuk mulai dari sekarang jangan takut untuk membawa anaknya imunisasi. Demi kesehatan dan tumbuh kembang si buah hati kedepannya.

Share:

Lahh, Vaksinasi Dan Imunisasi Itu Beda? Ini Penjelasannya

pcare vaksin
 

Pcare Vaksin - Pada dasarnya vaksinasi dan imunisasi itu serupa namun tak sama. Walaupun memiliki tujuan yang sama yaitu meningkatkan imun tubuh, nyatanya vaksinasi dan imunisasi itu berbeda loh.

Vaksinasi adalah proses pemberian vaksin dengan cara disuntikkan atau diteteskan ke dalam mulut untuk meningkatkan produksi antibodi guna menangkal penyakit tertentu. Sedangkan, imunisasi merupakan proses dalam tubuh agar seseorang memiliki kekebalan terhadap suatu penyakit.

Baca juga : Imunisasi Dasar Yang Wajib Untuk Anak

Imunisasi terbagi menjadi imunisasi aktif dan pasif. Vaksinasi termasuk dalam imunisasi aktif sebagai upaya memicu tubuh mengeluarkan antibodi terhadap penyakit tertentu.

Berbeda dengan imunisasi aktif, imunisasi pasif berarti tubuh diberikan antibodi dan bukan dipancing untuk menghasilkan ketahanan tubuh, misalnya dengan suntikan imunoglobulin.

Imunisasi aktif dapat bertahan lebih lama untuk jangka panjang hingga seumur hidup, sedangkan imunisasi pasif hanya bertahan dalam hitungan minggu hingga bulan.

Cara Kerja Vaksin di Dalam Tubuh

Selain memahami perbedaan vaksinasi dan imunisasi, penting memahami cara kerjanya. Vaksin yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui vaksinasi, umumnya mengandung virus atau bakteri yang telah dilemahkan, serta protein mirip bakteri yang diperoleh dari pengembangan di laboratorium.

Kandungan vaksin menimbulkan reaksi imunitas tubuh, yang dapat mempersiapkan tubuh untuk melawan serangan infeksi di kemudian hari. Proses ini merupakan proses imunisasi dalam tubuh.

Metode pemberian vaksin dalam imunisasi berbeda-beda. Sejumlah vaksin ada yang hanya diberikan sekali untuk seumur hidup dan ada juga yang perlu diberikan secara berkala agar kekebalan tubuh terbentuk dengan sempurna.

Meski lebih sering diberikan kepada anak-anak melalui imunisasi di puskesmas, sebetulnya vaksin bisa diberikan kepada orang dewasa sebagai bentuk imunisasi lanjutan, atau dengan jenis yang berbeda.

Setiap negara memiliki aturan masing-masing mengenai kewajiban melakukan imunisasi. Di Indonesia, setidaknya ada lima vaksinasi wajib yang harus diberikan melalui imunisasi, yaitu vaksin hepatitis B, polio, BCG, DTP dan campak. Di samping vaksin wajib tersebut, ada sejumlah vaksin yang direkomendasikan pemerintah, seperti:

  • Vaksin Hepatitis A
  • HPV
  • Varisela
  • MMR
  • Rotavirus
  • Influenza
  • Tifoid, dan lainnya.

Baca juga : Anak Takut disuntik? Ini Dia 10 Tips Agar Anak Tidak Takut Disuntik

Manfaat Imunisasi pada Anak

Perlu diketahui bahwa anak- anak yang mendapat imunisasi dasar lengkap memiliki risiko lebih besar terhindar dari penyakit berbahaya. Sebab, sistem kekebalan tubuhnya akan meningkat setelah mendapat imunisasi. Di samping itu, imunisasi juga berfungsi mencegah penularan suatu penyakit dari seseorang ke orang-orang di sekitarnya.

Untuk memaksimalkan efek imunisasi pada anak, usahakan untuk selalu memenuhi kebutuhan nutrisinya, baik melalui pemberian air susu ibu (ASI) dan makanan pendamping yang sehat. Selain itu, menjaga kebersihan diri dan lingkungan juga merupakan hal penting untuk dilakukan agar terhindar dari penyakit.

Nah untuk kalian para orang tua yang mempunyai anak yang belum mendapatkan imunisasi menyeluruh atau yang belum mendapatkannya sama sekali, kami sarankan untuk segera melengkapi imunisasi wajib untuk sang buah hati anda. Demi kesehatan dan tumbuh kembangnya ke depan ya. Semoga bermanfaat.

 

Share:

AWAS Kalian Terkena Gagal Ginjal, Kenali Gejala-Gejala Gagal Ginjal

pcare vaksin
 

Pcare Vaksin - Perlu Kalian ketahui jika gagal ginjal dapat menyerang dewasa dan anak-anak. Apa saja gejalanya? Yok, Simak penjelasannya di artikel berikut ini!

Jika kalian atau kerabat kalian mengalami tanda-tanda seperti di bawah ini, ada kemungkinan terkena penyakit ginjal, baik akut ataupun kronis. Untuk lebih jelasnya, berikut gejala gagal ginjal yang biasanya dirasakan penderita gagal ginjal:

1. Nyeri punggung bawah


Sepasang ginjal terletak di bawah tulang rusuk bagian belakang. Nah, kalau kalian merasakan nyeri punggung bawah, bisa jadi Anda mengalami gangguan pada ginjal. Jika sisi samping tubuh juga ikut terasa sakit, perlu diperhatikan apakah terdapat batu ginjal yang mengendap di ureter yang melewati kandung kemih. 


2. Lelah setiap saat


Tanda-tanda awal dari gagal ginjal adalah kelelahan setiap saat. Hal ini dipicu oleh produksi hormon erythropoietin (EPO) yang rendah untuk memproduksi sel darah merah dan membawa oksigen. Maka dari itu, otak dan otot kalian terasa cepat sekali lelah. Bisa jadi tanda anemia juga, vitamin penambah darah dapat menolong Anda dari gejala ini. 


3. Panas dingin pada tubuh

Gejala gagal ginjal yang lainnya adalah perubahan suhu tubuh yang tidak konstan, sehingga demam mengakibatkan rasa panas dingin, bersamaan dengan rasa nyeri pada punggung. Tidak jarang pertanda ini berasal dari anemia yang menyerang Anda. 


4. Sesak napas

Sesak napas terjadi ketika ginjal tidak mampu untuk menyaring dan mengeluarkan cairan dengan benar, yang dapat didukung juga oleh faktor anemia dengan kondisi kekurangan darah merah dan menimbulkan kurangnya produksi oksigen. 


5. Pusing hingga sulit berpikir jernih

Rasa pusing hingga kesulitan berpikir dan menjaga keseimbangan tubuh ini dikarenakan kurangnya oksigen pada otak. Hal ini dipicu oleh anemia atau kekurangan darah.
 
Baca juga: Maraknya Penculikan Anak Disebabkan Oleh Penyakit Ginjal Kronis Pada Anak Yang terus Meningkat?

 

6. Kulit kasar dan gatal

Menurut studi pada tahun 2015 di Kanada yang dikutip di Best Life, 40% penderita gagal ginjal kronis atau stadium akhir selalu ingin menggaruk kulit yang kering, kasar, dan gatal. Mengapa, ya?
Perlu kalian ketahui, kulit gatal tersebut dikarenakan pemupukan limbah pada darah atau uremia. Maka dari itu, pemakaian pelembab semacam moisturizer atau lotion sangat diperlukan.


7. Pembengkakan pada tangan, kaki, dan wajah

Gagal ginjal membuat cairan tinggi sodium tidak dapat terserap dengan baik oleh organ tersebut. Dampaknya adalah pembengkakan di sekitar tangan, kaki, dan wajah disertai dengan bercak dan gatal.
Edwin Simaptupang, Sp.PD-KGH, dokter spesialis penyakit dalam Mitra Keluarga Depok mengulas lebih dalam seputar gejala gagal ginjal yang timbul pada wajah. Simak di video berikut ini, yuk!

8. Tekanan darah tinggi

Ketika tekanan darah meninggi, pembuluh darah menyempit, sehingga tidak maksimal mengalirkan darah ke ginjal untuk membuang kotoran dan racun. Jika racun tersebut terhambat dalam pembuluh darah, ginjal akan rusak.


9. Gula darah yang tinggi

Dikutip American Diabetes Association, ginjal menyaring terlalu banyak gula darah dan protein bagi para penderita diabetes yang seharusnya dikeluarkan lewat urin. Alhasil zat tersebut tetap mengendap dalam darah. Kandungan protein dalam urin menjadi sedikit, yang disebut juga sebagai mikroalbuminuria.
Menurut National Kidney Foundation dalam artikel Best Life, diabetes menjadi penyebab utama gagal ginjal yang tentunya fungsi ginjal menjadi rusak dan tidak optimal.
10. Makanan terasa seperti logam
Hal ini disebabkan oleh racun yang menumpuk dalam darah (Uremia), lalu tumpukan tersebut dapat mengendap di belakang leher yang berdekatan dengan indra perasa. 


11. Sering mual dan muntah

Penumpukan racun dalam darah atau uremia, selain membuat rasa makanan yang dikonsumsi seperti logam, juga membuat penderita gagal ginjal sering merasa mual.
Menurut ahli urologi di Amerika, rasa mual dan muntah dipicu oleh batu ginjal yang mengendap di ureter, kemudian menghambat keluarnya urin. Lalu, terjadilah pembengkakan dan rasa nyeri perut yang mendorong untuk muntah dan tidak nafsu makan.


12. Napas tak sedap karena bau mulut

Masih berhubungan dengan uremia, situasi ini juga membuat bau mulut menjadi tidak sedap seperti urin. Tak jarang penderitanya sering menyikat gigi. Akan tetapi, hal ini diperlukan rekomendasi dari dokter gigi ya!
 
Baca juga: Pentingnya Vaksin Polio Untuk Anak
 

13. Sering terbangun di malam hari untuk buang air kecil

Gejala gagal ginjal yang mudah dirasakan adalah frekuensi buang air kecil yang sering, biasanya pada malam hari. Atau, justru kesulitan buang air kecil. Warna urin pun terlihat lebih pucat dari biasanya.

14. Urin berbusa

Apabila kalian menemukan jejak berbusa seperti telur yang diacak di WC rumah, memungkinkan kerabat Anda terkena gagal ginjal karena jumlah protein yang berlebih pada urin.
Mengapa tekstur gelembung hampir serupa dengan telur yang dikocok? Pemicunya adalah protein albumin yang terkontaminasi pada urin. Protein ini juga dimiliki oleh telur. 


15. Warna urin yang gelap

Gejala gagal ginjal lainnya yang mudah terlihat adalah warna urin yang berubah menjadi gelap, seperti cokelat kemerahan. Kemungkinan urin mengandung darah. Jika ditemukan situasi seperti ini, segera konsultasikan ke dokter Mitra Keluarga untuk penanganan lebih lanjut.
Perlu kalian ketahui bahwa gagal ginjal dapat terjadi pada anak. Gejalanya serupa tapi tak sama dengan orang dewasa, namun anak akan mengalami kesulitan dalam tumbuh kembang (Stunting) serta benjolan yang terlihat di perut.

Untuk kalian yang mengalami atau melihat orang terdekat kalian mengalami serangkaian gejala diatas, sebaiknya lansung melakukan konsultasi serta pemeriksaan ke dokter. Agar segera dilakukan tindak lanjut semisal kalian terdiagnosis terkena penyakit ginjal. Semoga bermanfaat.

Share:

Maraknya Penculikan Anak Disebabkan Oleh Penyakit Ginjal Kronis Pada Anak Yang terus Meningkat?

 

pcare vaksin
 

Pcare Vaksin - Penyakit ginjal kronis merupakan masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia termasuk di negara kita. Angka kejadiannya terus meningkat, mempunyai prognosis buruk, dan memerlukan biaya perawatan yang mahal. 

Di negara-negara berkembang penyakit gagal ginjal ini lebih kompleks lagi masalahnya karena berkaitan dengan tingkat sosioekonomi dan penyakit-penyakit yang mendasarinya. Angka kematian dan kejadian penyakit yang tinggi, disebabkan penderita baru datang ke pusat pelayanan kesehatan dalam tahap lanjut. 

Penyakit ini sering ditemukan dalam tahap lanjut setelah memberikan gejala yang nyata sehingga kehilangan kesempatan untuk melakukan pencegahan dan penanganan faktor risiko atau penyebabnya sejak awal. Bukti-bukti terbaru menunjukkan bahwa penjalaran penyakit gagal ginjal kronis ini dapat dicegah dengan melakukan pengenalan dini dan memberikan penanganan yang lebih awal. 

Penyakit ginjal kronis tidak akan sembuh dengan pengobatan dan cenderung memburuk dari waktu ke waktu sampai pada suatu saat terjadinya gagal ginjal kronis tahap akhir. Gagal ginjal tahap akhir hanya dapat diobati sementara dengan “cuci darah” atau istilah kedokterannya adalah dialisis, baik dialisis peritoneal ataupun hemodialisis. Tindakan ini bersifat sementara sambil menunggu persiapan dilakukan transplantasi ginjal. Jadi pengobatan definitif gagal ginjal tahap akhir adalah transplantasi ginjal.     

 Baca juga : Mengetahui Pentingnya Vaksin Influenza Di Tengah Pandemi Covid-19 - Tujuan Dan Manfaat 

Penyebab dan faktor risiko PGK

Penyebab penyakit gagal ginjal kronis pada balita paling sering adalah kelainan bawaan, misalnya kelainan atau kekurangan dalam pembentukan jaringan ginjal, disertai adanya sumbatan atau tanpa sumbatan. 

Sedangkan pada usia 5 tahun ke atas sering disebabkan oleh penyakit yang diturunkan (misalnya penyakit ginjal polikistik) atau penyakit yang didapat (misalnya glomerulonefritis kronis). Beberapa kondisi yang meningkatkan risiko terjadinya Penyakit ginjal kronis adalah: 

  1. riwayat keluarga dengan penyakit ginjal polikistik atau penyakit ginjal genetik, 
  2. bayi dengan berat lahir rendah atau prematur, 
  3. anak dengan riwayat gagal ginjal akut, 
  4. kelainan bawaan ginjal, infeksi saluran kemih, 
  5. riwayat menderita sindrom nefrotik atau sindrom nefritis akut atau sindrom hemolitik uremik, 
  6. riwayat menderita penyakit sistemik (kencing manis, 
  7. lupus, Henoch Schoenlein purpura), 
  8. dan riwayat menderita tekanan darah tinggi.

 Baca juga : Pentingnya Vaksin Polio Untuk Anak

Tidak heran belakangan ini banyak terjadi kasus penculikan anak di mana-mana, karena orang-orang yang terkena penyakit ginjal kronis hanya dapat sembuh dengan cara trasplasi ginjal. Untuk kalian para orang tua harus lebih perhatikan lagi anak kalian, jangan sampai anak kalian terkena penyakit ginjal kronis ini. Apalagi jadi pendonor karena diculik.

Share:

Ini Dia Efek Samping Vaksin Influenza Yang Mungkin Kalian Tidak Ketahui

pcare vaksin
 

Pcare Vaksin - Reaksi tubuh terhadap vaksinasi influenza sangat beragam. Ada yang tidak bereaksi sama sekali, ada pula yang merasakan efek samping. Kendati demikian, ada atau tidaknya reaksi bukanlah penentu efektivitas atau keberhasilan vaksinasi.

Apabila terjadi efek samping setelah pemberian vaksin influenza, umumnya efek tersebut hanya bersifat ringan dan sementara. Efek samping yang umum ditemui meliputi:

  • Rasa sakit, kemerahan, dan bengkak di area yang disuntik
  • Demam
  • Mual
  • Lelah
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot

Baca juga : Mengetahui Pentingnya Vaksin Influenza Di Tengah Pandemi Covid-19 - Tujuan Dan Manfaat 

Sama seperti vaksin lainnya, risiko alergi berat terhadap vaksin influenza dapat timbul, tetapi sangat jarang terjadi. Gejalanya meliputi mata dan bibir bengkak, kemerahan di seluruh tubuh, sesak napas, serta pingsan. Apabila hal demikian terjadi, segeralah ke rumah sakit terdekat untuk meminta pertolongan.

Meski begitu, secara umum vaksinasi influenza tergolong aman bagi banyak orang. Selain itu, vaksinasi influenza juga efektif untuk mencegah penularan, serta menekan risiko komplikasi influenza yang berat.

Maka dari itu, jangan lupa untuk memenuhi kebutuhan vaksinasi influenza setahun sekali. Sebab, vaksinasi influenza tidak hanya melindungi diri sendiri dari infeksi influenza, melainkan melindungi orang sekitar yang termasuk dalam kelompok rentan.

Selain pemberian vaksin influenza, penyakit flu dapat dicegah dengan beberapa cara, yaitu mengurangi kontak dengan orang sakit, istirahat di rumah ketika Anda sendiri sedang sakit, mengonsumsi makanan bergizi, dan minum yang cukup.

Baca juga : Kenali 2 Jenis Vaksin Influenza Yang Ada Di Indonesia

Bila perlu, gunakan masker untuk menghindari penyebaran virus ketika Anda batuk atau bersin, dan biasakan untuk mencuci tangan dengan sabun, terutama saat Anda akan makan atau menyentuh wajah.

Apabila Anda masih memiliki pertanyaan seputar vaksinasi Influenza, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Dengan begitu, dokter dapat menentukan kebutuhan dan keamanannya bagi kondisi Anda.

 

Share:

Kenali 2 Jenis Vaksin Influenza Yang Ada Di Indonesia

pcare vaksin

Pcare Vaksin - Kalian mungkin sudah tidak asing dengan vaksin influenza ini, namun apakah kalian tau ada dua jenis vaksin influenza di Indonesia saat ini yang diberikan melalui suntikan. Kedua jenis vaksin influenza tersebut, antara lain:

Vaksin Kuadrivalen

Vaksin influenza jenis Kuadrivalen mengandung 2 tipe virus influenza A dan 2 tipe virus influenza B. Vaksin ini dibuat untuk melengkapi perlindungan terhadap tipe virus influenza B yang lebih sedikit dalam vaksin Trivalen.

Vaksin flu Kuadrivalen bisa menjadi pilihan, karena vaksin ini memberi perlindungan terhadap virus yang lebih lengkap dan luas.

Baca juga : Mengetahui Pentingnya Vaksin Influenza Di Tengah Pandemi Covid-19 - Tujuan Dan Manfaat

Vaksin Trivalen

Vaksin ini hanya terdiri dari 3 jenis virus influenza tidak aktif, yaitu 2 tipe virus influenza A dan 1 tipe virus influenza B. Vaksin influenza Trivalen dibuat setiap tahun berdasarkan tipe virus influenza yang beredar di musim tertentu.

Vaksin influenza sudah bisa diberikan kepada anak, mulai dari usia 6 bulan. Bedanya dengan dosis dewasa, anak berusia 6 bulan sampai 8 tahun akan mendapatkan dosis pertama sebanyak 2 kali vaksinasi, dengan jarak pemberian 1 bulan. Setelah itu vaksinasi dilanjutkan satu tahun sekali.

Vaksin influenza bekerja dengan cara membangun antibodi dalam tubuh seseorang untuk melawan virus influenza. Vaksin influenza butuh sekitar 2 minggu untuk bekerja menciptakan antibodi dalam tubuh seseorang.

Di negara beriklim tropis seperti Indonesia, wabah flu bisa terjadi kapan pun. Oleh karena itu, tidak ada waktu tertentu untuk mendapatkan vaksin influenza. Bila dalam 1 tahun terakhir Anda belum mendapatkan vaksin ini, Anda bisa segera minta vaksin ini ke dokter.

Selain itu, vaksinasi COVID-19 juga dapat diberikan secara bersamaan dengan vaksin influenza tanpa interval waktu tertentu.

Agar penggunaan vaksin influenza efektif dan aman, Anda dianjurkan untuk berkonsultasi ke dokter sebelum melakukan vaksinasi. Beberapa vaksin influenza mengandung telur di dalamnya, sehingga tidak boleh diberikan kepada orang yang memiliki riwayat alergi berat atau anafilaktik terhadap telur.

Selain itu, vaksin ini juga tidak dianjurkan untuk diberikan pada orang yang sedang sakit berat, pernah mengalami reaksi alergi terhadap vaksin influenza sebelumnya, atau pernah mengalami sindrom Guillain-Barre setelah menerima vaksin influenza.

 

Share:

Mengetahui Pentingnya Vaksin Influenza Di Tengah Pandemi Covid-19 - Tujuan Dan Manfaat

pcare vaksin

Pcare Vaksin - Vaksin influenza penting untuk diberikan karena flu sangat mudah menyebar. Virus ini dapat menyebar melalui percikan air liur atau kontak dengan barang yang telah terkontaminasi virus. Meski merupakan penyakit ringan, flu nyatanya juga bisa menimbulkan masalah besar bagi sebagian orang.

Vaksin influenza merupakan vaksin yang mampu melindungi Anda dari penyakit flu. Vaksin ini sebaiknya diberikan setiap satu tahun sekali. 

Jika penyakit ini menyerang saluran pernapasan, gejala yang muncul bisa berupa batuk kering, demam, sakit kepala, pilek, nyeri otot, dan lemas. Gejala batuk bisa sangat parah dan bertahan hingga 2 minggu, bahkan menyebabkan kematian.

Tujuan Vaksin Influenza

Pemberian vaksin influenza bertujuan untuk mencegah flu, dan komplikasinya yang berpotensi serius  bagi orang yang berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi. Beberapa kelompok yang perlu mendapatkan vaksinasi tersebut, karena berisiko tinggi mengalami komplikasi, antara lain:

  • Orang yang berusia 65 tahun ke atas.
  • Orang yang memiliki kondisi kesehatan tertentu.
  • Wanita hamil.
  • Orang yang tinggal dengan seseorang yang berisiko tinggi mengalami infeksi parah  karena memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah. Contohnya seperti pengidap HIV, orang yang menjalani transplantasi, atau sedang menjalani pengobatan kanker, lupus, dan rheumatoid. 
  • Petugas kesehatan di garda terdepan.

Manfaat Vaksin Influenza 

Berikut manfaat mendapatkan vaksin influenza:

  • Mencegah terkena flu. Selama musim flu, vaksin influenza terbukti mengurangi risiko pergi ke dokter akibat flu sebesar 40-60 persen.
  • Mengurangi keparahan penyakit bila terpapar flu. Sebuah studi tahun 2021 menunjukkan bahwa di antara orang dewasa yang dirawat di rumah sakit karena flu, pasien yang sudah divaksinasi memiliki risiko 26 persen lebih rendah untuk masuk ke unit perawatan intensif (ICU), dan risiko kematian akibat flu 31% lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang tidak divaksinasi.
  • Mengurangi risiko rawat inap terkait flu. Vaksin influenza mencegah puluhan ribu rawat inap setiap tahun. 
  • Membantu orang-orang dengan kondisi kesehatan kronis tertentu, agar terhindar dari flu dan komplikasinya yang berbahaya.
  • Membantu melindungi ibu hamil dari flu, selama dan setelah kehamilan, serta membantu melindungi bayi mereka dari flu dalam beberapa bulan pertama kehidupan mereka.
  • Menyelamatkan nyawa anak-anak. Sebuah studi tahun 2022 menunjukkan bahwa vaksinasi flu mengurangi risiko anak-anak terkena influenza parah yang mengancam jiwa hingga 75 persen.
  • Turut menjaga kesehatan orang-orang di sekitar. Mendapatkan vaksinasi influenza tidak hanya melindungi diri sendiri, tapi juga orang lain di sekitar, terutama mereka yang lebih rentan terhadap penyakit flu serius.

Pentingnya Pemberian Vaksin Influenza

Meski biasanya hanya menimbulkan gejala ringan, flu juga bisa menyebabkan komplikasi serius. Menurut WHO, angka kejadian influenza yang berkomplikasi mencapai 5 juta kasus per tahun dan angka kematian mencapai 650.000 kasus di seluruh dunia.

Komplikasi akibat penyakit flu lebih berisiko terjadi pada kelompok berikut:

  • Anak berusia di bawah 5 tahun
  • Orang lanjut usia (lebih dari 65 tahun)
  • Wanita hamil
  • Penderita penyakit tertentu, seperti HIV/AIDS, penyakit jantung, paru kronis, dan asma

Oleh karena itu, WHO, IDAI, dan PAPDI merekomendasikan vaksin influenza untuk diberikan setahun sekali, terutama di masa pandemi COVID-19, kepada daftar kelompok orang yang berisiko di atas.

Beberapa komplikasi yang dapat terjadi meliputi pneumonia, gangguan sistem saraf pusat, dan gangguan jantung seperti miokarditis dan serangan jantung. Selain itu, flu juga bisa memperparah kondisi penyakit kronis, seperti asma, diabetes, dan gagal jantung kongestif.

Mengingat flu berpotensi menyebabkan komplikasi serius dan bahkan kematian, alangkah baiknya untuk melakukan langkah pencegahan terhadap penyakit ini.

Salah satu langkah yang tepat adalah pemberian vaksin influenza. Dengan pemberian vaksin ini, risiko Anda untuk terkena flu akan berkurang atau gejala penyakit flu yang Anda alami cenderung lebih ringan dibandingkan jika tidak mendapatkan vaksin.

Di tengah pandemi COVID-19 ini, pastinya pemberian vaksin influenza dianggap mampu mengurangi risiko terjadinya gejala infeksi virus Corona. Namun, Tetap saja bukan berarti pemberian vaksin ini bisa mencegah Anda terinfeksi virus Corona. Karena vaksin ini hanya bisa mencegah flu bukan corona. Semoga bermanfaat.

 

Share:

Vaksin HPV Ternyata Bisa Mencegah Kanker Serviks

pcare vaksin
 

Pcare Vaksin - Kanker serviks menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi pada wanita di dunia. Sementara data GLOBOCAN mencatat kanker serviks adalah penyebab kematian tertinggi ketiga pada wanita Indonesia setelah kanker payudara dan kanker paru. 

Dokter spesialis kulit dan kelamin dari Departemen Dermatologi dan Venerologi FKKMK UGM, dr. Satiti Retno Pudjiati, Sp.KK (K)., menjelaksan kanker serviks atau leher rahim merupakan kanker ganas yang bisa dicegah sejak dini, salah satunya dengan melakukan vaksin Human Papillomavirus Vaccine (HPV).

"Vaksinasi HPV bisa mencegah kanker serviks dan dianjurkan sedini mungkin. Vaksin ini bisa diberikan mulai umur 9-49 tahun,"tuturnya dalam Talkshow Kesehatan berjudul Kesehatan Organ Kewanitaan yang diselenggarakan klinik Gadjah Mada Medical Center (GMC), Sabtu (11/2) di ruang aula GMC.

Satiti mengatakan pemberian vaksin HPV akan efektif jika dilakukan sejak dini mulai usia 9 tahun. Sebab, di usia tersebut sebagian besar belum aktif secara seksual.

Saat ini tiga jenis vaksin HPV yang telah mendapat izin U.S. Food and Drug Administration (FDA). Pertama vaksin HPV Cervarix yang melindungi dari HPV tipe 16 dan 18. Kedua, vaksin HPV Gardasil yang memberikan perlindungan terhadap HPV tipe 6, 11, 16, dan 18. Ketiga, vaksin HPV 9-valent (Gardasil 9) yang bisa melindungi dari HPV tipe 6, 11, 16, 18, 31, 33, 45, 52, dan 58.

"Sebenarnya ada 200 tipe virus HPV namun dari data epidemiologi yang banyak menginveksi adalah 9 tipe tadi. Sementara tipe lainnya tidak lebih berbahaya,"paparnya. 

Satiti menyampaikan sejumlah faktor risiko terjadinya kanker serviks. Beberapa diantaranya melakukan aktivitas seksual di usia muda, dengan multipartner, partner berisiko tinggi, dan partner memiliki penyakit infeksi menular seksual.

"Kanker serviks terjadi 90% karena virus HPV melalui kontak kulit yang mengandung virus HPV," ucapnya.

Individu yang telah aktif secara seksual dikatakan Satiti berisiko terkena kanker serviks. Oleh sebab itu, upaya deteksi dini penting dilakukan melalui tes IVA dan papsmear secara rutin. Selain itu, juga menjaga gaya hidup sehat, vaksin HPV, menjaga kebersihan genital, serta tidak berganti-ganti pasangan seksual.

Kanker serviks menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi pada wanita di dunia. Sementara data GLOBOCAN mencatat kanker serviks adalah penyebab kematian tertinggi ketiga pada wanita Indonesia setelah kanker payudara dan kanker paru. 

Dokter spesialis kulit dan kelamin dari Departemen Dermatologi dan Venerologi FKKMK UGM, dr. Satiti Retno Pudjiati, Sp.KK (K)., menjelaksan kanker serviks atau leher rahim merupakan kanker ganas yang bisa dicegah sejak dini, salah satunya dengan melakukan vaksin Human Papillomavirus Vaccine (HPV).

"Vaksinasi HPV bisa mencegah kanker serviks dan dianjurkan sedini mungkin. Vaksin ini bisa diberikan mulai umur 9-49 tahun,"tuturnya dalam Talkshow Kesehatan berjudul Kesehatan Organ Kewanitaan yang diselenggarakan klinik Gadjah Mada Medical Center (GMC), Sabtu (11/2) di ruang aula GMC.

Satiti mengatakan pemberian vaksin HPV akan efektif jika dilakukan sejak dini mulai usia 9 tahun. Sebab, di usia tersebut sebagian besar belum aktif secara seksual.

Saat ini tiga jenis vaksin HPV yang telah mendapat izin U.S. Food and Drug Administration (FDA). Pertama vaksin HPV Cervarix yang melindungi dari HPV tipe 16 dan 18. Kedua, vaksin HPV Gardasil yang memberikan perlindungan terhadap HPV tipe 6, 11, 16, dan 18. Ketiga, vaksin HPV 9-valent (Gardasil 9) yang bisa melindungi dari HPV tipe 6, 11, 16, 18, 31, 33, 45, 52, dan 58.

"Sebenarnya ada 200 tipe virus HPV namun dari data epidemiologi yang banyak menginveksi adalah 9 tipe tadi. Sementara tipe lainnya tidak lebih berbahaya,"paparnya. 

Satiti menyampaikan sejumlah faktor risiko terjadinya kanker serviks. Beberapa diantaranya melakukan aktivitas seksual di usia muda, dengan multipartner, partner berisiko tinggi, dan partner memiliki penyakit infeksi menular seksual.

"Kanker serviks terjadi 90% karena virus HPV melalui kontak kulit yang mengandung virus HPV," ucapnya.

Oleh karena itu, kami himbau kepada para wanita, upaya deteksi dini penting dilakukan melalui tes IVA dan papsmear secara rutin. Selain itu, juga menjaga gaya hidup sehat, vaksin HPV, menjaga kebersihan genital, serta tidak berganti-ganti pasangan seksual. Semoga bermanfaat

 

 

Share:

Fakta Dan Mitos Tentang Vaksin MR Dan MMR Yang Harus Kalian Tahu

pcare vaksin
 

Pcare Vaksin - Banyak ibu yang ragu untuk memberikan vaksin MR/MMR kepada anak-anak mereka. Banyaknya mitos seputar vaksin tersebut yang menjadi penyebabnya.

Sebelum Moms semakin ragu, tidak ada salahnya jika kita mencari tahu kebenaran dari mitos-mitos seputar vaksin MR/MMR yang beredar di masyarakat.

Dr Soedjatmiko, Sekretaris Satgas Imunisasi Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (PP IDAI), punya penjelasannya untuk Moms.

Baca Juga : Apa Perbedaan Vaksin MR Dan MMR

Mitos: Vaksin MR/MMR mengandung babi

Fakta: Benar. Pada Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 33 tahun 2018 tentang penggunaan vaksin MR (Measles Rubella) dari produk SII (Serum Institute India) untuk imunisasi, dijelaskan bahwa vaksin MR produk dari SII dalam proses produksinya menggunakan bahan yang berasal dari babi.

Sementara itu, vaksin MMR-II, salah satu vaksin MMR yang beredar di Indonesia diproduksi oleh PT MSD, melalui uji laboratorium Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-Obatan, dan Kosmetika (LPPOM) MUI, tidak terbukti mengandung unsur babi. MUI telah mengeluarkan sertifikat analisis Nomor ASI7/LAB/LPPOM MUI/XII/2018 untuk produk vaksin MMR keluaran PT MSD. Pada sertifikat tersebut dijelaskan bahwa parameter DNA porcine (unsur babi) tidak ditemukan dalam vaksin tersebut.

Mitos: Vaksin MR/MMR tidak halal

Fakta: Betul. Karena pada proses produksinya menggunakan bahan yang berasal dari babi, melalui Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 33 tahun 2018, MUI menetapkan bahwa penggunaan vaksin MR produksi SII hukumnya haram.

Namun, bersadarkan fatwa yang sama, MUI juga menyampaikan bahwa untuk saat ini, penggunaan Vaksin MR produk dari SII, pada saat ini, dibolehkan (mubah) karena ada kondisi keterpaksaan (darurat syar'iyyah), belum ditemukan vaksin MR yang halal dan suci, dan ada keterangan dari ahli yang kompeten dan dipercaya tentang bahaya yang ditimbulkan akibat tidak diimunisasi dan belum adanya vaksin yang halal.

Baca Juga : Mengenal Apa Itu Vaksin MR

Mitos: Vaksin MR/MMR menyebabkan autisme

Fakta: Salah. Vaksin MMR tidak terbukti mengakibatkan autisme. Isu itu disebarkan oleh penelitian dr Wakefield, dokter spesialis bedah di Inggris dgn subjek hanya 12 anak pada 1998.

Penelitian-penelitian yang dilakukan oleh pakar lain di berbagai negara menyimpulkan autisme bukan disebabkan oleh MMR. Banyak anak dengan autisme yang belum pernah diimunisasi MMR.

Karena hasil penelitian dr Wakefield bertolak belakang dengan penelitian pakar-pakar lain, maka Ikatan Dokter Inggris mengaudit proses dan data-data penelitian dr Wakefield.

Hasilnya, ternyata lima subjek penelitian dr Wakefield sudah menderita autis sebelum divaksin MMR dan lima subjek lain bukan mengalami autisme. Sehingga disimpulkan dr Wakefield memalsukan data subjeknya.

Pada 2011 izin praktik dr Wakefield dicabut a karena memalsukan data subjek penelitianya sehingga kesimpulannya berbeda dengan kenyataan.

Hingga saat ini, semua hasil penelitian pakar-pakar menyimpulkan bahwa autisme bukan disebabkan oleh vaksin MMR.

Mitos: Anak yang tidak diimunisasi lebih sehat

Fakta: Salah. Ketika terjadi wabah polio, campak, dan difteri di Indonesia, anak yang imunisasinya belum lengkap atau belum pernah imunisasi jauh lebih banyak yang sakit berat, cacat, atau meninggal.

Sedangkan bayi/anak yang imunisasi lengkap dan teratur, jumlahnya sedikit sekali yang sakit berat, cacat, atau meninggal. Demikian juga kenyataan ketika ada wabah di negara-negara lain.

Artinya imunisasi yang lengkap dan teratur dapat melindungi bayi/anak dari sakit berat, cacat, dan kematian akibat penyakit-penyakit tersebut.

Jadi, apakah keraguan kalian sebagai orang tua untuk memberikan vaksin kepada Si Kecil jadi terjawab? Jadi itulah fakta dan mitos dari vaksin MR dan MMR. Semoga bermanfaat.

Share:

Beberapa Tips Ini Bikin Anak Gak Susah Makan

 

Vaksin Sehat - Saat menghadapi anak susah makan, orang tua perlu mengenali dulu apa penyebabnya. Setiap penyebab memiliki pendekatan atau cara mengatasi yang berbeda. Berikut ini adalah beberapa penyebab anak susah makan:

1. Menolak makan

Bagi anak, makan adalah keterampilan yang baru dikuasainya. Memilih makanan apa yang ingin ia masukkan ke mulut menjadi hal yang sangat penting.

Tidak heran bila sebagian anak bisa melahap habis makanan yang disediakan oleh orang tua pada hari pertama, tapi menolak pada keesokan harinya. Ketika pikiran atau minatnya berubah, selera makannya pun bisa ikut berubah.

Saran: Coba untuk lebih bersabar dan jangan memaksa Si Kecil untuk makan. Daripada pusing memikirkan asupan kalori atau nutrisi yang tidak diperoleh Si Kecil, Bunda bisa mencoba untuk menghitung kebutuhan dan asupan nutrisinya selama 1 minggu terakhir.

2. Hanya memilih makanan tertentu

Untuk balita, mengonsumsi makanan padat adalah hal atau kemampuan yang baru bisa ia lakukan. Oleh karena itu, diperlukan waktu agar mereka terbiasa dengan ragam warna, rasa, dan tekstur makanan.

Saat ini, anak juga bisa belajar untuk makan secara mandiri, termasuk makanan apa saja yang masuk ke dalam mulutnya.

Saran: Perkenalkan berbagai jenis makanan secara perlahan kepada Si Kecil yang susah makan. Setelah disajikan beberapa kali, Si Kecil mungkin akan mulai tertarik untuk memakannya.

Bunda juga bisa mengenalkan jenis makanan baru yang disajikan bersamaan dengan makanan favoritnya. Selain itu, hindari waktu makan yang berdekatan dengan waktu tidur, karena rasa lelah juga dapat memengaruhi minat Si Kecil mencoba makanan baru.

3. Hanya mau makanan cepat saji

Makanan siap saji umumnya banyak mengandung garam, gula, dan lemak atau kolesterol dan rendah akan nutrisi penting, seperti protein, vitamin, dan mineral. Jika dikonsumsi berlebihan, makanan tidak sehat ini bisa membuat anak lebih berisiko mengalami diabetes, kegemukan atau obesitas, dan tekanan darah tinggi.

Beberapa contoh makanan cepat saji yang biasanya disukai anak adalah es krim, kentang goreng, pizza, dan minuman bersoda.

Saran: Jangan menyimpan makanan cepat saji di rumah atau membiasakan untuk memesan dan mengonsumsi makanan cepat saji. Hal ini karena anak-anak biasanya akan meniru perilaku orang tuanya, termasuk dalam urusan makanan.

Sebagai alternatif, sediakanlah makanan sehat setiap waktu di rumah agar Si Kecil terbiasa mengonsumsi makanan sehat.

4. Tidak mau makan setelah kemarin banyak makan

Hal ini sangat umum dialami oleh anak usia 12 bulan hingga 3 tahun. Ada kalanya selera makan anak tampak besar, kemudian terjadi sebaliknya di keesokan hari. Hal ini sangat wajar terjadi.

Saran: Bunda tidak perlu memaksa Si Kecil. Tentukan batas waktu kepada Si Kecil untuk mengonsumsi makanan yang telah disediakan. Selanjutnya, minta Si Kecil untuk makan tidak melebihi dari batas waktu yang telah ditentukan.

Selain itu, batasi konsumsi jus buah kemasan dan susu. Terlalu banyak mengonsumsinya membuat Si Kecil mudah kenyang, sehingga ia tidak mau makan.

5. Makan satu jenis makanan saja

Bukan hal aneh jika tiba-tiba anak susah makan selama berhari-hari atau hanya mau makan satu jenis makanan saja. Salah satu alasannya adalah anak tidak tertarik dengan makanan baru yang rasanya belum ia kenali.

Saran: Bunda sebaiknya tetap tenang dan tetap tawarkan pilihan makanan lain, tetapi jangan memaksa atau memarahi Si Kecil, jika ia tidak ingin memakannya.

Untuk anak yang sudah lebih besar, Bunda dapat mengatur strategi dengan mengajaknya ke supermarket. Mintalah Si Kecil untuk memilih dua jenis buah dan sayuran serta satu jenis camilan. Setiba di rumah, ajaklah Si Kecil menyiapkan makanan sebelum mengonsumsinya.

6. Tidak mau makan makanan favorit secara tiba-tiba

Bunda mungkin bingung saat Si Kecil tiba-tiba menolak jenis makanan yang biasanya lahap dia santap, atau tidak lagi mau minum susu yang biasa dikonsumsi tiap hari.

Saran: Jangan panik, hal ini mungkin hanya bersifat sementara. Bila Si Kecil tidak mau makan hari ini, bukan berarti ia tidak akan suka selamanya. Tetap tawarkan makanan yang ditolak Si Kecil pada hari berikutnya.

Jika Si Kecil menolak minum susu, pilihlah makanan mengandung susu lainnya, seperti yoghurt atau keju. Jika Si Kecil menolak sayur, seimbangkan asupan nutrisinya dengan buah-buahan.

Tips Menghadapi Anak Susah Makan

Bagi anak-anak, makan termasuk dalam proses belajar dan eksplorasi. Untuk menambah selera makan pada anak yang susah makan, ada beberapa hal yang dapat Bunda lakukan, di antaranya:

  • Adakan acara makan keluarga secara rutin dan biarkan Si Kecil melihat orang sekitarnya mengonsumsi beragam jenis makanan sehat.
  • Buatlah jadwal makan yang tetap, yaitu 3 kali waktu makan utama dan 2 kali makan camilan setiap hari, serta batasi waktu sekitar 30 menit untuk setiap waktu makan.
  • Biarkan Si Kecil makan sendiri dan berikan makanan yang mudah dipegang dan dimasukkan ke dalam mulutnya.
  • Berikan dalam porsi kecil terlebih dahulu dan puji Si Kecil ketika berhasil menghabiskannya.
  • Gunakan perlengkapan makan dengan gambar dan warna menarik atau yang ia sukai.
  • Undang anak-anak lain untuk makan bersama.
  • Jauhkan televisi, permainan, binatang peliharaan, dan hal-hal yang dapat mengalihkan perhatiannya saat makan.
  • Libatkan Si Kecil saat mengolah makanan, mulai dari membeli, membersihkan, memasak, hingga menyajikannya di meja makan. Hal ini mungkin bisa membuatnya lebih berselera makan dan penasaran dengan makanan yang ia buat.

Untuk memastikan kecukupan gizi Si Kecil, Bunda dapat membuat catatan berisi makanan dan minuman yang dikonsumsinya selama seminggu dan pastikan ia mendapatkan makanan bergizi seimbang.

Jangan lupa juga untuk rutin menimbang berat badannya untuk memastikan bahwa asupan nutrisinya terpenuhi. Jika berat badannya seimbang atau sesuai dengan usianya, ini artinya asupan gizinya masih tercukupi.

 

Share:

Apa Benar Vaksin Polio Bisa Untuk Kanker Otak?

 

Vaksin Sehat - Menurut National Brain Tumor Society, sekitar sepertiga dari semua tumor otak adalah glioma, sekelompok tumor otak yang mencakup glioblastoma. Sekitar 80.000 orang per tahun didiagnosis dengan tumor otak, dan sekitar 24.000 di antaranya ganas. Tingkat kelangsungan hidup rata-rata untuk semua pengidap kanker otak ganas hanya 34,7 persen.

Namun, ada bukti bahwa beberapa virus bisa menyerang tumor dan membunuhnya. Tidak jelas mengapa, virus juga bisa membuat tumor lebih terlihat oleh sistem kekebalan tubuh.

Penemuan yang dipublikasikan secara online di New England Journal of Medicine adalah update terbaru pada vaksin kanker eksperimental yang dikembangkan di Duke Cancer Institute di Durham, North Carolina untuk pasien dengan glioblastoma.

Vaksin eksperimental tersebut melibatkan virus polio yang dimodifikasi secara genetik, yang dimasukkan ke dalam kanker otak melalui kateter yang ditanamkan melalui operasi. Vaksin bekerja dengan memicu sistem kekebalan tubuh untuk secara khusus menargetkan sel tumor.

Uji coba fase 1 dirancang untuk menemukan dosis yang aman. Hal ini melibatkan 61 pasien yang diobati dengan vaksin virus polio yang kemajuannya dibandingkan dengan catatan riwayat pasien serupa yang diobati dengan terapi standar. Beberapa pasien yang menerima dosis vaksin yang lebih tinggi mengalami pembengkakan otak dan kejang, dan sebian besar diberikan vaksin dengan dosis yang dikurangi.

Baca juga: Jenis-Jenis Vaksin Polio Dan Perbedaannya

Vaksin menunjukkan respons yang dramatis pada beberapa pasien, dengan dua orang masih bertahan hidup setidaknya 69 bulan. Namun, sebagian besar tidak mendapat manfaat dan banyak (69 persen) memiliki efek samping yang disebabkan oleh vaksin.

Untuk semua 61 pasien, setengahnya masih hidup pada 12,5 bulan, ukuran yang dikenal sebagai rata-rata kelangsungan hidup keseluruhan, dibandingkan 11,3 bulan pada kelompok kontrol.

Bagi pasien yang bertahan selama dua tahun, dampak dari vaksin kanker menjadi lebih nyata. Pada tahun kedua, 21 persen pasien yang diobati dengan vaksin masih hidup, dibandingkan dengan 14 persen dari kelompok kontrol historis. Angka itu tetap stabil dalam tahun ketiga, dengan 21 persen pasien vaksin masih hidup, dibandingkan dengan 4 persen dari kelompok kontrol.

“Mirip dengan banyak imunoterapi, beberapa pasien tidak merespon pada pengobatan dengan vaksin virus polio tersebut karena satu dan lain alasan. Bila mereka merespons, maka mereka bisa menjadi penyintas kanker otak jangka panjang,” ungkap Dr. Annick Desjardins, salah satu penulis penelitian, menjelaskan.

Sebanyak 8 pasien yang mengikuti uji coba tersebut tidak memiliki tumor yang tumbuh lagi dan dua pasien tidak memiliki tumor otak sama sekali. Namun, uji coba fase dua sedang berlangsung.

Baca juga: Pentingnya Vaksin Polio Untuk Anak

Nah jadi Itulah penjelasan mengenai virus untuk mengobati kanker otak. Dan jika kamu mengalami sakit kepala yang biasanya memburuk di pagi hari, mual, muntah, kurang keseimbangan, dan kehilangan ingatan, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. Pasalnya, gejala-gejala tersebut bisa mengindikasikan kanker otak.

 

Share:

Popular Posts

Arsip Blog

Recent Posts